Rabu, 04 Februari 2009

Senjata Muqawama di Gaza 5




Posisi Strategis Roket Palestina

Mencermati peta Palestina, letak permukiman-permukiman zionis dan luasnya sistem pengamanan Rezim Zionis Israel di Tepi Barat Sungai Jordan ditambah pendeknya jangkauan roket-roket Palestina, tampaknya sulit untuk menyembunyikan roket-roket itu di Tepi Barat. Oleh karenanya mayoritas peluncuran roket ke Palestina pendudukan dilakukan lewat Jalur Gaza dan di simpan di sana.


Sekalipun Rezim Zionis Israel mengawasi ketat para pejuang Palestina, namun serangan roket sampai kini satu-satunya strategi paling berhasil yang tak mampu diredam oleh mereka. Kenyataan ini semakin diperkuat dengan keseriusan Dinas Rahasia Israel (Mossad) untuk menggagalkan setiap operasi mati syahid membuat roket menjadi pilihan paling tepat untuk menciptakan ketidakamanan di Palestina pendudukan.

Roket-roket para pejuang Palestina dengan mudah dipindah dari satu daerah ke daerah lain. Pendeknya jangkauan roket-roket ini membuat para pejuang Palestina akan berusaha mendekati perbatasan dengan Palestina pendudukan untuk meluncurkan roketnya agar dapat mencapai permukiman-permukiman zionis. Para pejuang Palestina sebelum perang 22 hari Gaza berhasil menjadikan daerah-daerah seperti Sderot, Asqalan, Netsarim, Meftahim, Netania, Negev barat, Ashdod, Sa’ad, Kefar Darom, Khan Younis, Nisanit, Kissufim, Nahal ‘Oz, Qiryat Malakhi, timur Al-Buraij, Beit Lahiya dan lain-lain.

Pendeknya jangkauan roket-roket yang dimiliki para pejuang Palestina membuat mereka selalu berusaha meningkatkan kemampuan jangkauan dan ketepatan roket agar dapat mencapai daerah-daerah penting lainnya untuk menutupi kelemahan roket mereka. Hasilnya, daerah-daerah di Jalur Gaza yang berada dalam jangkauan roket para pejuang Palestina menjadi bulan-bulanan serangan roket. Namun mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon (2001-2006) memerintahkan warga zionis di daerah-daerah tersebut mengosongkan daerah menuju daerah-daerah lain yang lebih aman. Setelah itu para pejuang Palestina memindahkan peluncuran roket-roket mereka ke daerah-daerah perbatasan dengan Palestina pendudukan dan menjadikan Asqalan, Sderot dan daerah-daerah di Negev barat sebagai sasaran mereka.

Sekaitan dengan ancaman roket para pejuang Palestina, Rezim Zionis Israel sangat mengkhawatirkan pembuatannya di Tepi Barat Sungai Jordan. Karena mayoritas daerah-daerah padat penduduk berada di sekitar Tel Aviv. Daerah-daerah ini bakal menjadi sasaran empuk roket-roket Qassam, apa lagi katyusha milik Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam bila ditembakkan dari Tepi Barat Sungai Jordan. Bila hal ini terjadi, pendudukan dan pusat-pusat industri Israel bakal terancam hebat. Sampai kini, sumber-sumber Israel menyatakan bahwa belum ada roket yang ditembakkan dari Tepi Barat Sungai Jordan. Namun pernyataan ini berbeda dengan yang diumumkan para pejuang Palestina bahwa roket Jenin dengan radius 1 mil telah ditembakkan dari utara Tepi Barat Sungai Jordan.

Bagaimanapun juga, permukiman-permukiman zionis di Tepi Barat Sungai Jordan dengan populasi lebih dari 200 ribu warga dan daerah-daerah Palestina pendudukan tahun 1948 (Israel) ke depannya tidak bisa tenang dari kemungkinan serangan roket dari Tepi Barat Sungai Jordan.

Faktor Pemicu Serangan Roket Palestina
Anggota muqawama Palestina, khususnya Brigade Syahid Ezzeddin Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam menyatakan akan melanjutkan serangan roket terhadap Rezim Zionis Israel dan memodifikasi roket-roket buatan mereka. Namun ada faktor lain pemicu meningkat atau mengurangnya serangan roket ke Israel.

Mengkaji peristiwa-peristiwa yang terjadi di Palestina membuat kita akan sampai pada satu kenyataan bahwa semakin intensnya operasi militer Israel, eskalasi agresi dan upaya membatasi serangan acak para pejuang Palestina dan operasi mati syahid membuat para pejuang Palestina memilih roket sebagai alternatif terbaik. Para pejuang Palestina meningkatkan serangan roketnya terhadap Rezim Zionis Israel dan berhasil mengancam lebih banyak keamanan permukiman-permukiman zionis.

Setelah Gilad Shalit ditawan para pejuang Palestina, Rezim Zionis Israel memperketat sistem keamanannya dan mulai meningkatkan agresinya terhadap warga Palestina. Aksi-aksi militer Israel dijawab oleh para pejuang Palestina dengan menembakkan sekitar 119 roket ke Negev barat.

Namun yang lebih penting lagi adalah sikap Rezim Zionis Israel sendiri yang tidak pernah menaati peraturan apa pun. Setiap kali rezim ini melanggar janjinya, para pejuang Palestina langsung membalasnya dengan menembakkan roket ke daerah-daerah Palestina pendudukan dengan jumlah lebih besar. Itulah mengapa setiap kali Israel melanggar aturan, kelompok-kelompok pejuang Palestina segera mengeluarkan pernyataan telah membalas serangan tersebut dan mengaku bertanggung jawab atas serangan roket ke Palestina pendudukan.

Angka Serangan Roket Palestina

Serangan roket adalah fasilitas paling besar yang dimiliki para pejuang Palestina yang mampu menyerang hingga ke daerah-daerah Palestina pendudukan.

Berdasarkan data statistik Rezim Zionis Israel, setiap tahun jumlah roket yang ditembakkan ke Israel naik beberapa kali lipat. Sejak tahun 2002 hingga 2003 terjadi lonjakan serangan 4 kali lipat. Pada tahun 2002 ada sekitar 225 serangan roket dan setahun setelah itu meningkat menjadi 861 serangan dan pada tahun 2006 melonjak menjadi lebih dari 3.000 roket.

Dalam perang 22 hari Gaza, Rezim Zionis Israel dengan serangan brutalnya tidak mampu menghentikan serangan-serangan roket para pejuang Palestina dan terpaksa mereka menyelamatkan dirinya ke bunker-bunker. Selain itu, ternyata jangkauan roket para pejuang Palestina mampu menjangkau hingga pangkalan militer Israel di Palmahim yang jaraknya 20 kilometer dari Tel Aviv. Itu berarti jarak tembak roket para pejuang Palestina berhasil mencapai jarak 50 kilometer.

Bila menyimak pernyataan Jurubicara Brigade Ezzeddin Qassam yang mengancam mampu menyerang daerah-daerah yang lebih jauh dari itu, Israel perlu memikirkan lebih jauh untuk melanjutkan serangannya ke Gaza. Akhirnya Israel menghentikan serangannya dan mengakui kekalahannya dengan menyatakan gencatan senjata sepihak setelah tidak mampu mencapai targetnya selama 22 hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar