Pengakuan: Operasi Cast Lead Israel adalah Genosida
Yerusalem -BREAKING THE SILENCE: Sekitar 30 tentara Israeli bersaksi tentang pengalamannya dalam operasi militer Cast Lead Israel di Gaza: "Anda merasa seperti kanak-kanak melihat semut dengan kaca pembesar, kemudian membakarnya."
54 saksi yang melawan tentara Israel yang ikut dalam Operasi Cast Lead mengungkapkan kesenjangan laporan yang diberikan oleh tentara sehubungan dengan peristiwa Januari tersebut ; mereka diperintahkan untuk menghancurkan rumah; pembakaran phosphorous kearah penduduk di daerah-daerah dan mendorong untuk membidikan kesasaran manapun.
Setengah tahun setelah Operasi Cast Lead, organisasi "Breaking the Silence" adalah merilis buku buklet baru ini (Wed. 7 / 15) yang mengungkap pengakuan sejumlah saksi prajurit yang ikut dalam operasi. Saksi yang signifikan menampakkan kesenjangan antara pendapat resmi dari militer Israel dan kegiatan di lapangan.
Di antara 54 pengakuan yang menyatakan telah "mengakui praktik," pemusnahan ratusan rumah, masjid dan sasaran non militer, bahkan menembakkan gas phosphorous ke arah penduduk setempat, membunuh korban tidak berdosa dengan senjata ringan, maka kerusakan harta benda pribadi, dan lebih dari semua, adanya perintah struktur untuk menyiksa prajurit yang sudah tidak berdaya dengan bertindak tanpa moral. Buku kecil ini juga berisikan pengakuan sekitar 30 saksi dari tentara cadangan reguler dari berbagai unit. Saksi menunjukkan bahwa tentara itu tidak diberikan arahan yang jelas tentang tujuan operasi itu dan, sebagaimana salah satu prajurit mengakui, "tidak ada yang mengungkapkan persoalan warga sipil yang tidak bersalah."
Banyak prajurit mengatakan bahwa mereka berjuang tanpa melihat "musuh didepan mata mereka." "Anda merasa seperti anak kecil yang melihat semut dengan kaca pembesar, dan membakar mereka," salah satu prajurit bersaksi bahwa "anak berumur 20 tahun seharusnya tidak melakukan hal-hal semacam ini pada orang lain."
"Kesaksian membuktikan bahwa cara perang itu dilakukan karena sistem setempat dan bukan dari individu prajurit," kata Mikhael Mankin dari "Breaking the Silence."
Diantara kesaksian dari mereka yang ikut dalam operasi:
"Lebih baik menembak orang tak berdosa ketimbang ragu bahwa sasaran adalah musuh," kata seorang tentara yang tidak disebutkan identitasnya merujuk pernyataan atasannya yang selalu mengingatkan hal itu kepada bawahannya.
"Jika Kalian tidak yakin, bunuhlah. Menembak adalah aktivitas kita. Kita masuk ke sini (Gaza) dan membom merupakan kegemaran kita," kata seorang tentara lain yang menirukan pernyataan komandannya.
Dalam laporan setebal 112 halaman, Breaking the Silence juga menyebutkan sebuah tragedi pembantaian yang disebutnya sebagai "cara tetangga". Tentara Israel menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup dengan masuk lebih dulu ke sebuah bangunan yang diduga terdapat pejuang Gaza.
Serangan yang berlangsung selama tiga pekan lebih itu menewaskan 1.450 orang. Sebanyak 900 di antaranya merupakan warga sipil. [IslamTimes/R]