Senin, 12 Januari 2009

Bush, Bisikan Pesan Anti Teroris ke Obama






Presiden AS, George W. Bush mendesak penggantinya, Barack Obama mematuhi kebijakan anti teroris pemerintah Washington. Beberapa hari menjelang berakhirnya jabatan kepresidenan AS, Bush dalam konferensi persnya dengan Fox News mengatakan pihaknya berharap Obama memperhatikan prinsip-prinsip perang terhadap teroris. Kini, presiden AS mengeluarkan instruksi mengenai metode menghadapi teroris. Pada beberapa pekan terakhir, Bush di protes keras oleh faksi-faksi politik dan aktivis HAM internasional terkait penyiksaan tahanan tersangka pelaku aksi teror. Berdasarkan instruksi yang dikeluarkan presiden AS tersebut, para tentara dan sipir negara ini melakukan penyiksaan terhadap para tahanan Guantanamo dan Abu Ghuraib.

Sementara itu, Presiden terpilih AS, Barack Obama berkomitmen akan menghentikan penyiksaan terhadap para tahanan guna mengangkat citra negaranya yang tercoreng di mata opini internasional.Terkait hal ini, Obama meminta ketua mendatang CIA, Leon Panetta dan direktur mendatang Intelejen Nasional, Adm. Dennis Blair menghentikan penyiksaan yang biasanya dilakukan oleh agen-agen intelejen dan keamanan AS. Statemen ini, memicu kekhawatiran pemerintahan Bush dan sayap konservatif kanan AS. Faksi politik ini dikomandoi oleh Wakil Presiden AS, Dick Cheney. Kelompok ini berkeyakinan bahwa gerakan pemberantasan terhadap teroris bisa menggunakan segala cara. Cheney menegaskan, proses introgasi para terdakwa yang terlibat terorisme bisa memasuki sisi gelap (dark side). Maksud Cheney dari dark side adalah penggunaan siksaan dalam investigasi.

Para pejabat pemerintahan Bush mengklaim penggunaan segala cara kekerasan dalam investigasi bisa mencegah terulangnya peristiwa 11 September 2001. Namun, AS demi menjamin keamanannya berulangkali melakukan pelanggaran. Kebijakan Washington ini kerap mendapat kecaman para aktivis HAM baik dari dalam dan luar negari AS. Beberapa tahun lalu, PBB menempatkan AS di dalam list negara-negara penyiksa.

Meskipun diserbu gelombang kecaman, para pejabat tinggi pemerintahan Bush mendesak dilanjutkannya aktivitas tahanan Guantanamo dan penyiksaan terhadap para tahanan. Ironisnya mereka mengklaim, jika hal tersebut dihilangkan maka akan melemahkan perang terhadap teror dan meningkatkan kerugian AS akibat serangan teroris.

Bagi Obama dan tim keamanannya, Bush dengan menggelar perang di Irak dan penjara Abu Ghuraib dan Guantanamo, malah menyimpang dari program pemberantasan terorisme dan melemahkan keamanan nasional AS. Dengan dasar ini, Obama dan kabinetnya berkomitmen akan meluruskan jalan yang keliru tersebut. Tampaknya pemerintah mendatang AS memiliki kemampuan untuk mengubah kebijakan strategis umum negaranya terkait perang terhadap terorisme, militeralisme, arogansi dan sikap sepihak yang mendominasi Gedung Putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar