Partai Islam Yordania al Amal mengecam keras keputusan pemerintah Yordania yang mengirim kembali dubesnya untuk Israel bekerja kembali di kantornya di Israel.
Khianati Rakyat
Ketua Partai Amal, Murad al Adhayila, dalam pernyatannya, Selasa (03/02), mengatakan, “Pada saat orang-orang Yordania ingin memutus hubungan dengan Zionis Israel sebagai pendahuluan untuk membatalkan perjanjian Wadi Araba, pemerintah Yordania sengaja mengambil lengkah sebaliknya dengan kehendak rakyat.”
Murad mengatakan, “Masa libur dubes Yordania untuk Israel tidak diperpanjang. Pemerintah tidak peduli dengan genosida yang dilakukan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Alih-alih mengambil langkah-langkah sanksi yang memiliki arti sebagai bentuk perlindungan terhadap rakyat Palestina dan melawan tantangan yang dihadapi keamanan dan masa depan Yordania,” pemerintah Yordania justru mengirim kembali dubesnya ke Israel.
Murad mempertanyakan alasan kegigihan pemerintah untuk tetap melakukan hubungan dengan Zionis Israel. Pada saat di mana tidak seorang pun di Yordania ini yang membela hubungan dosa ini.
Sementara itu, gerakan Perlawanan Islam Hamas menyerukan Negara-negara Arab netral dalam masalah internal Palestina dan tidak membela satu pihak dan mengorbankan pihak lain. Karena hal ini semakin memperdalam perselisihan dan perseteruan.
Hamas menegaskan sikapnya bahwa masalah syarat pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit belum berubah. Bahwa jalan satu-satunya adalah pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Dia mengatakan, “Sudah jelas bagi semua bahwa Hamas merupakan denyut nadi umat dan harapan mereka. Untuk itu semua upaya melindungi sebagian pihak atas keburukannya di hadapan umat baik pada tingkat partai maupun pemerintah semuanya parti gagal. Semua sudah terungkap. Untuk itu cara-cara menundukan itu tidak akan banyak berguna dan harus kembali diluruskan pada pilihan-pilihan umat.
Saya yakin dukungan pihak-pihak Arab pada pihak tertentu atas pihak yang lain tidak akan berguna. Yang harus dilakukan Arab adalah mendukung rakyat Palestina, berupaya membebaskan blockade, pembukaan gerbang-gerbang perlintasan dan bukan memperdalam perselisihan dan perseteruan dengan mendukung institusi tidak sah dan sudah mati, serta tidak bekerja sama dengan institusi sah hasil pemilu.”
Misri kembali menegaskan bahwa sikap Hamas tidak berubah mengenai syarat pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit. Dia mengatakan, “Persoalan tahanan Palestina adalah prioritas mutlak bagi Hamas pada fase sekarang ini. Hidup pemimpin dan prajurit kami tidak lebih mulia dari para tahanan yang mempersembahkan jiwa mereka untuk membela Palestina.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar