Jumat, 30 Januari 2009

Politik Setan


Oleh: M Turkan

Sesungguhnya Fira’un telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya terpecah belah; dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fira’un termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dan Kami akan teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fira’un dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan. (QS. Al-Qashash: 4-6)

Imam Khomeini membagi politik menjadi tiga bagian: Politik Satwa, Politik Setan dan Politik Tuhan. Dalam politik pertama, masyarakat dituntun kepada keuntungan duniawi dan pemenuhan materi saja. Pada politik ketiga, manusia dibawa ke tingkat yang paling utama; tidak hanya sekedar memenuhi sisi materi, akan tetapi mengisi manusia dengan nilai-nilai ilahiah dan kedekatan maknawi kepada Tuhan. Sementara dalam politik kedua, manusia diarahkan ke tujuan yang bersifat kekuasaan dan masyarakat diajak untuk selalu haus akan kekuasaan dan posisi.

Dapat diamati bagaimana politik setan ini tidak pernah berubah sejak zaman Fira’un hingga sekarang; yakni melakukan upaya pecah belah dengan cara menguatkan sebagian pihak dan melemahkan yang lain dengan memberi iming-iming kekuasaan dan kekuatan. Bahkan untuk itu mereka tega melakukan kekejian bahkan sampai pada pembunuhan bayi-bayi yang baru lahir, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an. Artinya, untuk meraih dan melanggengkan kekuasaan, mereka tega sekalipun harus membunuh jutaan orang.

Praktek pembantaian dan pembunuhan massal seperti yang terjadi di beberapa negara adalah hal yang wajar dan lumrah dalam ambisi orang-orang yang mengejar kekuasaan. Dan tidak hanya pada kasus di atas, peristiwa yang saat ini sedang berlangsung dan terus berkembang seperti di Sudan, Iraq, Palestina, Yaman, Afganistan dan disebagian negara-negara Islam, adalah bukti nyata akan bengisnya praktek politik setan ini. Kalau mau jujur, itu sebenarnya disebabkan oleh satu faktor saja, yaitu kekhawatiran akan runtuhnya "hegemoni", kekuasaan dan pemerintahan mereka. Persis kekhawatiran yang ada pada Fira’un di saat dia merasa akan muncul seorang bayi yang akan menumbangkan kekuasaannya, sehingga ia harus membunuhi bayi-bayi yang baru lahir.

Pada saat yang sama, penguasa-penguasa dzalim atau Fira’un-Fira’un ini menebarkan virus-virus fitnah guna menutupi kejahatan itu dengan cara mencari kambing hitam. Selain itu, mereka menempatkan diri mereka pada posisi sebagai pahlawan dan polisi dunia. Negara mana pun akan mendapatkan dukungan yang bersifat semu dalam segala bidang seperti ekonomi, politik, stabilitas keamanan, dan sebagainya jika mereka siap berdiri di belakang kekuasaan yang dibangunnya. Sebaliknya bila menentang, negara tersebut akan diganggu, dibuat rusuh, dipecah belah, sebelum akhirnya “dikunyah”. Ini persis dengan apa yang tengah dialami oleh negara Iran. Karena dianggap membangkang dan diangap sebagai benalu oleh mereka, Iran selalu digoyang stabilitasnya di berbagai bidang. Namun sialnya mereka tidak sadar kekuatan rakyat Iran tidak bisa dilumpuhkan dengan slogan dan gertakan.

Saat ini, fira’un-fira’un hadir dan ada di mana-mana di samping bayang-bayang Fira’un terbesar; Amerika Serikat. Dengan segala kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, ia memaksakan kehendaknya ke atas seluruh bangsa, meruntuhkan sebagian di antaranya dan mengukuhkan sebagian yang lain. Dan di lain pihak, tidak ada yang ditakuti oleh Amerika selain gerakan-gerakan kemerdekaan di atas asas Islam. Sebab, Islam hanya mengakui kekuasaan Allah dan menentang kekuasaan dzalim dari siapa pun.

Dalam Tauhid disebutkan bahwa setiap manusia harus bergantung hanya kepada kekuasaan Allah, dan manusia tidak berhak mengakui kekuasaan selain kekuasaan Allah swt. Dengan demikian, slogan dan garis perjuangan yang dijalankan mereka meyakini bahwa Islam dan Allah swt adalah satu-satunya penguasa yang harus ditaati. Ini sangat tidak menguntungkan bahkan kuat mengancam kelanggengan kekuasaan Fira’un di manapun dan kapanpun. Oleh karena itu, adalah hal yang wajar bila Islam menjadi musuh utama bagi para politisi yang berorientasi pada kekuasaan dan lambung. Bahkan permusuhan ini ditegaskan kembali setelah peristiwa 11 September 2001. Penegasan ini sangat kentara ketika Bush membuat garis merah; “Aku atau Teroris”.

Sejak saat itu, ketika terjadi kejahatan dan pembunuhan di mana saja, mereka selalu menjadikan Islam sebagai kambing hitam dari segala bentuk kejahatan, walaupun pelaku kejahatan itu mereka sendiri. Dengan segala kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki, mereka melakukan propaganda luar biasa dengan menyebarkan kepada opini umum untuk meyakinkan dunia bahwa Islam identik dengan kekerasan, kebrutalan, teror dan terorisme. Sambil memainkan peran bohong mereka sebagai polisi dunia yang melindungi hak asasi manusia dan nilai kemanusiaan dan atas nama demokrasi, mereka menekan negara-negara dunia ketiga agar menapaki langkah mereka dan menyembah kekuasaan yang mereka genggam

Pekerjaan mereka adalah pekerjaan setan. Mereka adalah para budak setan dengan menjadikan manusia saling mencurigai, memusuhi, dan berperang satu sama lain. Kemudian mereka mendukung kelompok yang mendukung kekuasaan mereka dan memerangi kelompok yang tidak menyembah terhadap kekuasaan dan kemauan mereka. Allah Swt. berfirman:“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu…(Al-Ma’idah: 91). Inilah yang dimaksudkan oleh ayat dalam surat Al-Qashash di atas bahwa Fira’un senantiasa berupaya melemahkan sebagian golongan dan menguatkan sebagian yang lain.

Ironis sekali ketika kita melihat banyaknya politisi di dunia ketiga semisal di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam menarik garis dan menghubungkan tujuan-tujuan yang sama dengan para politisi setan (Amerika dan Barat). Tangga politik yang mereka injak adalah semata-mata demi kekuasaan dan perut mereka. Kalau saja para politikus itu ketika membuat partai dan menjadikan partai itu sebagai sekolah untuk mendidik para calon politikus untuk melayani masyarakat dan negara, atau ketika mereka duduk di tempat-tempat terhormat, dia akan menghabiskan waktunya untuk melayani rakyat; bukan untuk mengganyang rakyat. Yang lebih parah dari itu, saat Indonesia mulai beranjak ke demokrasi dan multipartai, mereka duduk di kursi empuk dan mengkotak-kotak negara dengan dalih menyejahterakan rakyat. Ini naif sekali.

Memang wajah politikus bangsa kita persis badut yang bertopeng malaikat tapi hati mereka busuk seperti Fira’un dan terbelenggu dengan jaring setan besar.

Dari Rasulullah saw. kita menangkap isyarat, “Beruntunglah orang-orang yang sibuk dengan aib dan kezalimannya ketimbang sibuk dengan aib dan kezaliman orang lain.” Artinya, setiap kita mesti berjuang membebaskan hatinya dari kekuasaan setan. Ia harus berusaha menciptakan keadilan dalam dirinya. Jika kezaliman masih berkuasa di hatinya, maka jangan harap kita bisa percaya kepada penguasa seperti mereka.

Disadari atau tidak, atau mungkin berpura-pura pongah bila saat ini para pemimpin negara-negara adikuasa pada hakekatnya adalah Fira’un besar. Langkah-langkah politik mereka cermin politik setan yang hanya merefleksikan kejahatan dan untuk kejahatan. Begitu pula jika para pemimpin dunia ketiga; selama berorientasi pada kekuasaan dan perut maka, hakikat mereka adalah Fira’un yang hatinya belum terbebaskan dari kekuasaan setanik, sehingga yang muncul darinya juga kejahatan dan demi kejahatan.

Dalam banyak cara merusak citra Islam, mereka menebar opini bohong dan fitnah. Mereka berharap setiap orang akan ketakutan dan tidak nyaman apabila bersentuhan dengan Islam dan merasa malu bila disebut sebagai muslim. Mereka berusaha agar dunia ini terasa sempit bagi orang-orang Islam. Mereka telah berbohong dengan mengatakan bahwa Islam hanya dibangun di atas kekerasan, terorisme dan perang.

Mereka mengindentikkan orang-orang kafir dan munafik dengan orang-orang yang tidak menerima Islam (nonmuslim). Padahal, orang-orang kafir dan munafik tidaklah sama dengan orang-orang yang tidak beragama Islam. Orang-orang kafir adalah mereka yang menolak dan memerangi kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang memaksakan kebohongan terhadap orang lain, buas, liar, bertindak tanpa aturan, dan hanya mengikuti hasrat setan. Sementara munafik adalah sekelompok orang yang tak bermoral, manusia pengecut yang ingin hidup di bawah kebijakan Islam tetapi selalu berusaha menggerogoti dan menghancurkan Islam dari dalam.

Tentu saja, ada banyak lemparan tuduhan mereka terhadap upaya melawan gejala buruk di atas. Mereka sangat tangkas untuk berkompetisi menyebutnya sebagai kekerasan dan terorisme. Jika memerangi kejahatan dan kepengecutan semacam itu dianggap begitu, biarkan saja mereka mengatakan bahwa Islam agama kekerasan.

Politik Islam dibangun menjulang di atas moralitas dan kemanusiaan sehingga dengan politiknya akan selalu berhadapan dengan kebiadaban dan ketidakadilan. Politik Islam selalu memerangi penipuan, pengkhianatan, terorisme dan segala bentuk sifat-sifat buruk setani. Islam dengan politiknya tidak mengejar kekuasaan, karena kekuasaan hanya milik Allah Swt. semata. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Islam mencintai perdamaian, yaitu perdamaian yang berasaskan keadilan dan kemanusiaan. Islam tidak hanya menghendaki manusia hidup sejahtera dan damai dari sisi materi saja, sebab ini adalah politik satwa yang hanya mementingkan seputar lambung dan nafsu.[]

Dunia Semakin Mengejutkan: Iran Vs AS Menuju Perang Dunia Ketiga

Oleh: Muhammad Alkaf

Pasca kemenangan historis dan dramatik pasukan “majelis taklim” Hizbullah, Lebanon, rencana Amerika dan Israel untuk membangun Timur Tengah Baru dengan peta dari Tel Avif, sungai Furat sampai sungai Nil kini tinggal mimpi belaka. Sekarang telah muncul “Timur Tengah Baru” yang didesain oleh kehendak perjuangan tak kenal lelah Hizbullah. Mitos pasukan Israel yang tak terkalahkan sudah terhapus dari benak dan otak. Sudah tinggal cerita masa lalu bahwa Israel mampu mengalahkan beberapa negara Arab hanya dalam tempo tiga hari selama perang Arab-Israel.

Menghadapi pasukan majelis taklim—saya menyebutnya pasukan majelis taklim, karena jumlah tentara hizbullah hanya ribuan dan dengan peralatan yang “kurang canggih dan pas-pasan” bila dibandingkan dengan persenjatan militer Israel —pasukan Israel bak tikus-tikus yang lari tunggang langgang karena ketakutan. Pasukan Israel harus menelan pil pahit kekalahan bersejarah selam perang 33 hari musim panas tahun lalu.

Kemenangan di luar dugaan banyak kalangan tersebut kiranya mampu menepis anggapan sebagian orang bahwa rasa-rasanya mustahil membebaskan secara permanen Al Quds dari cengkraman Israel . Bahwa pembebasan Palestina itu mudah jika umat Islam solid, bersatu dan mempunyai tekad bersama yang kuat. Bukankah Imam Khomaina ra pernah mengatakan bahwa andaikan setiap Muslim membawa satu ember air lalu diguyurkan ke Israel niscaya seluruh Israel tenggelam? Ini sebuah ilustrasi yang menarik. Imam mengingatkan kita bahwa umat Islam mempunyai potensi besar bila mereka mau bersatu untuk mengganyang musuhnya. Persoalannya adalah kita masih sibuk dalam perselisihan dan percekcokan internal yang tidak perlu, seperti isu mazhab: Sunnah-Syiah dll.

Jumat terakhir bulan Ramadhan yang dicanangkan Imam Khomaini sebagai hari Al Quds dan beliau menyebutnya sebagai hari Islam dan hari pembebasan kaum mustadafin di seluruh dunia adalah keputusan bersejarah yang sangat brilian dan patut diapresiasi secara maksimal oleh umat Islam dimana pun mereka berada. Turunnya jutaan orang di pelbagai belahan propensi Iran untuk meneriakkan yel-yel “mampus Amerika”, “mampus Israel” Jumat kemarin, 5/10/2007 begitu juga di Indonesia, Irak, Afghanistan, Lebanon dsb akan menjadi mimpi buruk buat Israel dan isyarat jelas bahwa mereka adalah penjajah dan masa kekuasaan mereka sudah berada di ujung tanduk.

Dunia ke depan mungkin akan menyaksikan serangkaian kejutan-kejutan baru yang lebih di luar dugaan banyak pakar politik. Sesuatu yang pasti adalah bahwa jarum sejarah dunia selalu menuju ke arah Islam. Bola kini selalu mengarah ke Islam. Siapa menyangka Iran yang diembargo lebih dari 20 tahun oleh Amerika dan mengalami “babak belur” selama perang dengan Irak kini dengan mengandalkan potensi sarjana-sarjana dalam negerinya mampu mencapai tehnologi nuklir, bahkan Iran telah mengklaim telah masuk dalam jajaran negera-negara yang menguasai tehnologi nuklir. Siapa mengira, akhirnya justru Hamas yang tidak dikehendaki Barat memimpis mayoritas suara di pemilu Palestina. Siapa menduga skenario Amerika untuk membikin pemerintah boneka di Irak gagal, dan di Irak, mereka justru memasuki lumpur yang sangat sulit bagi mereka untuk keluar darinya. Sementara itu, di Turki, hembusan angin Islam menerpa muka media ketika kelompok berhaluan Islam mampu memperoleh suara signifikan di majelis. Turki yang kental berhaluan sekuler kini harus berhadapan dengan kelompok Islam yang duduk di kursi kekuasaan yang tinggi. Dan Ahmadinejad semakin mengejutkan dan bersinar dan layak disebut “the one man of year” ketika pidato, penampilan santunnya, dan kekuatan logikannya di Universitas Kolombia mampu meredam pertanyaan-pertanyaan nakal ttg Iran dan Islam. Dan minimal selama 2 hari media barat dan media dunia sibuk mengulas dan membicarakan orang nomer wahid di pemerintahan eksekutif Iran ini. Iya, Ahmadinejad keluar sebagai the real winner, sedangkan Bush dan antek-anteknya menikmmati posisi sebagai rennur-up, atau mungkin lebih tepat pecundang.

Media Barat selalu berbicara ttg kemungkinan dan semakin dekatnya operasi militer Amerika terhadap Iran . Utamanya, setelah mereka melihat bahwa Iran tetap bandel dan tak bergeming pasca penjatuhan dua kali sangsi Dewan Keamanan PBB yang tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap kebijikan politik dan ekonomi. Persoalannya apakah mudah menginvasi Iran? Apakah Iran seperti Irak dan Afganistan? Apakah Iran tidak punya peralatan militer berarti yang bisa mengimbangi serangan militer AS? Apakah Amerika dan sekutunya begitu mudah menaklukkan Iran yang terkenal dengan patriotismenya dan semangat syahadah (menjadi syahid di jalan Allah) karena terinspirasi dengan perjuangan Imam Husin as?

Masih cukup segar dalam ingatan kita bahwa perang Irak-Iran , Iran dikeroyok oleh lebih dari 30 negara. Tapi apa yang terjadi? Bara revolusi Islam bukan hanya tidak padam, bahkan semakin menyala dan terang-benderang. Pasukan Islam Iran mampu merebut kembali beberapa kawasan yang dikuasai oleh Pasukan Sadam dengan senjata yang sederhana dan mereka berhasil mencegah ambisi Sadam dan Amerika. Sehingga saking pusingnya Sadam menghadapi pasukan Iran , lalu ia mengunakan senjata Amerika yang dibelinya dari Eropa dan Amerika. Kini, kita tahu bahwa pasukan Iran sekarang bukan hanya tidak lemah bahkan jauh lebih kuat secara moril dan meteril (persenjataan). Bahkan kementeriaan pertahanan Iran baru-baru ini melaporkan bahwa dalam sebagian bidang persenjatan penting, Iran sudah mandiri dan “overdosis” alias lebih dari cukup. Tentu tidak semua persenjatan yang dimiliki Iran dipamerkan ke publik. Alhasil dari apa yang diberitakan saja, persenjatan Iran terasa paling keren dan mentereng di Timur Tengah. Karena itu, wajar saja dan bukan omong kosong bahwa pemimpin spiritual tertinggi Iran , Ayatullah Khamenei berulang kali menegaskan bahwa serangan militer sekecil apapun terhadap negaranya akan dibalas dengan pukulan telak dan keras.

Orang yang menilai bahwa kalau Iran diserang oleh AS maka tamatlah riwayat negeri Mullah ini adalah orang yang tidak baca koran atau tidak mampu membeli koran sehingga tidak tahu menahu apa-apa. Jika memang Iran mudah ditaklukkan dan diduduki, maka logikanya sejak dahulu Amerika akan melakukan itu, bukan malah menunggu tumbuh besar dan kuat. Sebab, pohon Revolusi yang berkah ini telah tumbuh kuat dan akarnya kokoh serta daunnya menjulur ke angkasa, sehingga mencabutnya bukan perkara mudah, kalau tidak dikatakan mustahil. Simpati rakyat dunia sekarang begitu tampak pada Presiden Iran. Ahmadinejad disambut luar biasa oleh rakyat di negara yang dikunjunginya dalam beberapa kunjungannya di kawasan Asia , Amerika Latin dll. Bandingkan dengan amarah dan demontrasi anti Bush yang mewarnai lawatannya ke pelbagai penjuru dunia. Menurut hemat saya, hanya ada satu kunci untuk menghabisi dan menguasai Iran, jauhkan umat dari ulamanya dan non-aktifkan majelis-majelis yang menghidupkan peringatan Asyura. Selama di kalbu anak-anak muda Iran masih ada nama Imam Husain dan perjuangannya dalam membela agama kakeknya Nabi Muhammad saw, maka kekuatan apapun di dunia ini tidak akan pernah dapat menumbangkan Republik Islam Iran.

Akhirnya, jika Bush memanfaatkan kegilaan pribadi dan politiknya untuk tetap menyerang Iran, apapun yang terjadi, maka kita akan saksikan peperangan besar yang dampaknya mengelobal dan mendunia. Dan Iran lebih siap untuk menyambut tantangan dan petualangan Amerika. Sedangkan moral pasukan AS saat ini sedang drop karena terbukti banyak tentara mereka yang secara suka rela bunuh diri dan angkanya sangat memprihatinkan dan banyak anak-anak muda lari dari pendaftaran menjadi tentara, sehingga karena itu dewan pertahanan Amerika perlu mengimang-iming mereka dengan gaji yang besar. Sementara Iran memiliki lebih dari 15 juta pasukan basiji (tentara sukarela dari kalangan rakyat yang terlatih secara militer). Dan pasukan Iran merindukan kehadiran di tengah medan perang untuk membela Islam dan meneguk madu syahadah. Tidak ada ibu-ibu yang protes karena anaknya terbunuh seperti yang terjadi di Amerika. Tidak ada istri-istri yang menyalahkan pemerintah karena mengirim suami-suami mereka ke front. Jusru pasukan Iran diantar oleh ibu dan istri mereka menuju front untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Pemandangan seperti ini biasa kita saksikan selama perang Irak-Iran. Dan jangan lupa bahwa masyarakat Iran sangat loyal kepada pemimpin agama. Jika pemimpin spiritiual tertinggi Iran, Ayatullah Khamenei menabuh genderang perang melalui fatwanya maka kita pasti akan menyaksikan mayoritas rakyat Iran, tua-muda akan mendukung dan mengamininya, atau bahkan mensyukurinya karena mereka diberi kesempatan untuk menjadi syahid dan menyetor nama-nama syuhada dari keluarga dan kerabat mereka. Masyarakat seperti ini jangan ditantang dan ditakut-takuti dengan perang, tapi ajaklah damai. Karena bila sedikit saja Anda berlaku zalim kepada mereka, maka mereka akan mengejar dan menuntut Anda.[]

Selamat menikmati kejutan berikutnya!

Artis Samantha Morton Protes BBC Karena Tak Empati Pada Gaza


samantha-morton

Kantor BBC, di Glasgow, Inggris, Senin (26/1) diduduki selama dua jam oleh ratusan massa kelompok antiperang Inggris. Mereka memprotes penolakan BBC untuk menyiarkan iklan penggalangan bantuan bagi warga Palestina yang dimotori organisasi Medical Aid for Palestinians (MAP).

Ratusan massa itu terdiri dari aktivis, selebritas, pemuka agama, dan anggota parlemen. Salah satunya aktris Inggris Samantha Morton, yang menyatakan tidak akan mendukung acara yang dibuat BBC. Bahkan, ia merasa malu pernah bekerja dan menerima bayaran dari lembaga yang mengambil keputusan yang tidak bijak.

“Saya sangat terkejut, karena itu iklan layanan masayarakat. Masyarakat memiliki hak untuk mengumpulkan sumbangan bagi korban perang Gaza. Apalagi bisa muncul di televisi. Ini bukan iklan politis,” kata pemenang Golden Globe dan nominator piala Oscar ini, seperti dilansir Press TV.

Lahir di Nottingham, Inggris, Samantha Morton mendapatkan pelatihan di pusat Junior Television Workshop. Dari sini ia mendapatkan tawaran main dalam serial teve tahun 1993 Cracker, dilanjuti dengan Peak Practice (1993) dan Medics (1990).

BBC beralasan, penolakan itu karena ingin terus menjaga reputasi dan kenetralan dalam konflik Timur Tengah. Stasiun televisi publik Inggris itu juga tidak yakin uang yang terkumpul nantinya benar-benar sampai ke tangan warga Palestina yang membutuhkan. Padahal, sebelumnya, BBC mendukung program serupa yang digalang untuk sejumlah korban perang dan bencana alam di Kongo dan Myanmar.

Sementara itu, sejumlah stasiun televisi saingan BBC, yaitu Channel 4, ITV, dan Five telah menyatakan bersedia menayangkan iklan tersebut. Begitu pula Sky, walaupun masih belum memutuskan.

Sementara Ketua Badan Atom Internasional membatalkan wawancara dengan BBC sebagai protes atas sikap BBC yang tidak berempati kepada warga Gaza korban Agresi Israel, sebagaimana dilaporkan aljazeera.

Darah Kalahkan Pedang


Sejak aktif memuat berita dan artikel seputar agresi Israel atas Gaza, jumlah pengunjungnya melonjak dari rata-rata 1000 sehari menjadi rata-rata 3000 sehari. Puji Tuhan, ternyata blog yang merupakan situs gratisan bisa menjadi sarana dakwah dan pencerahan.

Tapi, di tengah kegembiraan ini, ada yang menyedihkan. Hampir setiap hari comment-comment bodoh dari segelintir “zionis mini” mulai datang menyerbu dengan tulisan bernada mencaci, bahkan mengancam.

Mungkin mereka termakan oleh media pro Israel dan Imperialisme AS sehingga beranggapan bahwa serangan Israel atas Gaza yang menelan korban wafat 950 orang lebih itu (30% bayi dan remaja) merupakan reaksi dari serangan roket Hamas terhadap Israel.

Boleh jadi, karena kekurangan data, mereka tidak tahu bahwa serangan roket-roket sederhana (sebagian besar buatan sendiri) itu merupakan reaksi dari blokade Israel atas darat, udara dan laut Gaza selama lebih dari 2 tahun.

Ada pula yang menolak bersimpati karena pemahaman nasionalisme yang melenceng seraya beranggapan bahwa bangsa Indonesia tidak perlu ikut demo untuk menunjukkan solidaritas dengan apologi bahwa negara kira sedang mengalami banyak masalah, dan karena Gaza adalah masalah negara lain dan bangsa lain, antara Israel dan Arab.

Nasionalisme sejati mengharuskan cinta pada kebebasan dan solidaritas dengan semua bangsa yang direbut kedaulatannya. Nasionalisme sejati adalah cinta Tanah Air dan cinta bangsa, cinta umat manusia.

Aksi pembantaian Israel adalah isu kemanusiaan, bukan khusus bagi sebuah agama atau ras. Karena itu demonstrasi pro Gaza tidak hanya terjadi di negara Islam, namun melanda seluruh dunia, di Eropa dan Amerika Latin, bahkan kaum yahudi anti Zionisme juga melakukan unjuk rasa di Tel Aviv.

Lebih dari itu, negara-negara Islam dan negara-negara Arab, juga negara-negara dunia ketiga adalah mitra bangsa Indonesia di forum-forum OKI, ASEAN, ASIA-AFRIKA, NON BLOK dan PBB. Sebagai contoh, bangsa Iran adalah bangsa yang sangat cinta jatidirinya dan bangga memiliki sejarah peradaban panjang dan gemilang. Namun dengan semua kebanggaan etnik, geografis, historis dan bahasanya, bangsa Iran menunjukkan semangat mandiri dalam segala bidang. Nasionalisme tetap dipertahankan tapi kepedulian dan dukungan kepada perjuangan anti hegemoni AS tetap diperlihatkan. Karena itu, Iran yang Islam mau bersekutu dengan Venezuela, Bolivia, Brasil, Kuba dan negara-negara Kristen anti hegemoni AS di Amerika Latin.

Jadi, persoalannya bukan Islam dan Arab, tapi zionisme, imperialisme, dan rasialisme. Jadi, nasionalisme tidak berarti anti terhadap nation lain juga tidak berarti tidak bersimpati kepada derita bangsa lain. Saat bangsa Indonesia mengalami bencana tsunami, hampir setiap nation di dunia bersimpati dan memberikan sumbangan.

Isu yang penting adalah pendudukan dan penjajahan, bukan sekedar perang. Ia bahkan bukan perang, tapi sebuah genosida.

Rupanya hati para budak zionis ini tidak sedikitpun tersayat saat melihat gambar dan tayangan-tayangan anak-anak yang tertimbun di bawah reruntuhan, luka-luka bahkan kedua mata karena senjata fosfor yang ditaburkan oleh pesawat-pesawat Israel.

Di luar itu semua, reaksi bangsa Indonesia, baik Muslim maupun non Muslim terhadap aksi pembantaian Israel di Gaza sangat mengharukan. Di Sukabumi, demi menunjukkan solidaritas dan simpati kepada anak-anak di Gaza, mengadakan lomba lempar foto Bush dan Olmert dengan tomat. Bangsa ini adalah kumpulan dari insan-insan yang tak rela hidup tanpa empati, sayang dan peduli kepada sesama. Sedangkan para zionis-zionis mini tidak lebih dari limbah-limbah.

Para pecinta damai dan kebebasan mesti yakin, bahwa ketangguhan dan cinta kebebasan dan doa bocah-bocah di seluruh dunia, termasuk Indonesia bisa mengalahkan pasukan Israel dcengan senjata-senjatanya yang canggih. Karbala pada 60 hijriah silam menjadi bukti bahwa darah bisa mengalahkan pedang. Mampus zionis!(adilnews)a

FOTO-FOTO KORBAN JALUR GAZA


null

Wahai saudaraku, apapun AGAMAmu, RASmu, TRADISImu, BUDAYAmu!!!
Masih pantaskah pelaku pembunuhan macam ini ada di muka bumi? Untuk apa dibentuk yang namanya PBB, HAM dll jika pembantaian di jalur GAZA oleh ISRAEL masih dibiarkan hingga kini???

nullBayangkan jika anak-anak kita sedang bermain layaknya mereka anak kecil yang bermain tiba-tiba tubuh mereka terhempas seketika dan terbentur tembok hingga mematahkan tulang-tulangnya?
Bayangkan seorang ibu yang sedang menyusui bayinya di dalam kamar tiba-tiba terjungkal tertimpa atap rumahnya beserta bayi yang sedang disusuinya.
Bayangkan seorang suami yang sedang menunaikan kewajibannya untuk mencari nafkah secara mendadak mendapati kaki dan tangannya hilang.

Bukan menyedihkan lagi, tapi MENYAKITKAN!!!

Saya melihat foto-foto jepretan korban di jalur GAZA sangat menyedihkan. Sebegitu parahnya ISRAEL menggempur tanah Palestina hingga menyebabkan korban-korban yang tidak berdosa.

Ya Allah, hanya Engkaulah yang tahu hikmah di balik semua ini.
Ampunilah dosa-dosa para korban yang meninggal karena peristiwa tragis ini.
Dan limpahkanlah kepada mereka pahala yang setinggi-tingginya, agar mereka tenang di alam sana.

Ya Allah, lindungilah para Mujahidin yang pergi kesana demi membela saudaranya dari serangan ISRAEL.
Dan bila mereka mati di saat perang, jadikanlah mati mereka sebagai mati JIHAD.

Illahi Amin

Poster pahlawan Gaza-Palestina

Bisnis Baru di Gaza: Jual Poster Para Pahlawan

poster-para-pahlawan-brigade-al-qasaam

Satu lagi bukti dukungan warga atas perlawanan militer yang dipilih oleh Hamas, Jihad Islam dan faksi-faksi perlawanan di Gaza.

Di Kota Gaza, banyak warga berdesakan di tempat percetakan Nibras yang memproduksi poster dan spanduk berwarna bergambar kerabat atau teman mereka yang sudah meninggal akibat serangan Israel.

Warga Palestina menyebut mereka yang tewas sebagai “martir”. Martir dikenang dengan menggantungkan poster yang menampilkan foto dan nama mereka di rumah dan lokasi sekitarnya.

Namun belum pernah orang meninggal begitu banyak seperti sekarang ini, ketika pasukan Israel menggempur Jalur Gaza sejak 27 Desember lalu. Bagi sebagian orang, situasi ini mendatangkan peluang bisnis pasca 22 hari serangan Israel di Jalur Gaza.

Sebelum perang berkecamuk, cuma sekitar 30 persen pesanan di percetakan adalah pesanan poster bergambar orang mati. Sisanya, kata Ahmed al-Hor- pemilik Nibras, adalah pesanan untuk papan nama toko, label produk kemasan seperti kecap dan sambal botol, atau makanan dan sabun bayi. Sekarang, 90 persen pesanan adalah poster orang mati.

Poster orang mati itu laris manis. Para calon pemesan membanjiri toko Nibras. Mereka semua adalah pria yang sebagian besar berjenggot, dan beberapa mengenakan celana dan jaket militer.

Beberapa pelanggan mengaku kalau mereka punya hubungan dengan kelompok bersenjata Gaza, dan mereka memesan poster bergambar para pejuang yang gugur.

Sebut saja Mohammed Bedawi- seorang pejuang Jihad Islam yang gugur. Kematiannya diperingati dalam sebuah poster pesanan sepupunya, Abed Bedawi. Abed membentangkan poster sepupunya saat tewas berusia 20 tahun.

Dalam poster besar itu, Mohammed Bedawi yang tampak tegas, dikelilingi siluet pohon-pohon palem dan burung-burung yang sedang terbang. Teks dalam poster itu bertulis “Sebagai ucapan selamat tinggal.” Di sudut atas terdapat simbol Jihad, kelompok militan yang kata Israel ditunggangi oleh Iran. Abed akan menyerahkan poster itu untuk ibunda Mohammed.

Yang lain memesan dengan motivasi serupa. Yusuf Mustapha, yang baru saja mengambil pesanan seribu lembar poster sepuluh pejuang Jihad, mengatakan, “Mereka baru saja kembali dari misi Jihad, lalu mereka kembali dan peluru misil mengenai mereka di pintu rumah mereka,” kata Mustapha.

“Keluarga para martir itu akan mengambil poster-poster ini, dan kami juga akan menggantungkannya di lingkungan kami,” lanjut Mustapha.

Ketika ditanya dari mana dia mendapat uang US$ 925 untuk membayar pesanan, Mustapha hanya tersenyum dan berkata, “dari orang baik hati.” Saat didesak, pria 25 tahun ini mengaku kalau dia juga anggota Jihad.

Namun, tidak semua poster adalah poster pejuang Hamas. “Ini poster sebuah keluarga,” kata seorang pegawai berusia 26 tahun, Mahmoud Istewi, sambil menunjukkan layar monitor komputer sebelum poster dicetak. “Martir dari rumah keluarga Deeb”.

Demikian tertulis di layar, di atas foto dua pria dewasa, tiga anak laki-laki, dua anak perempuan, dan empat bunga mawar yang mewakili para perempuan dewasa. Di bawah foto masih ada tulisan “Mereka yang mencapai surga karena serangan penuh kebencian Zionis pada 16 Januari 2009.”

Istewi tak tahu menahu bagaimana cara mereka mati. “Kami hanya mencetak poster,” katanya sambil mengangkat bahu. “Mereka memberi kami pekerjaan, dan kami melaksanakannya.”

Beberapa hari terakhir, seribu lembar poster berukuran 91 sentimeter dijual dengan harga US$ 925 (sekitar Rp 10,5 juta). Namun sebagian besar pemesan lebih suka spanduk plastik berukuran lebar serharga US$ 1,20 (sekitar Rp 14.000) per kaki (per 30 sentimeter).

Harga itu telah berlipat ganda dibanding waktu Hamas belum mengambil alih Gaza, 2007 lalu. Setelah Hamas menguasai Gaza, Israel memperketat blokade, sehingga pasokan untuk percetakan harus diselundupkan lewat lorong-lorong rahasia. Inilah yang menyebabkan harga poster berlipat ganda.

Untuk memesan, pelanggan membawa foto digital yang disimpan dalam flash-disk. Biasanya mereka menyimpan beberapa foto, seperti misalnya foto mendiang dalam busana pernikahan, dan foto mendiang saat memegang senjata atau mesin peluncur roket. Foto-foto itu kemudian dikombinasikan dengan gambar lain.

Yang paling populer adalah Dome of the Rock dan masjid al-Aqsa di Yerusalem. Pilihan lain adalah grafik serangan roket militan atau pemandangan alam seperti surga.

Karena sebagian besar pesanan dibayarkan oleh kelompok militan, pihak toko bersikap hati-hati agar tidak terlihat memihak salah satu kelompok di Palestina. Di kaca toko digantungkan plakat penghargaan dari kelompok militan Hamas, dan rivalnya, Fatah. (AP/Vivanews)

Photo : Rajeb Tayyip Erdogan Bersitegang dengan Shimon Peres

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Sumber gambar: Qodsna

Erdugan Protes Peres dan Walkout, Sekjen Liga Arab Malah Duduk dan Nyengir!

Dalam pertemuan ekonomi di Davos, saat Erdugan menuding Shimon Perez dan para petinggi Israel sebagai pembunuh, ada Amr Mousa, Sekjen Liga Arab, yang sama sekali tidak meniru sikap Erdugan, pemimpin non Arab.

Pemimpin suratkabar Al-Quds Al-Arabi, Abdul-Bari Athwan, mengkritik habis Amr Mousa, yang menurutnya tidak layak duduk berdampingan dengan Shimon Perez, presiden negara yang membantai anak-anak dan perempuan. Apalagi, menurutnya, dari 22 negara Arab, hanya ada 4 negara yang memiliki hubungan Israel. Itu berarti, ia tidak boleh duduk di samping Peres dengan mengabaikan mayoritas negara Arab yang tidak memiliki hubungan dengan Israel.

Menurutnya, duduknya kembali Amr Mousa di ruangan pertemuan setelah aksi walkout Erdugon sebagai protes terhadap panitia yang tidak memberi porsi waktu yang proposrsional untuk menjawab kebohongan Peres, menunjukkan sikap kerdil rezim-rezim Arab.

Tentang Erdugan, Athwan dalam wawancara dengan televisi Aljazeera, andaikan Erdugan mencalonkan diri di negara-negara Arab, maka ia pasti akan terpilih secara mutlak. Sebaliknya para pemimpin yang berkuasa di negara-negara Arab saat ini, bila berani mengadakan pemilihan umum, bisa dipastikan tidak akan terpilih karena tidak dikehendaki rakyatnya. Karena itu, mereka tidak menjadi pemimpin karena dipilih rakyat tapi karena dukungan Imperaialisme Amerika, kesewenangan dan pembodohan.

Sikap para pemimpin negara non Arab, seperti Ahmadinejad yang menganggap Israel sebagai negara fiktif dan mesti dimusnahkan dan sikap Erdugan mestinya menjadi sebagai perspektif baru memandang persoalan Palestina sebagai isu umat Islam, bahkan umat manusia yang anti penjajahan, bukan hanya isu bangsa Arab.

Doumen Dokumen Kerjasama Mesir dan Israel dalam Perang Gaza


Doumen
Dokumen dukungan Mesir kepada Israel: Infopalestina
Sebuah Koran di Mesir mengungkap tentang sebuah perusahaan lokal di Mesir yang memberikan bantuan makanan bagi militer Israel lewat pelintasan Al-Aujah di tengah gempuran Zionis terhadap Gaza. Padahal perlintasan Rafah masih ditutup. Antrian bantuan kemanusiaan untuk rakyat belum bisa masuk ke wilayah Gaza.

Laporan menyebutkan, sejumlah container Mesir mondar-mandir melalui perlintasan Aujah yang memisahkan Mesir dengan Israel. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan jadi, telah memasok makanan kepada perusahaan Tsael Food milik Israel yang bertugas membagikan makanan kepada serdadu Zionis.


Harian ini mengecam tindakan perusahaan makanan Mesir yang bermerek Ladzat atas dukunganya terhadap militer Israel. Perusahaan ini memasok makanan untuk para serdadu Israel, di saat semua rakyat Mesir merasakan sedih atas apa yang terjadi di Gaza. Di saat semua dai, imam masjid berdoa pada Allah untuk menolong rakyat tak berdosa yang sedang lapar di Gaza.

Harian ini kemudian mengungkapkan tentang identitas dan tempat tinggal orang-orang yang memberikan bantuan pada Zionis Israel. Harian ini juga menyertakan tempat, tanggal dan jumlah barang yang dikirimkan kepada tentara Zionis serta dihubungkan dengan jumlah syuhada dan terluka akibat serangan militer Israel. Dan pada saat yang sama Rafah masih tetap ditutup.

Koran ini juga mengingatkan, kepada siapa saja yang masih menjalin kerja sama dengan pihak Zionis bahwa kerja sama mereka dengan Zionis akan mengakibatkan kerugian. Secera khusus Koran ini menyebutkan, perusahaan internasional yang menganggap ketakutanya tersebut terlalu berlebihan. Pertama, Israel sedang dikecam dimana-mana. Mereka terancam pemutusan semua bentuk hubungan dengan dunia internasional. kedua, tindakanya yang membantu zionis akan berhadapan dengan gerakan rakyat secara luas yang mengecam pemberiaan makanan apapun terhadap zionis Israel.

Harian ini kemudian menyampaikan keherananya atas tindakan perusahaan Mesir ini yang sudah menjalin kerja sama dengan pihak Israel dalam waktu lama.[im/mt/infopalestina]

Pemerintah Israel Larang Kunjungan ke Belgia


Jumat, 30 Januari 2009, Para pejabat tinggi Israel disebabkan takut akan diadilinya para pejabat militer rezim tersebut, atas aksi penyerangan mereka ke Gaza dan membunuh warga sipil maka para pejabat resmi pemerintah Israel tersebut melarang mereka untuk pergi ke Belgia.

Menurut Kantor Berita Al-Quran (Iqna) yang merilis laporan dari Oumma, pejabat tinggi keamanan rezim zionis Israel menyebutkan bahwa pelarangan kepada sejumlah mereka yang bekerja pulang pergi ke negara lain, termasuk Belgia

Tuntutan terhadap Ariel Saron telah diajukan pada tahun 2002 di Brussel. Hingga kini, penyerangan rezim zionis Israel ke Gaza, kejahatan para pejabat militer Israel lebih mencuak. Begitu halnya dengan menteri luar negeri Israel, Livni membatalkan kunjungannya ke Belgia, saat salah satu website memberitakan tentang tuntutan pengadilan atasnya disebabkan telah melakukan tindak kejahatan perang.

Beberapa hari setelah pemberitaan ini, para pejabat tinggi Belgia meragukan pemberitaan ini. Namun menteri luar negeri Israel itu menyatakan untuk menunda kunjungan ke negara tersebut, hingga situasi betul-betul dinyatakan aman.

Kamis, 29 Januari 2009

Posisinya Makin Lemah, Israel Siap Tukar 1000 Pejuang dengan 1 Tentaranya


Setelah gagal menekan Hamas dan membebaskan tentara pilotnya dengan agresi militer, posisi tawar si Pecundang, Israel, makin lemah. Israel menawarkan opsinya, satu tentara Israel yang ditahan Hamas ditukar dengan seribu tahanan gerilyawan Hamas yang ditahan di penjara Israel.

Ayman Taha, negosiator Hamas, menuturkan, Israel menawarkan pembebasan 1.000 tahanan Palestina, ditukar dengan pembebasan Gilad Shalit, tentara Israel yang ditangkap kaum militan Palestina pada 2006.

Shalit sendiri diyakini masih hidup hingga saat ini. Menurut Taha, untuk proses pertukaran tahanan, Israel rencananya akan membuka perbatasan antara negaranya dan wilayah Gaza.

Kesankan Perubahan Kebijakan AS, Obama Balas Surat Ahmadinejad

Kamis, 29 January 2009 Sample ImagePemerintah Presiden AS, Barack Obama, telah menyiapkan draft surat yang ditujukan kepada Republik Islam Iran. Press TV mengutip Koran The Guardian, edisi Kamis, melaporkan, "Draft surat itu disusun Kementerian Luar Negeri AS untuk menjawab surat ucapan selamat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad atas kemenangan Obama dalam pemilu AS. Surat itu nantinya akan diserahkan ke pemerintah Iran."

Berdasarkan laporan tersebut, pemerintah Obama akan mengirimkan surat tersebut dengan menyertakan keinginan pemerintah baru AS untuk berdialog langsung dengan Republik Islam Iran. Koran The Guardian mengutip keterangan diplomat yang namanya enggan disebut, melaporkan, surat Obama ke pemerintah Iran akan dijadikan sebagai langkah simbolik yang mengesankan perubahan pemerintah AS.

Rokok Haram, Tapi Miras, Hiburan Seronok, dan Korupsi Jalan Terus!



Benarkah pengharaman rokok itu solusi?

Benarkah pengharaman rokok itu solusi?

Hasil Sidang Pleno Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia yang ketiga di aula Perguruan Diniyyah Puteri, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 25 Januari 2009 akhirnya memilih hukum makruh untuk merokok. Yang diharamkan merokok hanya anak-anak, remaja, wanita hamil, dan merokok di tempat umum. Untuk memberikan keteladanan kepada masyarakat, semua jajaran pengurus MUI diharamkan merokok dan apabila merokok akan diberi sanksi organisasi.

Fatwa tersebut telah melahirkan berbagai kekhawatiran dan reaksi dari berbagai kalangan. Ada yang menganggap fatwa MUI tidak memiliki dampak apapun. Ada juga yang merasa khawatir kehilangan pekerjaan jika pabrik rokok sampai ditutup oleh pemerintah. Menilik kinerja MUI selama ini seharusnya lembaga agama terbesar ini mempunyai pertimbangan yang lebih jauh. Apalagi mereka hanya mengkhususkan haramnya rokok bagi kalangan tertentu termasuk anak-anak , remaja dan wanita hamil.

Koran Jawa Pos dalam opininya terkait hal ini menurunkan tulisan, Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan rokok dan masalah golput menarik perhatian masyarakat. Sederhana saja, rokok dan golput menyangkut nasib jutaan orang. Apalagi, masalah rokok juga menyangkut periuk nasi sekaligus kesehatan jutaan orang.

Sialnya, fatwa MUI tentang dua hal penting tersebut terkesan setengah hati. Soal fatwa haram merokok, misalnya. Mengapa MUI hanya membatasi untuk anak-anak, remaja, dan wanita hamil, serta mereka yang merokok di tempat umum? Fatwa itu seolah membolehkan atau menghalalkan orang dewasa, wanita tidak hamil, dst merokok sendirian di kamar.

Padahal, duduk masalahnya jelas bahwa sesuatu dianggap haram jika menyebabkan diri sendiri dan orang lain menderita. Atau dalam bahasa yang lebih gampang, jika banyak mudaratnya dibandingkan dengan manfaatnya.

Jangankan merokok atau minum minuman keras, baru makan nasi saja kalau berlebihan dan membuat badan sakit dan kesehatan terganggu sudah termasuk haram. Karena itu, sebelum memutuskan sesuatu itu haram atau tidak, MUI juga mesti bertanya kepada ahli kesehatan, apakah benar hasil penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan manusia?

Jika jawabannya tegas ”ya”, mestinya MUI tidak boleh setengah hati untuk ”membatasi” larangan merokok hanya bagi anak-anak dan remaja serta wanita hamil. Kalau memang berbahaya, ya harus ada fatwa tegas: merokok haram bagi siapa pun dan di mana pun, baik sendirian, apalagi di tempat umum.

Persoalan lain yang perlu ditanyakan kepada MUI adalah hukum haram merokok di sini ada batasannya. Yaitu hanya untuk kalangan tertentu, sebut saja anak-anak. Dalam hukum Islam hukum mereka yang terkena kewajiban adalah yang sudah mencapai usia balig, adapun yang belum mereka tidak terkena hukum tersebut, seperti wajib, haram dan makruh. Dari sisi ini saja MUI perlu dipertanyakan. Mereka yang duduk di jajaran lembaga agama terbesar di Indonesia ini tentunya para pakar di bidang agama. Apakah mereka tidak menyadari bahwa anak-anak belum tersentuh hukum Islam ? Ataukah mereka lalai mempertimbangkan hal ini.

Menyikapi fatwa MUI, muncul anekdot di masyarakat. Misalnya, tentang fatwa rokok haram. Pastilah umat Islam akan menghindari rokok karena itu syarat untuk masuk surga. Namun, umat Islam Indonesia akan kaget jika di surga nanti bertemu saudara sesama muslim dari negara lain. Akan muncul pertanyaan, “Kok dia masuk surga, padahal di negaranya, rokok yang katanya haram masih dikonsumsi?”

Dalam kurun waktu terakhir, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan beberapa fatwa yang mengatur kehidupan masyarakat. Nilai positif yang muncul, MUI menunjukkan ketegasannya. Entah ketegasan itu bermakna sebuah eksistensi kelembagaan atau yang lain. Kekhawatiran pun muncul jika fenomena itu hanya spontanitas dalam merespons realitas kehidupan sosial. Artinya, kebijakan tersebut muncul hanya sebagai pendukung. Bukan berdasar doktrin agama yang ada.

Fatwa haram untuk golput pada pemilu mendatang, misalnya, ibarat asap, yang tidak akan muncul jika tidak ada api. Fatwa itu muncul untuk merespons sikap masyarakat pada pesta demokrasi mendatang. Ditengarai, masyarakat bakal abstain pada pemilu tersebut. Dari situlah, MUI mengeluarkan fatwa golput haram.

Anehnya, hanya MUI yang mengeluarkan fatwa itu. Tidak tahu mengapa, yang jelas, organisasi keagamaan lain tidak mengeluarkan fatwa apa pun untuk merespons ancaman golput.

Belum selesai kontroversi fatwa golput haram, MUI di beberapa daerah mengeluarkan fatwa rokok haram. Esensi fatwa tersebut juga diragukan. Dalam lingkungan pesantren, hampir semua kiai lekat dengan budaya merokok. Hal itu ditiru santri yang mengaji di lembaganya. Bukan hanya kebiasaan, tetapi sampai pada jenis rokok yang diisap, akan menjadi panutan santri. Realitas ini menjadi dasar keraguan atas fatwa MUI tentang rokok haram.

Seperti halnya fatwa golput haram, fatwa rokok haram pun memiliki tujuan tersendiri. Salah satunya, program kawasan tanpa rokok (KTR). Di lingkungan pemerintahan, program KTR sudah menjadi perda. Seperti Surabaya yang menjadikan beberapa kawasan bebas rokok. Di antaranya, sarana ibadah, sarana pendidikan, tempat bermain yang banyak anak kecil, serta rumah sakit. Bisa jadi, fenomena itulah yang mendorong MUI mengeluarkan fatwa.

Sementara itu, Koran Tempo menyoroti dampak sosial-ekonomisnya, menurut koran ini, Fatwa MUI ini merupakan set-back. Fatwa MUI tidak efektif dijadikan gerakan preventif bagi sosialisasi bahaya merokok.

Memang berat menghukumi haram pada perbuatan merokok, karena efek sosial-ekonomisnya sangat besar. Akan terjadi pengangguran besar-besaran seandainya pabrik rokok di negeri ini ditutup, dan angka kasus kriminal akan meningkat karena faktor ekonomi ini. Namun, fatwa makruh atas perbuatan merokok selamanya akan sulit menghapus tradisi merokok di negeri ini. Fatwa MUI di atas membuka peluang besar kepada perokok untuk terus merokok walau sudah diberi tahu bahwa merokok bisa mengakibatkan berbagai penyakit yang membahayakan. Seandainya MUI memfatwakan hukum haram atas perbuatan merokok, itu suatu kemajuan besar, sebuah indikasi ketegasan dalam menghukumi masalah sosial yang cukup meresahkan. Minimal dengan hukum haram merokok, orang akan berpikir “dosa” kalau melakukannya. Kalau fatwa MUI dirancang untuk mencegah kerusakan, khususnya dalam aspek kesehatan akibat merokok, hukum haram adalah pilihan yang tepat.

Kebanyakan perokok, khususnya mereka yang sudah kecanduan merokok, akan menghentikan aktivitas rokoknya kalau sudah mendapat peringatan dari dokter. Misalnya peringatan bahwa, kalau masih merokok, penyakitnya akan semakin ganas, sulit tertolong, dan alasan medis lainnya.

Namun bagi kalangan petani, pengusaha dan pemerintah fatwa MUI ini jelas membuat mereka rugi. Misalnya saja para petani tembakau akan kehilangan pembeli hasil ladangnya. Para pengusaha akan kehilangan konsumen dan pemerintah akan kehilangan devisa yang dihasilkan dari pajak rokok. Ini jika lihat dari aspek ekonomi. Yang jelas sikap MUI dalam masalah ini tidak akan banyak berpengaruh bagi masyarakat Indonesia. Karena lembaga ini tidak memiliki pengaruh yang mengikat bagi umat Islam di Indonesia. Lembaga ini sekedar memberikan fatwa, namun soal diterapkan atau tidak, mereka tidak pernah memikirkannya.

Hal ini lebih didorong oleh kondisi umat Islam di Indonesia. Masyarakat muslim di negara kita mayoritasnya tidak begitu memegang prinsip dan ajaran agama mereka. Agama sebatas untuk menentukan status individu dan tak lebih dari itu. Yang lebih parah lagi adalah masyarakat muslim kita kurang memahami ajaran agamanya dan hanya ikut-ikutan dalam memeluk agama. Sebenarnya yang paling perlu untuk dilakukan oleh MUI adalah meningkatkan kecerdasan beragama warga. Lembaga ini harus lebih berperan dalam menyebarkan ajaran Islam ketimbang duduk dan rapat menentukan suatu hukum. Nah harapan kita sebagai bangsa Indonesia adalah MUI lebih mawas diri dan juga tanggap terhadap isu-isu yang lebih besar baik di dalam maupun dunia Islam.

HAMAS Tolak Gencatan Senjata yang Menistakan Syuhada

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Khaled Meshal menegaskan penolakan pihaknya terhadap sejumlah syarat yang ditetapkan Rezim Zionis Israel. Khaled Meshal kemarin malam (Rabu, 28/01) di Doha, Qatar menegaskan bahwa Hamas dan kelompok Palestina lainnya menolak tawaran Rezim Zionis Israel.
Logo Hamas
Logo HAMAS

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert menekankan bahwa perbatasan dengan Gaza hanya akan dibuka setelah Hamas membebaskan Gilad Shalit. Sementara Khaled Meshal menandaskan, Gilad Shalit hanya akan diserahkan dalam koridor pertukaran tawanan dan pembebasan sejumlah warga Palestina yang ditahan Zionis.

Ketua Biro Politik Hamas ini mengatakan, perdamaian dan stabilitas di Gaza hanya akan tercipta dengan pencabutan blokade dan pembukaan kembali seluruh jalur penyeberangan. Dalam kesempatan itu, Khaled Meshal juga mengkonfirmasikan pembentukan sebuah elemen nasional baru menggantikan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Ditambahkannya, kelompok Palestina kini tengah berupaya membentuk lembaga nasional baru yang beranggotakan seluruh bangsa Palestina, baik mereka yang berada di dalam atau di luar tanah pendudukan.

Khaled Meshal menegaskan bahwa untuk kondisi saat ini PLO tidak dapat menjadi wakil bangsa Palestina. Ditambahkannya, PLO telah berubah menjadi lembaga yang menciptakan keretakan dan perpecahan di tengah bangsa Pelestina. Dalam pesan yang ditujukan kepada George Mitchell, utusan presiden AS ke kawasan Timur Tengah, Khaled Meshal menandaskan, semua upaya di kawasan akan gagal jika mengesampingkan peran Hamas.

Senada dengan Khaled Meshal, sayap militer Gerakan Fatah, Brigade Syuhada al-Aqsa menyatakan penolakan mereka terhadap gencatan senjata yang menistakan cita-cita bangsa Palestina untuk memperoleh kemerdekaan. Brigade Syuhada al-Aqsa kemarin (Rabu, 28/01) dalam statemennya menyatakan, pihaknya akan menolak gencatan senjata yang menistakan darah ribuan syuhada, para tawanan, dan korban luka di Jalur Gaza.

Dalam statemennya, Brigade Syuhada al-Aqsa menyerukan semua kelompok Palestina yang berada di Kairo khususnya Pemimpin Gerakan Fatah, Mahmoud Abbas untuk menangguhkan perundingan gencatan senjata dengan Israel. Mereka juga mendesak dimulainya dialog internal guna menciptakan rekonsiliasi nasional yang sesungguhnya.

Seraya menegaskan pencabutan blokade dan pembukaan kembali seluruh jalur penyeberangan menuju Gaza, Brigade Syuhada al-Aqsa mengatakan, perdamaian akan diapresiasi jika Rezim Zionis Israel menghentikan pembangunan pemukiman Zionis, tembok pembatas, dan agresi burtal, serta membebaskan seluruh warga Palestina yang mendekam di penjara Israel.

Hubungan Iran-Amerika di Mata Ahmadinejad

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad Rabu (28/1) di tengah sambutan hangat rakyat Kermanshah, Iran barat dalam pidatonya menyinggung hubungan Tehran-Washington pada periode kepemimpinan Barack Obama. Terkait terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden yang mengusung slogan perubahan, Ahmadinejad menyampaikan sikapnya dan memprediksi kebijakan luar negeri pemerintah Obama baik mengenai dinamika regional maupun internasional serta kaitannya dengan hubungan antara Iran-AS.
Ahmadinejad
Presiden Iran: Ahmadinejad
Di mata Ahmadinejad, jika perubahan yang dimaksud Presiden Baru AS adalah perubahan ditingkat permukaan dan format belaka, maka titik ini tidak lama lagi akan terbongkar dan slogan utama Obama pun akan memudar. Namun, jika perubahan yang dimaksud presiden ke-44 AS adalah perubahan fundamental dalam kebijakan Gedung Putih, maka Obama sepenuhnya harus meninggalkan kebijakan delapan tahun pemerintahan Bush.

Eskalasi instabilitas di dunia, peningkatan krisis regional, berbagai ancaman serius terhadap perdamaian dunia, eskalasi ketidakpuasan dalam negeri terhadap dalamnya krisis ekonomi adalah warisan pemerintah Bush bagi Barack Obama. Klaim melawan teroris dan pemberantasan produksi dan penyelundupan narkotika yang dijadikan alasan utama pemerintah Bush untuk menginvasi Irak dan Afghanistan bukan hanya tidak tercapai bahkan dua fenomena ini kian meluas.

Jika Presiden Baru AS benar-benar mempercayai slogan perubahan yang di gembar-gemborkannya, maka Obama harus merevisi seluruh kebijakan Bush terutama di Timur Tengah dan pasukan AS harus ditarik ke negaranya. Terkait hubungan mendatang Iran-AS, Ahmadinejad menyatakan, jika AS hendak memperbaiki hubungannya dengan Iran, maka Washington harus meminta maaf kepada rakyat Iran atas seluruh aksinya sejak peristiwa kudeta Agustus 1953 terhadap pemerintah legal yang dipilih rakyat hingga kini. Pada masa pemerintahan Bush, Gedung Putih menuding program nuklir Iran sebagai penghalang utama hubungan dua negara.

Di mata Bush, Jika Iran menghentikan pengayaan uraniumnya, maka Tehran bisa duduk dengan Washington guna merundingkan penyelesaian konflik kedua negara. Sejatinya, tudingan Bush tersebut tidak berdasar dan selama tiga dekade politisi gedung Putih memiliki masalah dengan Republik Islam. Dengan demikian, jika Obama pun mengekor pendahulunya, maka slogan perubahan hanya sekedar lipstik yang menghiasi kampanyenya belaka.

Obama menyebut Iran sebagai prioritas kebijakan politik luar negerinya. Apabila Presiden baru AS ini menghendaki perubahan diplomasi AS terhadap Iran, maka Obama harus meninggalkan kebijakan ganda dan diskriminatifnya dan pada tingkat pertama AS memohon maaf kepada rakyat dan pemerintah Iran atas kezalimannya selama lebih dari setengah abad terakhir. AS pada tahun 1953 hingga kini, terus menjegal kemerdekaan dan kebebasan rakyat Iran. Sebelum kemenangan revolusi Islam Iran, AS menguasai seluruh sektor strategis di Iran. Sedangkan pasca kemenangan revolusi Islam, rakyat dan pemerintah Iran selama tiga dekade menghadapi konspirasi AS. Berdasar hal ini, jika AS ingin memperbaiki hubungannya dengan Iran, maka Gedung Putih harus mengubah kebijakannya terhadap Iran dan perubahan tersebut adalah perubahan fundamental.[im/mt/iribnews]

Sidang Pembangunan Kembali Kota Gaza berlangsung di Kairo



Sidang negara-negara pemberi bantuan kepada pemerintah Palestina guna membangun kembali Jalur Gaza, akan berlangsung pada tanggal 15 Februati mendatang di Kairo, ibukota Mesir.

Menurut laporan Kantor Berita Iran (Iqna) yang menukil dari situs ‘Nasij’, Salam Al-Fayaz, sebagai perdana menteri Palestina yang menyatakan bahwa sidang negara-negara pemberi bantuan kepada Palestina dengan tujuan mengumpulkan dana Internasional untuk membangun kembali wilayah-wilayah yang mengalami kerusakan di Jalur Gaza.

Fayazh menambahkan bahwa sidang ini sebagai reaksi dan upaya Internasional dan kerja keras untuk menyalurkan bantuan kepada negara Palestina dan membangun kembali infrastuktur kota Gaza yang mengalami kerusakan.

Wakil Menlu Norwegia, Raymond Johansen juga dalam kesempatan ini menyatakan bahwa sidang ini akan membahas jalan penyaluran bantuan kepada pemerintah Palestina melalui badan-badan bantuan milik warga Palestina.

Para pejabat tinggi Palestina menyatakan berbagai kerusakan yang terjadi di Gaza akibat gempuran 22 hari oleh Israel mencapai kerugian milyaran dollar.

Pemerintah Mesir Cegah Penayangan Sandiwara ‘Simpati Gaza’



Iqna merilis laporan yang dinukil dari situs Al-Manar yang menyebutkan bahwa Fahmi Al-Khauli sebagai ketua penyelenggara sandiwara ‘Al-Quds Tidak Akan Pernah Diduduki’ kemarin, untuk dapat menayangkan sandiwara ini, namun tidak mendapatkan persetujuan dari Menteri Kebudayaan Mesir, Husni Faruq.

Syarif Asy-Syabasyi sebagai penulis skenario sandiwara ini, dalam kesempatan ini mengatakan bahwa sandiwara ini berisikan tentang jatuhnya Al-Quds ke tangan pasukan-pasukan Salib, sikap diam dan perpecahan para petinggi politik negara-negara Arab terhadap Persoalan Palestina dan Al-Quds di sepanjang sejarah.

Ia menambahkan bahwa sandiwara ini telah dipersiapkan sejak 2002 lalu, namun tidak dianggap penting oleh para pejabat tinggi negara-negara Arab, bahkan amat disayangkan bahwa para pejabat tinggi Mesir juga melarang penayangan sandiwara ini di siaran-siaran televisi di negara tersebut.

Di akhir pernyataannya, ia mengatakan bahwa para seniman Mesir telah bersepakat untuk mengkhususkan penghasilan dari penayangan sandiwara ini untuk membantu warga Gaza namun dengan pelarangan dari Menteri Kebudayaan Mesir tersebut, maka hal itu tidak dapat dilaksanakan

Pelarangan Komoditas Barat Tidak Dibenarkan !



Mufti asal Saudi Arabia mengeluarkan fatwa kontroversial, yang menyatakan bahwa ia akan memprotes bagi siapa saja yang mengharamkan impor dari komoditas asing di Arab Saudi dan memperbolehkan membuka jalur perdagangan antar negara serta tidaklah dibenarkan untuk menghentikan impor komoditas Barat tersebut.

Kantor Berita Al-Quran Iran (Iqna) yang menukil dari situs ’Al-Jazeera’, Syekh Abul Aziz Aali Syekh, mufti Saudi Arabia dalam menyampaikan pesannya kepada negara-negara adidaya dunia, di akhir ceramahnya di Universitas Imam Turki bin Abdullah di Riyadh, menyatakan bahwa mereka yang mengharamkan komoditas Barat adalah orang-orang yang tidak memiliki akidah atau keyakinan yang mantap.

Ia menjelaskan bahwa seharusnya kita menghindari diri dari segala goncangan-goncangan akidah, yang membahayakan kita dan orang lain.

Syekh menegaskan bahwa saat ini, dunia bagaikan suatu rangkaian yang tidak ada satu negara pun, tidak membutuhkan negara yang lain. Mereka membutuhkan minyak kita dan kita pun membutuhkan barang-barang komoditas mereka. Oleh karena itu, upaya untuk membatasi komoditas mereka maka tidak menghasilkan manfaat bagi kita.

Mufti Saudi Arabia itu menambahkan bahwa sebelum langkah ini ditempuh maka hendaklah terlebih dahulu kita menjaga persatuan dan saling bekerja sama, yang pada akhirnya kita dapat melakukan pembalasan. Selain itu, kita sangat mementingkan segala bentuk kerjasama.yang efektif dan bermanfaat. Namun tentunya tanpa diragukan bahwa hanyalah melalui ilmu dan iman yang teguh dalam perkataan dan perbuatan akan dapat mengambil sikap tersebut.

Ia pun mengingatkan bahwa negara-negara Arab dan Islam telah memprotes dukungan negara Barat atas Israel pada perang Gaza, yang pada akhirnya komoditas negara-negara Barat tersebut dikendalikan oleh Amerika.

Israel Serang Lagi Gaza




Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza dan mengirim armada tank. Konflik terjadi setelah serangan kelompok militan Palestina menewaskan seorang prajurit Israel, Selasa malam 27 Januari 2009 (Rabu dini hari WIB).

Sebuah sumber dari Palestina, seperti dikutip dari stasiun televisi BBC, mengatakan telah terjadi pertempuran di dekat wilayah Khan Younis, sebelah selatan perbatasan Kissufim. Sebanyak 20 tank Israel dan tujuh buldoser militer menyerang wilayah tersebut.

Warga setempat meninggalkan kediaman masing-masing. Serangan balasan Israel menewaskan satu warga Palestina, dan melukai satu orang warga. Dari pihak Hamas sendiri, satu pejuang terluka.

Israel berdalil bahwa serangan tersebut adalah balasan atas tewasnya seorang tentara Israel yang sedang berpatroli. Penyebabnya adalah ledakan granat yang sengaja ditanam di wilayah perbatasan Kissufim. Ledakan itu juga melukai tiga tentara Israel. Ini mengakibatkan pasukan Israel melakukan serangan balasan dengan kembali menyerang Gaza.

Ini adalah serangan pertama Israel sejak serangan atas Hamas berakhir 18 Januari lalu dimana kedua pihak menyatakan gencatan senjata. Namun sejak gencatan senjata diumumkan, artileri dan kapal tempur Israel tidak beranjak dari posisi masing-masing.

Israel kini menutup perbatasan Gaza, sehingga aliran bantuan kepada 1,5 juta warga Palestina terhenti. Lembaga-lembaga pemberi bantuan terus berjuang agar bantuan dapat terus diberikan pada puluhan ribu warga Gaza.

Sementara Hamas menolak bersatu dengan Fatah yang berada di Tepi Barat jika Fatah tidak juga membebaskan semua pejuang Hamas yang tengah ditahan di Tepi Barat. Padahal, sedianya Hamas dan Fatah akan memulai kembali negosiasi rekonsiliasi di Kairo pada 22 Februari mendatang.

Bardawil yang memimpin tim delegasi Hamas bertemu dengan Kepala Intelijen Mesir Omar Suleiman untuk mengupayakan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan memulai kembali proses perundingan rekonsiliasi. "Kami butuh jaminan dari pihak-pihak lain mengenai isu ini. Bagaimana kami bisa bahas rekonsiliasi apabila masih ada 650 pemimpin Hamas di penjara," kata Bardawil.

Rabu, 28 Januari 2009

Tolak Holocaust, Komunitas Rabbi Israel Ancam Vatikan

Paus
Paus
Komunitas Rabbi Israel memutuskan hubungannya dengan Vatikan. Koran Italia, La Stampa, mengutip Koran Jerusalem Post menulis, komunitas Rabbi Israel menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dan keagamaan selama Paus Benediktus XVI tidak meminta maaf kepada komunitas Yahudi dan para korban Holocaust.

Komunitas Pendeta Yahudi Israel memprotes sikap Paus Banediktus yang memaafkan Uskup Inggris, Richard Williamson, penolak tragedi Holocaust. Uskup Williamson bersama sejumlah pendeta gereja katolik lainnya, 20 tahun lalu, dikucilkan menentang holocaust. Dikatakannya kamar-kamar gas di kamp-kamp adalah fiktif. Dalam satu pernyataannya di sebuah televisi Swedia Rabu lalu, Richard Williamson mengatakan, "Saya tidak percaya ada kamar-kamar gas yang dibuat untuk membunuh 6 juta orang Yahudi."

CRIF, payung organisasi Yahudi Prancis, dalam pernyatannya menyebut sang uskup sebagai "seorang pendusta tercela yang hanya ingin membangkitkan kebencian berabad-abada terhadap Yahudi."

Williamson membalas: "Saya percaya bahwa bukti sejarah menyangkal (klaim) 6 juta (orang) telah dibinasakan dalam kamar gas sebagai sebuah kebijakan penghapusan (Yahudi) oleh Adolf Hitler." [im/mt/iribnews]

Akibat Krisi Ekonomi, Satu Keluarga Bunuh Diri

Wanted
Bush Wanted
Seorang warga AS yang baru diberhentikan dari tempat kerjanya, melakukan bunuh diri setelah membantai istri dan lima anaknya. Sebagaimana dilaporkan Press TV, Juru Bicara Kantor Polisi Los Angeles mengatakan, "Seorang ayah asal Wilmington, selatan Los Angeles, hari Selasa, melakukan bunuh diri setelah menembak mati istrinya serta tiga anak perempuan dan dua anak laki-lakinya."

Ini adalah kejadian ketiga bunuh diri satu keluarga selama krisis ekonomi melanda AS, sebagaimana disiarkan TV Chanel 1 Iran.

Menurut keterangan Kepala Polisi Wilmington, Gerner, seorang tersebut mengalami stres berat setelah kehilangan pekerjaannya.

Kondisi tersebut membuat seorang ayah tersebut nekad melakukan bunuh diri dan membantai keluarganya. Polisi tersebut mengaku bahwa kriminalitas tersebut merupakan kasus yang paling dahsyat selama 32 tahun bekerja sebagai polisi.[im/mt/iribnews/TV Chanel 1]

Selasa, 27 Januari 2009

Sikap Obama terhadap Dunia Islam

Presiden AS, Barack Obama menyatakan bahwa negaranya bukan musuh umat Islam. Dalam wawancaranya dengan TV al-Arabiya, Obama mengatakan, sebagai presiden AS, saya ingin menjalin kerjasama dengan dunia Islam dan Amerika bukan musuh kaum muslim.

Keberhasilan seorang keturunan Muslim melenggang ke Gedung Putih dan menjadi presiden di AS tentu saja membuat banyak kalangan di dunia Islam berharap akan ada perubahan sikap Gedung Putih terhadap negara-negara Islam. Harapan itu kian menguat karena Obama adalah presiden AS yang dalam pidato pelantikannya terang-terangan menyatakan keinginannya untuk menjalin kerjasama dengan dunia Islam. Namun, pernyataan Obama tentang dunia Islam menunjukkan adanya kesulitan mendasar pada hubungan pemerintah AS sebelumnya terhadap kaum muslimin.

Pasca peristiwa 11 September, Presiden AS saat itu, George W. Bush menebarkan isu Islamphobia dan sentimen anti Islam di dalam dan luar AS. Iapun lantas mengerahkan pasukan untuk menduduki dua negara muslim, yaitu Irak dan Afghanistan. Kebijakan ini meledakkan amarah umat Islam terhadap Washington hingga Negeri Paman Sam ini dikecam masyarakat internasional.

Dalam kampanye pemilu presiden November 2008, Obama mengibarkan bendera perubahan dan mengkritik sejumlah kebijakan luar negeri Bush di Timur Tengah. Namun, setelah menempati Gedung Putih nampak bahwa kebijakan Obama terhadap dunia Islam tak berbeda jauh dari kebijakan Bush. Hanya saja Obama menggunakan bahasa diplomasi yang berbeda dengan bahasa tangan besi Bush.

Tak berbeda dengan pendahulunya, Obama tetap melanjutkan agresi militer terhadap negara-negara Islam diantaranya Pakistan tanpa merasa perlu meminta izin dari Islamabad. Obama juga mengekor Bush dengan tidak mengakui pemerintah Palestina yang terpilih secara demokratis. Berkaitan dengan Iran, Obama tetap mempertahankan sanksi terhadap negara ini. Hal ini berlangsung di saat ia bungkam menyaksikan genosida bangsa Palestina oleh Rezim Zionis Israel di Jalur Gaza. Obama bahkan tidak bersedia mengecam pembantaian warga sipil Palestina tersebut. Harus ditambahkan pula bahwa kehadiran sejumlah tokoh Zionis dalam pemerintah Obama yang tidak diragukan lagi telah menunjukkan dualisme sikap Gedung Putih terhadap dunia Islam. Deretan nama di antaranya wakil Presiden AS, Joe Biden yang menyatakan dirinya sebagai Zionis Kristen. Ada pula nama Rahm Emanuel yang menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih adalah warga AS berkebangsaan Israel yang pernah bertugas dalam militer Israel.

Dengan demikian, statemen Obama bahwa AS bukan musuh kaum muslimin menuai keraguan, kecuali bila AS melepaskan dukungan butanya terhadap Rezim Zionis Israel yang menjadi musuh dunia Islam, menghormati kaum muslimin, mengakhiri pendudukan Irak dan Afghanistan serta mengubah kebijakan standar gandanya dalam masalah HAM, demokrasi dan teknologi nuklir sipil.

israel teriak maling..padahal maling...



Israel Tembaki Nelayan di Pantai Gaza

Pejabat keamanan Palestina mengatakan, pasukan Israel di perbatasan menembak mati pria berusia 27 tahun dan melukai dua lainnya. Tidak jelas apakah para korban adalah warga sipil atau milisi.

Ini adalah baku tembak serius pertama sejak gencatan senjata disepakati antara Israel dan gerilyawan Hamas, sepekan lalu.

Saksi mata warga Palestina mengatakan, baku tembak seru terjadi di sepanjang perbatasan Gaza tengah. Helikopter Israel meraung-raung di udara, melepaskan tembakan dari senjata mesin.

Sebuah jet tempur Israel memecah keheningan di sepanjang Kota Gaza tidak lama setelah kejadian tersebut. Namun, kemungkinan, itu hanya peringatan dari Israel agar milisi Palestina tidak melanjutkan aksinya.

Militer Israel menuding kelompok militan Palestina yang meledakkan bom dengan target patroli tentara Israel di sepanjang perbatasan Gaza. Insiden yang menewaskan seorang serdadu Israel ini, pada Selasa (27/1), adalah kejadian kekerasan bersenjata pertama kali pascagencatan senjata sejak Minggu (18/1).

Pihak Palestina balik menuding Israel melakukan penyerangan sejak beberapa hari lalu ke arah para nelayan di laut Gaza dan melukai sebagaian dari mereka, sebagaimana dilaporkan aljazeera.