Pada masa pemerintahan George W. Bush, lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman, secara terbuka berbeda pandangan mengenai program nuklir sipil Iran. Terkait hal ini, para analis berkeyakinan bahwa statemen pertemuan kelompok 5+1 kemarin lebih mengunggulkan tidak adanya friksi antar anggota terkait program nuklir sipil Iran, ketimbang menunjukan kinerja baru dalam masalah ini. Hal ini didukung dengan statemen kelompok 5+1 tersebut yang menegaskan berlanjutnya staregi dua arah yang dijalankan Barat yaitu melanjutkan sanksi disamping meneruskan jalur diplomatis.
Naiknya Obama sebagai presiden ke-44 AS yang mengusung perubahan dalam kampanyenya, memunculkan penantian bahwa para politisi AS akan meninggalkan kebijakan Bush terkait Iran. Terutama kinerja Gedung Putih pada periode Bush mengenai eskalasi tekanan terhadap Iran yang menghadapi penentangan serius dari Rusia dan China. Di sisi lain, kelompok 5+1 kian terkucil setelah Sekjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mohammad El-Baradei berulang kali melaporkan tidak adanya penyimpangan dalam program nuklir sipil Iran. Ditambah lagi berdasarkan pasal 4 Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), setiap anggota NPT berhak untuk memanfaatkan nuklir untuk kepentingan damai.
Para analis berkeyakinan bahwa perundingan tanpa syarat dengan Iran merupakan jalan yang tepat dan menguntungkan dua pihak. Karena kebijakan pasti Iran berkerjasama dengan IAEA dan komitmennya terhadap traktat NPT menghilangkan kekhawatiran yang mungkin muncul dari berbagai pihak.
Iran telah menjalankan seluruh tanggung jawab legalnya terhadap IAEA. Maka, desakan untuk menghentikan program nuklir sipil dan menghilangkan hak legal Iran melakukan pengayaan uranium sepenuhnya hanya tendensi politis belaka.
Maka, untuk menciptakan dialog yang logis dan adil, Barat harus mengesampingkan kebijakan tendensius dan meninggalkan standar gandanya mengenai nuklir Iran. Tampaknya inilah yang ditekankan Mohammad ElBaradei dalam wawancaranya dengan CNN pekan lalu bahwa Barat harus mengakhiri kontroversinya terhadap Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar