Rabu, 01 April 2009

Presiden Sudan Tegaskan Kelanjutan Pengusiran LSM





Presiden Sudan, Omar al-Bahsir kemarin (Rabu, 1/4) mengkonfirmasikan bahwa dirinya tidak akan meninjau kembali keputusannya untuk kembali mengisur 13 kelompok organisasi non pemerintah (NGO/LSM) dari Darfur. Sebagaimana dilansir Kantor Berita Xinhua dari Khortoum, Al-Bashir mengatakan, pemerintah Sudan akan mengusir mereka dengan alasan organisasi tersebut telah menjadi front untuk kepentingan agen-agen Barat.

Presiden Sudan kembali menuding organisasi bantuan asing itu memberikan informasi keliru kepada Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) dan beraktivitas yang dapat mengancam keamanan nasional Sudan. Al-Bashir menandaskan, organisasi-organisasi itu tidak melakukan aktivitas kemanusiaan, tapi menciptakan kekacauan di Sudan. Ditambahkannya, sebagian dari mereka juga telah menandatangani kontrak rahasia dengan ICC.

Hamid Karzai: Iran, Pendukung dan Pengayom Afghanistan




Presiden Afghanistan, Hamid Karzai mengatakan, Republik Islam Iran selalu menjadi pendukung dan pengayom negaranya. Kantor Berita IRNA melaporkan, Hamid Karzai kemarin (Rabu, 1/4) seusai pertemuan para pemimpin Afghanistan, Pakistan, dan Turki di Ankara, menegaskan, Iran selalu berada di samping Afghanistan baik pada masa terbebasnya rakyat negara itu dari kekuasaan Taliban, saat pembentukan pemerintahan sementara, bahkan pada masa rekonstruksi.
Seraya menyinggung upaya Iran dalam memerangi narkotika di Afghanistan, Hamiz Karzai menuturkan, pada pertemuan Den Haag, Iran telah berupaya penuh untuk memperbaiki kondisi di Afghanistan. Di pihak lain, Presiden Turki, Abdullah Gul juga mengatakan, negara-negara di kawasan lebih mengetahui akar permasalahan dan solusinya ketimbang negara lain.

Penekanan Amr Moussa Kepada Arab untuk Meneledani Iran



Sidang kolektif pemimpin negara-negara anggota Liga Arab dan Amerika Latin di Doha, Qatar, digelar di saat dunia Arab tengah menghadapi berbagai kendala. Pernyataan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, pada pembukaan sidang tersebut menyinggung berbagai masalah mulai dari serangan Rezim Zionis Israel dan hingga pentingnya pengabaian seluruh perbedaan antarnegara-negara Arab. Moussa juga menekankan sejumlah poin penting lain yang dalam analisa akar berbagai kendala di negara-negara Arab dinilai sangat penting. Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal Liga Arab ini menyatakan, juga menekankan pentingnya perkembangan dan pembangunan riil di negara-negara Arab, juga pemanfaatan ilmu-ilmu baru guna mendukung kemajuan teknologi bangsa-bangsa Arab di dunia.

Dalam hal ini, Amr Moussa menyinggung berbagai kemajuan dan memuji perkembangan ilmiah dan teknologi yang telah dicapai Republik Islam Iran serta meminta negara-negara Arab untuk mencontoh program nuklir sipil Iran. Ia juga mengkritik berlanjutnya klaim infaktual yang bertujuan untuk mengesankan bahwa program nuklir Iran mengacu pada tujuan non-sipil. Tidak hanya itu, Amr Moussa juga menuntut pemusnahan senjata pembunuh massal.

Menjelang pelaksanaan sidang di Doha, dalam wawancaranya dengan Koran As-Sharqul Awsath, Amr Moussa menepis klaim kekhawatiran berkaitan dengan program nuklir Iran seraya mengatakan, "Yang harus dikhawatirkan adalah program nuklir Israel, bukan Iran". Pernyataan Amr Moussa yang mendapat reaksi luas dari berbagai media massa ini pada hakikatnya merefleksikan apa yang sebelumnya telah ditekankan oleh banyak tokoh politik internasional.

Pada hakikatnya, dunia Islam saat ini lebih memerlukan persatuan dan kekompakan serta mencapai kemufakatan dalam menghadapi berbagai ancaman yang sebenarnya. Menurut para pengamat, sikap realistis dan analisa transparan tanpa terpengaruh tendensi pihak asing serta tidak terpancing provokasi Barat untuk menciptakan jurang dalam hubungan negara-negara Arab dengan Iran.

Amerika Serikat telah berupaya selama bertahun-tahun mengesankan program nuklir Iran mengacu pada tujuan militer. Selain itu AS juga tak henti berupaya meremehkan keberhasilan Republik Islam Iran di bidang nuklir. Posisi Iran sebagai negara yang maju dan berkembang serta pengakuan kekuatan adidaya bahwa Iran memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam menjaga stabilitas dan keamanan regional, membuktikan kegagalan politik detente dan provokatif AS. Ditambah lagi Iran selalu menggulirkan politik pro-aktif dan selalu berupaya meningkatkan hubungannya dengan berbagai negara. Republik Islam Iran berulangkali menekankan pentingnya stabilitas dan keamanan konstan di kawasan tanpa campur tangah pihak asing. Iran menilai bahwa perkembangan negara-negara di kawasan juga merupakan perkembangan bagi Iran.

Sergei Ryabkov: Iran Berhak untuk Memanfaatkan Energi Nuklir Damai

Sample ImageDeputi Menteri Luar Negeri Rusia Bidang Perlucutan Senjata dan Keamanan Internasional, Sergei Ryabkov mengatakan, hak Republik Islam Iran untuk memanfaatkan energi nuklir damai tidak bisa dipungkiri dan tidak ada negara yang dapat mengingkari hal tersebut. Sebagaimana dilaporkan IRNA dari Moskow, Sergei Ryabkov kemarin (Rabu, 1/4) dalam wawancaranya dengan Televisi Russia Today, mengajak Iran untuk bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan berunding dengan kelompok 5+1.

Sergei Ryabkov menilai penting perundingan Iran dengan kelompok 5+1 dan menyerukan kedua pihak untuk berunding secara serius terkait program nuklir Iran. Rusia menilai program nuklir damai sebagai hak mutlak Iran sebagai anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT). Moskow juga menilai program nuklir Iran bertujuan damai, hal ini dengan memperhatikan tidak ditemukannya penyimpangan dalam program nuklir Tehran lewat sejumlah inspeksi yang dilakukan IAEA.

Untuk Garis Perbatasan, Pemerintah Irak Operasikan Pesawat Tanpa Awak

Sample ImageKementerian Dalam Negeri Irak mengkonfirmasikan penggunaan pesawat tanpa awak dalam mengontrol keamanan garis perbatasannya. Sebagaimana dilansir Kantor Berita Xinhua, Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Abdulkarim Khalaf menyatakan, operasional pesawat tanpa awak di Irak telah dimulai sejak dua pekan lalu, dan pesawat-pesawat tersebut bertugas mengawasi garis perbatasan Irak sepanjang lebih dari 3.600 KM.

Seraya menjelaskan alasan penggunaan metode baru dalam mengontrol garis perbatasan, Abdulkarim menuturkan, penggunaan pesawat tanpa awak untuk tujuan tersebut merupakan terobosan pertama pemerintah Irak. Ditambahkannya, pemerintah akan memaksimalkan operasional pesawat itu pada malam hari. Pesawat tanpa awak dengan dibantu alat sensor panas dapat mengidentifikasi suhu panas tubuh manusia.

Lieberman: Ketentuan Annapolis tidak Memiliki Keabsahan

Sample ImageMenteri Luar Negeri Rezim Zionis Israel, Avigdor Lieberman menyatakan bahwa Israel tidak terikat dengan sejumlah keputusan yang dicapai pada konferensi perdamaian Timur Tengah di Annapolis, AS. Sebagaimana dilansir AFP, Avigdor Lieberman kemarin (Rabu, 1/4), menyampaikan hal itu pada acara serah terima jabatan menlu Rezim Zionis Israel dari Tzipi Livni kepada dirinya. Dikatakannya, hanya ada satu alasan yang mengikat kami yaitu sebuah arah yang digambarkan dalam "peta jalan" perdamaian. Lieberman bahkan mengklaim Israel tidak pernah meratifikasi perjanjian Annapolis, begitu juga parlemen.

Lebih lanjut, menlu baru Rezim Zionis Israel ini mengatakan, peta jalan merupakan satu satunya prakarsa perdamaian yang disusun oleh komisi segi empat yaitu, AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB. Ditandaskannya, peta jalan telah menggariskan pembentukan negara Palestina berdampingan dengan Israel. Peta jalan telah diratifikasi pada musim panas 2003, namun hingga kini belum diimplementasikan.

Dalam konferensi Annapolis pada 2007 lalu, Ehud Olmert dan Mahmoud Abbas sepakat untuk memulai kembali perundingan damai guna mancapai kata sekapat terkait pembentukan negara merdeka Palestina berdasarkan peta jalan. Landasan peta jalan menegaskan pembentukan negara Palestina, namun Rezim Zionis Israel selalu mengabaikan peta jalan dan mengajukan sejumlah proposal lain guna memuluskan rencana jahatnya di kawasan.

Ahmadinejad: Program Nuklir Iran, Komoditas Politik Musuh

Sample ImagePresiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, program nuklir termasuk isu yang dimanfaatkan pihak musuh untuk menodai kemuliaan dan wibawa bangsa Iran. Ahmadinejad kemarin (Rabu, 1/4) saat mengunjungi daerah bekas perang Irak-Iran di barat daya negara ini, menuturkan, negara adidaya dan kekuatan arogan secara pasti akan kalah dan tunduk jika masih mempertahankan kebijakannya itu. Ahmadinejad menyerukan negara-negara adidaya untuk mengubah kebijakannya dan berhenti berlaku kejam serta arogan di dunia.

Seraya memaparkan perang dan instabilitas yang diciptakan oleh negara-negara besar di kawasan, Ahmadinejad menegaskan, bangsa Iran akan memutuskan setiap uluran tangan yang berupa penghianatan dan tipu daya. Menyinggung perang yang dipaksakan Rezim Saddam dan negara-negara Barat terhadap Iran, Ahmadinejad menandaskan, perang yang dirancang oleh negara-negara arogan itu bertujuan memusnahkan poros pencipta kemuliaan dunia, namun mereka gagal merealisasikan ambisi busuknya tersebut.