Kamis, 28 Mei 2009

Saudi Arabia: Reformasi atau Kudeta..?

Pentingnya reformasi dalam struktur politik, ekonomi dan peradilan Arab ‎Saudi menjadi isu serius bagi pejabat tinggi negara ini. Omar al-Suwailim, Direktur ‎Proyek Reformasi dan Pengembangan Sistem Peradilan Arab Saudi dalam ‎statemennya menegaskan urgennya pelaksanaan reformasi dalam peradilan negara ini. Dia menyebut pentingnya memanfaatkan pengalaman sejumlah negara-negara ‎Barat dan Asia. Statemen Omar al-Suwailim mengemuka di saat pemimpin Arab ‎Saudi memulai reformasi di lembaga politik, peradilan dan agama sejak tahun ‎‎2009. Raja Arab Saudi, Malik Abdul Aziz melakukan reformasi di sebagian sektor ‎ekonomi, pendidikan, pengadilan, pertahanan dan sosial. Para pengamat ‎menyebutnya sebagai "kudeta terhadap lembaga-lembaga pemerintah".‎

Raja Arab Saudi dalam aksi dadakannya tersebut memecat ketua dewan tinggi ‎pengadilan dan enam orang pejabat tinggi dewan fatwa negara ini. Selain itu, Malik ‎Abdul Aziz juga merombak sejumlah menteri dan pejabat lembaga militer dan ‎ekonomi. Selain itu, orang nomor satu di Arab Saudi ini mengeluarkan keputusan ‎yang menghebohkan untuk pertama kalinya dalam sejarah negara ini, memilih ‎seorang wanita bernama Nora Faiz sebagai Deputi Menteri Pendidikan di bidang ‎Perempuan negara ini. ‎

Malik Abdul Aziz dalam kebijakan reformasinya di bidang lembaga keagamaan, ‎memecat 21 orang ulama dari mazhab Wahabi dari lembaga mazhab dan sejak itu ‎menempatkan seluruh wakil dari seluruh mazhab Sunni di lembaga tersebut.

Terkait hal ini, Majalah mingguan Economist menulis, ironisnya di dewan agama ini ‎tidak ada wakil dari Syiah yang populasinya sepuluh persen dan hal ini termasuk ‎diskriminasi. Namun, Raja Abdullah berupaya menebusnya dengan menambah ‎jumlah anggota parlemen dari Syiah.‎

Para analis politik berkeyakinan bahwa pelaksanaan reformasi di Arab Saudi ‎merupakan akibat dari tuntutan rakyat negara ini. Baru-baru ini, sejumlah aktivis ‎politik di Arab Saudi dengan menandatangani plakat, mendesak "reformasi ‎mendasar politik" dalam sistem monarki negara ini. Selain itu, mereka juga ‎mendesak pembentukan sistem pembatasan kekuasaan raja, mencegah ‎pemberian jabatan pemerintah kepada para pangeran dan anggota keluarga raja ‎serta digelarnya sidang pengadilan secara terbuka. ‎

Tidak diragukan lagi, metode pengelolaan negara yang dilakukan secara ‎tradisional tidak bisa menjawab tuntutan rakyat Arab Saudi. Peninjauan ulang ‎terhadap pengelolaan negara merupakan tuntutan rakyat negara-negara kawasan ‎selatan Teluk Persia. Sejumlah analis politik di kawasan berkeyakinan bahwa ‎reformasi yang tengah berlangsung di Arab Saudi akibat tekanan Barat untuk ‎menerapkan program Timur Tengah Raya made in AS. Namun, selain itu muncul ‎pandangn lain bahwa reformasi di Arab Saudi merupakan hasil dari ketidak ‎efektifan metode tradisional di negara ini di tengah transformasi percepatan global.

Biaya yang Harus Dibayar Amerika untuk Israel di Lebanon

Beirut, ibu kota Lebanon Jumat lalu (22/5) menyaksikan lawatan sehari Joseph Biden, Wakil Presiden Amerika (sang kuda troya lobi Zionis di pemerintahan Obama). Sebulan lalu, tepatnya tanggal 26 April Menteri Luar Negeri Hillary Clinton telah mengunjungi Beirut selama tiga jam. Kedua-duanya menyampaikan janji dan perhatian khusus pemerintah Obama untuk tidak mencampuri urusan Lebanon dengan mempengaruhi pemilu legislatif negara ini yang akan diselenggarakan tanggal 7 Juni nanti. Namun pernyataan yang disampaikan Biden dan Clinton menyingkap banyak kecenderungan intervensi Amerika dalam pemilu Lebanon ini.
Sejumlah Informasi
Wapres Biden Jumat sore tiba di Beirut. Pernyataan yang disampaikan di sana berkenaan dengan:
1. Penegasan konsekwensi Amerika untuk berusaha menciptakan perdamaian menyeluruh di Timur Tengah termasuk Lebanon.
2. Penegasan konsekwensi Amerika untuk mendukung kedaulatan dan kemerdekaan Lebanon.
3. Meminta rakyat Lebanon untuk tidak mendukung front yang menentang perdamaian di Timur Tengah.

Menurut informasi yang ada, Biden melakukan sejumlah pertemuan sebagaimana disebutkan di bawah ini:

1. Pertemuan Resmi
• Pertemuan dengan Michel Sleiman, Presiden Lebanon, Perdana Menteri Fouad Siniora, Ketua Parlemen Nabih Berri dan Menteri Pertahanan Elias Murr.
2. Pertemuan Tidak Resmi
• Biden bertemu dengan Saad Hariri, pemimpin Partai Al-Mustaqbal dan sebagian pemimpin kelompok 14 Maret pro-Amerika.

Perlu dicermati bahwa selama 26 tahun lalu Joseph Biden adalah pejabat paling senior yang melawat Lebanon. Masalah ini tentu menegaskan kenyataan yang sebenarnya pentingnya transformasi Lebanon bagi Amerika.

Sekilas Tentang Agenda Biden di Lebanon
Joseph Biden melawat Lebanon setelah sebelum ini mengunjungi kawasan Balkan. Informasi yang ada menunjukkan Wapres AS ini tengah berusaha mengambil langkah bertahan demi meraih tujuan-tujuan berikut:

1. Mendukung sekutu Amerika di Balkan, khususnya Kosovi dan menyakinkan mereka bahwa Washington masih tetap bersama mereka dan teguh mendukung kemerdekaannya.
2. Dukungan Amerika terhadap sekutunya di Lebanon, khususnya kelompok 14 Maret pro-Amerika, sekaligus menyatakan bahwa Washington masih tetap bersama mereka.

Tujuan Tersembunyi Lawatan ini:
1. Ancaman Washington terhadap Lebanon bila kelompok 8 Maret memenangkan pemilu.
2. Penegasan kembali Washington akan tetap bersama kelompok 14 Maret bila kelompok ini dapat memenangkan pemilu legislatif.
3. Mencitrakan kelompok 8 Maret sebagai anti perdamaian Timur Tengah.

Selain itu Biden yang merupakan anasir ekstrim di pemerintahan Obama dari kubu Demokrat adalah tokoh yang sangat mendukung politik unilaterisme Amerika . Sebagai contoh, Biden adalah tokoh yang berkali-kali mengusulkan kepada Kongres agar mendorong pemerintah Bush membagi Irak menjadi tiga negara.

Tel Aviv dan Problem Manajemen Konflik Lebanon Lewat Amerika
Amerika sejatinya tidak memiliki kepentingan di Lebanon, karena kepentingannya lebih banyak dijamin di daerah Teluk Persia dan Arab Saudi. Saat ini bagi Amerika yang terpenting adalah kepentingan rezim Zionis Israel. Israel sangat berkepentingan di Lebanon guna memanfaatkan kemampuan pemerintah Lebanon untuk mengelola konflik Israel-Suriah, Israel-Palestina dan juga Israel-Iran.

Masalah ini dapat dijelaskan dengan gamblang saat Presiden rezim Zionis Israel dan Perdana Menteri rezim ini tidak mampu secara langsung mempengaruhi opini publik Lebanon atau mengeluarkan pernyataan demi mempengaruhi hasil pemilu Lebanon. Karena Israel tahu betul apa reaksi yang bakal muncul dari opini publik Lebanon menghadapi pernyataan yang demikian.

Dengan dasar ini, kehadiran Wapres Biden di Lebanon dapat digambarkan seperti demikian, Joseph Biden melawat Lebanon sebagai perwakilan rezim Zionis Israel dan dengan menggunakan politik Stick and Carrot Amerika diharapkan mampu menarik ulur rakyat Lebanon untuk memilih para pendukung kelompok 14 Maret.

Dengan penjelasan yang lebih mudah, Joseph Biden di Beirut menyatakan bahwa Washington akan memanfaatkan iming-iming bantuan keuangan guna menekan Lebanon, bila rakyat Lebanon dalam pemilu legislatif ingin menjatuhkan kelompok 14 Maret.

Mengenai bantuan keuangan Amerika banyak laporan yang menegaskan bahwa Washington sebelum ini sebesar 400 juta dolar bukan untuk mendukung ekonomi Amerika, tapi untuk mendukung kemampuan militer negara ini. Berdasarkan laporan intelejen, bagian terkecil dari dana tersebut berupa penyerahan alat-alat perang dan bagian terbesarnya dikhususkan untuk membiayai pendidikan pasukan Lebanon di bawah pengawasan Amerika.

Pemilu Lebanon dan Pemain Ketiga
Hasil polling terakhir secara transparan menunjukkan kemenangan kelompok 8 Maret dalam meraih mayoritas kursi di parlemen. Di sisi lain, sekalipun para pemimpin kelompok 14 Maret punya bukti-bukti bakal kekalah dalam pemilu mendatang, namun pemain ketiga, pihak-pihak asing, utamanya sekutu kelompok 14 Maret di Timur Tengah dan internasional semakin meningkatkan aktivitasnya agar para pemimpin kelompok ini terdorong untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

Informasi yang ada menegaskan bahwa penyandang dana punya peran sangat urgen dalam pemilu akan datang. Diperkirakan bahwa dana yang sampai ke para pemimpin 14 Maret tampaknya tidak dimanfaatkan untuk anggaran tim sukses pemilu mereka. Dengan kata lain, para pemimpin kelompok 14 Maret tidak akan melakukan janjinya kepada negara-negara donor untuk memanfaatkan demi kampanye mereka. Karena mereka tahu sudah pasti bakal kalah dalam pemilu akan datang. Oleh karenanya mereka tengah menyimpan banjir bantuan dana ini untuk periode pasca pemilu. Khususnya para pemimpin kelompok 14 Maret yang tahu betul bahwa negara-negara donor tidak akan tampak dermawan lagi setelah mengetahui kekalahan mereka.

Besarnya yang dana yang mengalir ke kelompok 14 Maret ini tidak terkira besarnya, sampai-sampai New York Times menyebut pemilu Lebanon sebagai pemilu dengan dana paling besar di dunia. New York Times menulis, Arab Saudi mengucurkan dana gila-gilaan untuk mendukung kelompok penentang Hizbullah dalam pemilu legislatif Lebanon.

Sayyid Hassan Nasrullah: Tuduhan Der Spiegel Agenda Israel

Sekjen Hizbullah Lebanon Sayyid Hassan Nasrullah dalam peringatan sembilan tahun bebasnya wilayah Lebanon Selatan dari pendudukan rezim Zionis Israel menegaskan bahwa Moqawamah Islam akan membalas dengan sangat telak jika Israel melakukan serangan lagi ke Lebanon.

Berbicara di depan puluhan ribu massa yang memadati lapangan Al-Rayah pinggiran selatan Beirut, Nasrullah menyebut hari pembebasan Lebanon selatan 25 Mei 2000 sebagai hari besar bagi seluruh rakyat Lebanon.

Sayid Hasan Nasrullah
Sayid Hasan Nasrullah
Kemenangan besar ini menurutnya tidak didapat dengan mudah, tetapi diperoleh secara bertahap. Dijelaskannya, dulu tentara Zionis Israel telah memasuki dan menduduki Beirut. Namun berkat perlawanan gigih para pejuang moqawamah Islam Lebanon, rezim zionis dipaksa keluar dari ibukota Lebanon itu dan terus dipukul mundur hingga pada akhirnya tanggal 25 Mei 2000 tentara zionis dan tentara bayarannya melarikan diri dari Lebanon selatan.

Nasrullah lebih lanjut membicarakan soal konstelasi politik yang ada di Lebanon. Diakuinya bahwa saat ini di Lebanon ada dua kelompok yang berseberangan, yaitu kelompok 14 Maret yang kini memerintah dan kubu 8 Maret yang menjadi oposisi. Dijelaskannya bahwa Hizbullah pada mulanya tidak ingin terlibat dalam percaturan politik di dalam negeri, namun karena berbagai faktor di lapangan yang erat kaitannya dengan misi perjuangan moqawamah, Hizbullah masuk ke gelanggang politik dengan menggaet sejumlah kubu politik.

Sekjen Hizbullah membeberkan proses perundingan marathon Hizbullah dengan kubu-kubu politik untuk membentuk koalisi, termasuk dengan kubu Druz dari Partai Nasional Sosial Lebanon dan kubu Al-Mustaqbal (Masa Depan) pimpinan Rafik Hariri (sebelum mantan Perdana Menteri Lebanon itu tewas dalam insiden teror) hingga akhirnya berkoalisi dengan Gerakan Amal dan Kubu Kristen Kebebasan Nasional pimpinan Michel Aoun.

Ditambahkannya, bahwa kondisi di panggung politik Lebanon cukup kondusif dan hubungan Hizbullah dengan Partai Nasional Sosialis Lebanon yang memang memiliki akar sejarah sangat baik sampai salah seorang tokoh partai tersebut mengeluarkan pernyataan yang mendesak perlucutan senjata Hizbullah dan moqawamah. Sejak saat itulah hubungan Hizbullah dengan partai Druz pimpinan Walid Jumblat itu semakin memburuk dan puncaknya adalah peristiwa berdarah yang terjadi Mei 2008.

Nasrullah mempersoalkan tindakan kubu pemerintah yang melakukan investigasi dan berusaha memutuskam jaringan telekomunikasi Hizbullah. Katanya lagi, “Warga Beirut perlu bertanya kepada Fouad Siniora, kubu partai Al-Mustaqbal dan para menteri kabinet Siniora, siapakah yang diuntungkan dengan keputusan itu?” Hizbullah mengecam keputusan itu dengan melakukan aksi pembangkangan umum bukan dengan melakukan tindakan bersenjata. Namun kubu-kubu tertentu dengan mengerahkan milisi bersenjata melakukan serangan dan menyulut konflik berdarah. “Kami telah memutuskan untuk membalas serangan bersenjata dengan kekuatan penuh untuk segera meredam tindakan yang dapat memicu perang itu,” jelasnya.

Meski tak menafikan dalamnya luka dan perihnya duka akibat peristiwa berdarah dan kontak senjata di sejumlah wilayah Lebanon antara kubu pro pemerintah melawan kubu moqawamah, namun Nasrullah menyebut peristiwa itu sebagai peristiwa yang sangat kecil dibanding agenda yang ingin membakar Lebanon secara keseluruhan di dalam api perang saudara. “Saya punya data akurat dan lengkap bahwa mereka merencanakan kekacauan dan konflik yang jauh lebih besar,” tegasnya.

Nasrullah menyinggung laporan majalah Der Spiegel yang menyebut Hizbullah terlibat dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri, Februari 2004. Ditegaskannya bahwa Hizbullah menilai laporan Der Spiegel sebagai laporan zionis dan akan memperlakukannya seperti memperlakukan agenda zionis. “Hanya beberapa jam setelah terbitnya laporan Der Spiegel, para petinggi Zionis mengumbar pernyataan untuk menangkap Sekjen Hizbullah,” tambahnya.

Nasrullah menyebut tuduhan terhadap Hizbullah itu sebagai satu lagi agenda AS-Zionis untuk menciptakan permusuhan terhadap Hizbullah. Di tingkat dunia, AS dan Zionis berusaha membenturkan Dunia Arab dengan Iran yang menjadin pendukung utama moqawamah. “Apa yang dituduhkan Der Spiegel sangat berbahaya. Ini bukan laporan jurnalistik sehingga tidak perlu dikomentari, tetapi agenda Zionis yang sangat berbahaya,” katanya menjelaskan.

Sekjen Hizbullah membenarkan pernyataan Walid Junblat yang menyebut tulisan Der Spiegel sebagai isu untuk menciptakan fitnah yang lebih besar dari apa yang terjadi tahun 1975.

Menyusul terbitnya laporan Der Spiegel, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mendesak untuk menangkap Sayyid Hassan Nasrullah. “Jika pemerintah Lebanon tidak mau menyerahkannya, Nasrullah harus ditangkap dengan paksa,” kata Lieberman.

Nasrullah menambahkan, pernyataan Ehud Barak lebih berbahaya dibanding pernyataan Lieberman. Usai menuduh Hizbullah sebagai pelaku teror terhadap Rafik Hariri, Barak mengatakan, “Ini bukti bahwa Hizbullah bukan hanya memerangi kami (Israel) tetapi juga memerangi elit Lebanon.” Menurut Sekjen Hizbullah pernyataan para petinggi zionis yang sejalan dengan laporan majalah Jerman itu, menunjukkan bahwa tuduhan Der Spiegel adalah agenda zionis. Tujuannya adalah untuk mencegah kemenangan kubu moqawamah pada pemilu mendatang.

Sekjen Hizbullah lebih lanjut menyinggung soal pemilu legislatif mendatang di Lebanon dan mengatakan, “Saya menyeru kepada semua warga Lebanon untuk mendatangi kotak-kotak pemungutan suara dan memberikan suara mereka.”

Nasrullah mengajak semua pihak agar bersama-sama bergandengan tangan usai pelaksanaan pemilu untuk membentuk pemerintahan kolektif yang melibatkan semua elemen bangsa. “Tak mungkin membangun negara jika ada permusuhan dan perpecahan,” tegasnya.

Hizbullah, menurutnya, tidak memiliki kepentingan untuk duduk di kursi kekuasaan dan tidak pula berambisi mengeruk kekayaan. Tapi Hizbullah akan selalu berbuat untuk menyelamatkan Lebanon dari guncangan dan ancaman.

Nasrullah menyinggung adanya skenario mengadu domba antara Syiah dan Sunni, khususnya di Lebanon. “Kalian tak akan pernah mendengar dari saya pribadi maupun dari rekan-rekan di Hizbullah pernyataan yang berbau fanatisme madzhab, karena kita meyakininya sebagai hal yang haram” jelasnya. Nasrullah menegaskan kembali bahwa Hizbullah dalam perangnya melawan Israel tidak membedakan antara wilayah Sunni dan Syiah. “Kami berperang untuk membela semua,” imbuhnya.

Sekjen Hizbullah mengatakan, “Saya tegaskan kepada kalian semua, para pimpinan berbagai kelompok madzhab dan golongan, atas nama darah anak-anak kita yang tercinta, saya katakan bahwa daging kalian adalah daging kami, darah kalian adalah darah kami, nyawa kalian adalah nyawa kami dan nasib kalian adalah nasib kami juga.”

Nasrullah mengapresiasi pernyataan Presiden Michel Sleiman tentang manuver militer rezim zionis Israel. Menurutnya ajakan Presiden Sleimen kepada semua pihak untuk bertemu dan membicarakan manuver militer Israel perlu disambut hangat.

“Saya jamin, Israel tidak akan berani menyerang untuk saat ini. Namun demikian, para pejuang Hizbullah tetap bersiaga dengan penuh kekuatan tanpa ada seorangpun yang melihat senjata mereka. Kami siap melayangkan pukulan yang sangat telak terhadap Israel jika berani menyerang,” tegas Nasrullah penuh semangat.

Tanggal 25 Mei 2000 tentara Zionis dan pasukan bayarannya pimpinan Jenderal Antoine Lahd lari meninggalkan pangkalan militer mereka di Lebanon selatan. Keputusan itu diambil setelah Israel dan pasukan bayarannya tak mampu melawan gempuran terus menerus yang dilakukan Hizbulllah. Saat ini Israel masih menduduki sebagian ladang subur Shebaa di selatan Lebanon.

Rabu, 27 Mei 2009

Keajaiban Nasrullah: Jumblat Akui Kesalahan


jumblatt-nasrallah

Pidato Sayyed Hasan Nasrullah, Sekjen Hezbollah Lebanon, dalam peringatan kemenangan atas Israel, yang menyebut secara positif Walid Jumblat, yang selama ini dianggap sebagai musuh telah membalikkan keadaan dan peta politik.

Ucapan Nasrullah yang menunjukkan sikap negarawan dan tokoh yang rendah hati mampu mencairkan ketegangan internal Lebanon. Walid Jumblat secara spontan memuji Nasrullah dan berjanji akan menemuinya. Ia juga mengecam Der Spigel karena menurunkan artikel yang berisikan tuduhan palsu tentang keterlibatan Hezbollah dalam pembunuhan Rafiq Hariri.

Dalam wawancara dengan televisi aljazeera (Selasa malam), Walid Jumblat secara terbuka mengaku sering memberikan pernyataan spontan dan emosional. Alasannya, buntunya jalur komunikasi dengan Hezbollah. “Kita tidak punya musuh internal. Musuh utama kita adalah Israel,” katanya.

Banyak pengamat menilai perubahan sikap Walid Jumblat merupakan kemenangan politik Nasrullah dan indikasi kemenangan Hezbollah dan sekutunya dalam pemilihan legislatif Lebanon.

Klaim Bohong Der Spiegel Menuai Kecaman Dunia Internasional



Spiegel
Spiegel Online
laporan bohong majalah Jerman Der Spiegel Sabtu [23/05/09] yang menyebut Gerakan Muqawamah Hizbullah Lebanon berada bi balik teror mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri mendapat reaksi dari dunia Internasional. Para tokoh, ketua partai dan kelompok-kelompok Lebanon dan kalangan hukum negara lebanon mengecam laporan Der Spiegel.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri menyebut laporan infaktual Spiegel terhadap Hizbullah Lebanon sejatinya upaya baru untuk menciptakan perselisihan di Lebanon yang tengah berada di ambang pemilihan umum legislatif. Padahal Pengadilan Internasional khusus kasus Rafiq Hariri sendiri membantah laporan bohong Spiegel terhadap Hizbullah Lebanon.

Jurubicara resmi Pengadilan Internasional Khusus kasus Rafiq Hariri, Radia Ashori terkait masalah ini mengatakan, "laporan infaktual majalah Der Spiegel tidak benar dan sumber informasi mereka juga tidak jelas." Kantor Daniel Belmar, Jaksa Pengadilan Internasional Khusus Lebanon juga tidak tinggal diam dan mengeluarkan sebuah statemen yang isinya membantah berita yang dipublikasikan Der Spiegel yang menyebut bahwa Komite Internasional Investigasi tidak akan pernah mengikutkan media internasional dalam proses investigasinya.

Sementara itu, Ketua Partai Sosialis Progresif (PSP) Lebanon, Walid Jumblatt mengatakan bahwa Rezim Zionis Israel berada di balik pemberitaan Der Spiegel.

Walid Jumblatt dalam siaran pressnya mengatakan, "Skenario majalah Spiegel punya tujuan untuk menutupi terungkapnya jaringan siponase rezim ini di Lebanon dan tertangkapnya 40 orang dengan tuduhan melakukan aksi mata-mata di Lebanon untuk Israel."

Data-data menunjukkan bahwa majalah Der Spiegel punya hubungan dengan lobi-lobi Zionis di Jerman.

Masih terkait masalah ini, Wakil Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) Syeikh Naim Qasim dalam mereaksi laporan infaktual Der Spiegel menyatakan bahwa setelah penyelenggaraan pemilu legislatif tanggal 7 Juni, Lebanon bakal memiliki posisi yang diperhitungkan dunia internasional dan tidak akan menerima lagi penguasaan Amerika

Sampah Bernama “Der Spiegel”


franklin-lamb-martyrs-square-9-12-2008

Berikut analisis Franklin Lamb tentang Laporan Konspiratif Der Spiegel yang menuduh Hezbollah terlibat dalam pembunuhan Rafik Hariri, Perdana Menteri Lebanon.

“Headline-nya dramatis. Mingguan Jerman yang sangat pro-Israel Der Spiegel menawarkan “informasi baru” yang berani, yang diklaimnya berasal dari sumber-sumber dan dokumen-dokumen rahasia,…..Tanggal penerbitannya? 24 Oktober 2005, nyaris empat tahun yang lalu. [saat itu] Syria dituduh dalam pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri…..

Minggu ini, sebuah laporan investigatif baru dan rahasia yang menunjukkan pembunuh yang sesungguhnya, diterbitkan oleh mingguan yang sama, Der Spiegel. Penulis yang sama. Editor yang sama. Target yang baru.

Kali ini Erich Follath dari Der Spiegel mengklaim bahwa komite internasional yang menginvestigasi pembunuhan Rafik Hariri telah mencapai “kesimpulan rahasia baru yang mengejutkan”, kali ini menuding Hizbullah…….

Dalam banyak hal, artikel Der Spiegel versi 2009 sama dengan versi 2005…..

Komentar-komentar pun bermunculan di ibukota Lebanon dan pada internet. Semuanya mempertanyakan pilihan waktu dari laporan Spiegel yang seakan ditujukan untuk mengakibatkan kerusakan maksimum kepada kubu oposisi yang dipimpin Hizbullah jelang pemilu Juni 2009. Siapa kiranya sumber dari “bocoran” itu dan mengapa sekarang….

Sejauh ini tidak ada partai politik Lebanon yang menganggap laporan Der Spiegel itu dapat dipercaya…..

Kantor Hubungan Media Hizbullah merilis pernyataan pada Minggu, dimana ia membantah tuduhan-tuduhan yang dipublikasikan Der Spiegel dan ditayangkan oleh Al-Arabiyya Channel. Pernyataan Hizbullah mengatakan, “Ini bukan kali pertama sebuah majalah atau suratkabar bermaksud menerbitkan fabrikasi-fabrikasi semacam itu dan sebelumnya koran Kuwait Al-Siyasa telah berulangkali menerbitkan laporan seperti itu bersama harian-harian lainnya.”

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa “menerbitkan laporan ini oleh Der Spiegel dan mempromosikannya oleh Al-Arabiyya mencurigakan dalam hal pilihan waktu dan bagaimana laporan itu dieksploitasi secara politik dan psikologis, khususnya untuk dua alasan: Pertama ini ditujukan untuk memperngaruhi kampanye pemilu di Lebanon pada satu sisi, dan untuk mengalihkan perhatian dari berita-berita tentang terbongkarnya jaringan mata-mata yang bekerja untuk Israel di sisi yang lain…Laporan Spiegel terbit tepat 2 minggu menjelang pemilu legislatif 7 Juni di Lebanon.”

Senin, 25 Mei 2009

Gawat! Yaman Terancam Pecah Lagi


YEMEN-W1

Saat sedang merayakan hari nasional persatuan yang menggabungkan Selatan dan utara, terjadi bentrokan berdarah di Yaman antara demonstran dan aparat keamanan.

Pasukan keamanan membubarkan secara paksa para pemuda yang menuduh pemerintahan Presiden Ali Abdallah Saleh mengabaikan dan menganaktirikan masyarakat Yaman Selatan.

Sebagaiman dilaporkan televisi Aljazeera Pertemuan yang diprakarsai oleh pemimpin partai opisisi tersebut berubah menjadi aksi demonstrasi berdarah setelah pasukan keamanan menuduh mereka melakukan makar dengan menunut sparatisme dan mendirikan kembali negara Yaman Selatan.

Dilaoprkan oelh aljazeera, sejak bergabungnya Yaman bersatu antara Utara dengan ibukota Sanaa dan Selatan dengan ibukota Aden 20 tahun silam, masyarakat Selatan terlihat terkebelakang dalam segala bidang terutama ekonomi dan pendidikan terutama di propinsi Hadramaut dengan ibukota Sewon yang kaya minyak dan peninggalan sejarah.

Ahmadinejad: Tanpa Intimidasi, Israel Tak Dapat Hidup

Tuesday, 26 May 2009 Sample ImagePresiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyatakan bahwa program nuklir Iran berada di bawah koridor ketetapan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). IRIB melaporkan, Ahmadinejad, hari Senin, dalam konferensi pers yang dihadiri wartawan lokal dan asing mengatakan, masalah nuklir sangatlah jelas dan transparan. Dikatakannya pula, bangsa Iran tak memberikan peluang kepada pihak manapun untuk membahas masalah nuklir di luar koridor ketetapan IAEA.

Mengenai manuver Israel yang bersamaan dengan peringatan kemenangan Hizbullah Lebanon dan kemungkinan rezim ini menyerang Iran, Suriah dan Lebanon, Ahmadinejad mengatakan, "Rezim Zionis Israel semenjak awal dideklarasikan untuk intimidasi, perang dan pendudukan. Filsafat deklarasi Israel adalah intimidasi dan perang permanen." Ditegaskannya, "Tanpa intimidasi dan perang, rezim ini tak bisa bertahan hidup." Dalam kesempatan tersebut, Ahmadinejad juga menuturkan, "Apa yang bisa diperbuat oleh Rezim Israel yang terlibat bentrok dan berperang dengan sebuah tepi seluas 360 km yang bernama Gaza dan kemudian kalah?!

Jumat, 08 Mei 2009

“GRAD”... Roket yang Menghalangi Tidur Israel dan Mengenai Target Strategis


Gaza – Infopalestina: Roket "Grad" .. Nama jenis baru dari jenis-jenis roket yang digunakan oleh perlawanan Palestina, untuk pertama kalinya dalam jumlah besar selama perang “Furqan” di Jalur Gaza. Perlawanan Palestina juga paling suka menembakkan roket jenis ini. Perang “Furqan” adalah istilah yang digunakan perlawanan Palestina dalam mengadapi agresi perang yang dilancarkan Zionis Israel di Jalur Gaza akhir tahun 2008 lalu untuk merealisasikan beberapa target, seperti yang dikatakan Israel waktu itu, terutama untuk menghentikan serangan roket-roket dari Jalur Gaza ke permukiman-permukiman Yahudi dekat Jalur Gaza. Eskalasi dengan Eskalasi Perang tersebut telah dimulai dengan sengit dan seluruh dunia menyaksikan itu. Selama perang berlangsung pasukan penjajah Zionis Israel menggunakan semua jenis senjata. Termasuk senjata yang dilarang secara internasional. Hal itu dilakukan Israel untuk menciptakan kondisi shock dan teror di barisan perlawanan Palestina. Beberapa jam setelah dimulai perang, faksi-faksi Palestina mengatakan, "Wahai kaum Zionis, jika target kalian yang paling penting adalah untuk menghentikan roket-roket agar tidak jatuh di permukiman-permukiman Yahudi yang dekat dengan Jalur Gaza, maka kami beri kabar gembira kepada kalian bahwa roket-roket tersebut akan mencapai daerah-daerah yang tidak terjaungkau sebelumnya dan belum pernah diprediksi sampai ke sana." Dan benar, perlawanan Palestina, terutama Brigade al Qassam, sayap militer Gerakan Hamas, melaksanakan ancaman mereka. Mereka menggempur kota-kota Israel dengan ratusan roket buatan lokal dan roket "Grad" yang digunakan dalam jumlah besar selama perang. Penggunaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini awal penggunaan senjata baru, efektif dan membinasakan di tanah peperangan, menggempur daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkau roket perlawanan; untuk menghadapi mesin perang penghancur yang digunakan militer Israel. Brigade al Qassam, dalam data yang dimiliki setelah usai perang, mengatakan tidak kurang dari 980 roket dan mortir ditembakan ke kota-kota Israel dan permukiman-permukiman Yahudi. Al Qassam menembakan sekitar 345 roket jenis Qassam, 213 roket jenis "Grad" dan sekitar 402 jenis mortir. Brigade al Qassam menyatakan bahwa semua pihak terkejut dengan jumlah roket yang tembakan di satu sisi serta jangkauan dan dampaknya di sisi lain. Ditambah serangan roket yang mengenai pos-pos dan pangkalan-pangkalan militer Israel yang dianggap strategis dan kota-kota vital. Hal ini telah membuat perimbangan teror dengan Israel dan keberhasilan intelijen bagi al Qassam. Spesifikasi Roket Roket "Grad" adalah jenis missil artileri. Dia menyerupai pipa polos dengan panjang 180-240 cm. Yang ditempatkan padanya roket yang terdiri dari tiga bagian: kepala dengan berat 25 sampai 30 kg, tubuh yang bertanggung jawab mengarahkan misil, dan landasan yang merupakan kipas untuk mendorong peluru. Kadang-kadang dilengkapi motor pendorong untuk menambah jarak jangkauan. kaliber missil yang ditembakan dari dalam antara 122-230 mm, tergantung jenisnya. Total panjang dari roket ini tiga meter dan berat 77 kg. Roket ini digunakan baik secara individual atau kolektif seperti dipasang permanen pada semacam gerobak yang mobile, yang dalam militer disebut dengan “Bursts” (semburan). Jangkauan roket ini pada kisaran 18 hingga 45 km; sesuai dengan kaliber yang digunakan. Roket ini bisa membuat lubang di tanah sekitar 25 hingga 50 meter persegi, juga sesuai dengan berat hulu ledak yang digunakan.