Kamis, 11 Juni 2009

Kelompok dan Tokoh Lebanon Peringatkan Konspirasi Amerika dan Israel

Thursday, 11 June 2009 Hizbullah Lebanon mengecam berlanjutnya intervensi Amerika terhadap urusan dalam negeri Lebanon. Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Hizbullah mengecam intervensi, terutama analisa, ungkapan-ungkapan provokatif dan upaya pecah belah para pejabat Amerika mengenai hasil pemilu legislatif Lebanon. Hizbullah juga mengingatkan, sikap para pejabat Amerika dalam hal ini menunjukkan kegeraman mereka akan perhatian bangsa Lebanon terhadap muqawama.

Sikap rakyat Lebanon kepada Hizbullah dan berhasilnya semua kandidat Hizbullah dalam pemilu parlemen menunjukkan betapa rakyat Lebanon tidak berhasil dipengaruhi konspirasi para pejabat Amerika. Begitu juga dengan melihat data pemilu Lebanon menunjukkan popularitas Hizbullah semakin meningkat. Sekalipun kelompok pro-Barat 14 Maret berhasil memenangkan pemilu kali ini dengan perbedaan tipis dari kelompok 8 Maret akibat intervensi negara-negara Barat dan sebagian negara Arab, namun kelompok pendukung muqawama, 8 Maret masih tetap populer di mata masyarakat.

Televisi Al-Manar dalam laporannya menyebutkan, saat data berbicara tidak ada alasan untuk mengingkari. Hasil pemilu legislatif Lebanon menunjukkan Hizbullah dan sekutu 8 Maret-nya masih lebih populer di tengah-tengah masyarakat. Setelah diumumkannya hasil akhir pemilu masalah ini menjadi bukti bagi semua orang bahwa aturan pemilu dan cara pembagian kursi parlemen di kota-kota Lebanon tidak realistis dan bukan keinginan rakyat.

Berdasarkan data resmi yang telah diumumkan oleh pemerintah Lebanon, dari 1,5 juta suara pemilih pemilu parlemen sekitar 850 ribu suara sebanding dengan 55 persen suara keseluruhan milik wakil-wakil kelompok 8 Maret. Sementara kelompok pro-Barat 14 Maret yang disebut menang sejatinya hanya meraup suara sebanyak 650 ribu yang berarti hanya 45 persen dari jumlah suara keseluruhan. Artinya, kelompok 14 Maret sebagai pemenang pemilu ternyata meraih suara lebih sedikit ketimbang rival mereka dan tentu saja ini membuat aturan pemilu parlemen negara ini patut mendapat pertanyaan serius.

Mencermati kenyataan ini, rezim Zionis Israel terpaksa harus mengakui betapa kekuatan posisi Hizbullah masih akan terus berlanjut. Menteri Peperangan Israel Ehud Barak memperingatkan kepada orang-orang Zionis agar tidak membuat mereka terlena. Karena Hizbullah masih tetap kuat dan aktif di kancah politik Lebanon. Sementara Nabih Berri, Ketua Parlemen Lebanon juga tidak lupa mengingatkan rakyat Lebanon mengenai konspirasi Zionis Israel. Ditegaskannya, Israel tetap menjadi musuh nomor satu Lebanon dan tetap berusaha menghancurkan persatuan dan rekonsiliasi nasional di negara ini.

Hariri Akan Bekerjasama dengan Hizbullah

Friday, 12 June 2009 Sample ImageKetua Partai Al-Mustaqbal Lebanon, Saaduddin Hariri dan para pemimpin Kelompok 14 Maret menyatakan akan bekerjasama dengan Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) dalam membentuk kabinet yang efektif. Sebagaimana dilaporkan wartawan IRIB dari Beirut, Hariri mengatakan, menyusul berakhirnya masa pemilu parlemen, pemisahan dua kelompok besar pada masa pemilu juga harus berakhir. Dikatakannya, semua pihak harus mengetahui bahwa seluruh masalah hanya dapat diselesaikan dengan kerjasama. Hariri juga menuding rezim Zionis Israel sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam mencegah berbagai upaya untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

Hariri juga mengolok Israel soal hasil pemilu Lebanon seraya menegaskan, "Kita tidak condong terhadap Israel seperti yang diklaim oleh Barat melainkan pendukung dan pembela Lebanon." Pada pemilu parlemen Lebanon periode ke-18, Kelompok 14 Maret memperoleh 69 kursi dari total 128 kursi. Adapun Kelompok 8 Maret yang berafiliasi dengan Hizbullah mendapat 57 kursi dan kelompok independen meraih dua kursi.

Rabu, 10 Juni 2009

Lawatan Solana dan Mitchell Usai Kemenangan 14 Maret

Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana dan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell melakukan kunjungan ke kawasan. Misi dua pejabat tinggi AS dan Uni Eropa itu disebut-sebut untuk menghidupkan kembali proses perundingan damai di Timur Tengah. Hasil pemilu legislatif di Lebanon yang dimenangkan kubu 14 Maret pro Barat menjadi penggerak utama AS untuk menggulirkan kembali perundingan. Solana dan Mitchell dalam lawatannya ini akan mengunjungi Palestina pendudukan, Suriah, Lebanon dan Mesir.

Dalam lawatannya ke Palestina pendudukan keduanya akan membujuk Rezim Zionis Israel untuk menerima pembentukan negara independen Palestina. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri rezim ini, Avigdor Lieberman merupakan sosok yang menentang keras pembentukan negara Palestina. Di sisi lain, kebuntuan yang dihadapi AS dan Eropa dalam proses perundingan damai Timur Tengah tidak akan sirna tanpa pembentukan negara Palestina merdeka. Namun, sayap kanan Zionis tetap berupaya mewujudkan Israel Raya, sebuah impian yang dipandang AS dan Eropa hanya sekedar fatamorgana.

Oleh kerena itu, kini antara Israel dan pendukungnya muncul friksi yang tajam. AS dengan dukungan Uni Eropa berusaha keras meyakinkan para pejabat Tel Aviv agar bersedia menerima usul pembentukan negara Palestina merdeka. Lawatan Solana dan Mitchell ke Lebanon, Suriah dan Mesir juga dimaksudkan untuk menarik dukungan bagi menekan Israel dalam hal ini serta melancarkan proses perdamaian di kawasan.

Lawatan Micthell ke Suriah adalah untuk pertama kalinya setelah ia menjabat utusan khusus AS untuk Timur Tengah. Micthell mendapat tugas dari Presiden AS, Barack Obama untuk menekan ketegangan antara Washington-Damaskus. Di lain pihak, kemenangan kubu 14 Maret pro Barat dalam pemilu legislatif Lebanon menjadi kesempatan bagi AS dan Uni Eropa untuk kian mengucilkan Hizbullah dan Hamas. Program ini telah dilaksanakan dengan baik oleh Mesir sebagai kaki tangan AS. Mesir pasca perang 22 hari di Jalur Gaza sibuk menfitnah Hizbullah dan tetap menutup perbatasannya dengan Gaza.

Meski koalisi kubu 8 Maret di pemilu legislatif Lebanon tidak berhasil meraih suara mayoritas, namun hal ini tidak menunjukkan kelemahan muqawama. Dalam pemilu tersebut berbagai parameter sangat menentukan kemenangan. Di antaranya adalah dana puluhan juta dolar yang disumbangkan Barat dan sekutunya kepada kubu 14 Maret. Peran vital Hizbullah dan Hamas dalam pentas politik kawasan tidak dapat dipungkiri. Oleh karena itu, upaya AS dan sekutunya untuk mengucilkan kelompok perjuangan Islam ini sulit untuk direalisasikan. Jika hal ini terjadi, maka popularitas kelompok pejuang akan makin besar di mata bangsa kawasan.

Senin, 08 Juni 2009

Anti-Semitisme oleh Carlos Latuff

anti_semitism_by_latuff2

APAKAH ISRAEL SATU-SATUNYA NEGARA DEMOKRASI DI TIMUR TENGAH?

Demokrasi ditegakkan di atas serangkaian prinsip, seperti penghormatan atas hak minoritas, kesetaraan di hadapan hukum, kebebasan sipil, dan penghargaan atas hak asasi manusia. Lalu, apakah benar bahwa Israel merupakan satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah, sebagaimana selama ini digembar-gemborkan media-media Barat? Dengan mempelajari fakta-fakta berikut, anda akan menjadi hakimnya. Tahukah anda bahwa:

  • Sekitar 1,5 juta warga Arab di Israel hidup dalam ghetto-ghetto yang terpisah-pisah, yang tak terjamah pembangunan dengan angka pengangguran yang tinggi, serta kekurangan layanan publik yang mendasar, seperti akses jalan, sanitasi, listrik, dan sekolah?
  • 95% dari wilayah Israel (yang dulunya sebagian besar adalah milik para pengungsi Palestina) hanya boleh didiami oleh orang Yahudi?
  • Minoritas warga Arab di Israel yang merupakan seperempat penduduk Israel dibatasi pada 3% dari wilayah Israel?
  • Kewarganegaraan Israel terbuka bagi imigran Yahudi dari seluruh negara di dunia, sementara pengungsi Palestina yang lahir di negeri itu, baik yang Muslim maupun Kristen, tidak bisa mendapatkan kewarganegaraan Israel?
  • Hukum-hukum yang mengatur warga Arab di Israel dibedakan dari hukum-hukum yang mengatur warga Yahudi?
  • Di wilayah pendudukan Tepi Barat, terdapat “jalan-jalan khusus Yahudi” dan “jalan-jalan khusus non-Yahudi”?
  • Israel mengeluarkan KTP dimana agama si pemegang KTP dicetak dalam tinta tebal?
  • Di wilayah pendudukan Tepi Barat, plat mobil milik penduduk Arab berbeda dengan yang dimiliki para pemukim ilegal Yahudi?
  • Lebih daripada itu, sebuah negara tidak bisa disebut demokrasi sementara pada saat yang sama dia juga adalah rezim pendudukan di suatu wilayah. Menurut kolumnis Haaretz, Gideon Levy, ketika menjadi rezim pendudukan di Palestina, maka Israel berhenti menjadi negara demokrasi.

Akhirnya, patut ditekankan bahwa “demokrasi Israel” adalah inkarnasi dari “demokrasi Apartheid Afrika Selatan”. Dulu, dikatakan bahwa Apartheid Afrika Selatan adalah satu-satunya demokrasi di Afrika. Namun demikian, ia hanyalah demokrasi bagi ras kulit putih semata, seperti juga Israel hanyalah demokrasi bagi Yahudi belaka. Berbicara tentang “demokrasi Israel” tidak lain hanyalah propaganda yang terdengar indah di media-media Barat.

Benarkah Palestina Tanah Yang Dijanjikan Tuhan untuk Bangsa Yahudi?


Q: Di dalam Bibel, Tuhan telah menjanjikan tanah Palestina (Tanah yang Dijanjikan) kepada keturunan Ibrahim as dari Ishaq as (bangsa Yahudi), maka mengapa bangsa Palestina mengingkari janji Yang Mahakuasa?
A: Argumen seperti ini sarat dengan kelemahan. Mungkin akan lebih efektif untuk menjawab pertanyaan di atas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
• Siapakah bangsa Yahudi itu? Apakah bangsa Yahudi berhubungan dengan ras atau agama Judaisme? Inilah pertanyaan yang paling sulit dijawab komunitas Yahudi di seluruh dunia.
• Tahukah anda, bahwa hukum di Israel memberikan status kewarganegaraan secara otomatis kepada banyak orang dari berbagai belahan dunia yang masuk agama Judaisme, sementara suku-suku Yahudi di Yaman, Palestina, dan Iraq yang telah memeluk Islam dan Kristen tidak diperbolehkan menjadi warga negara Israel? Padahal, bukankah mereka juga keturunan Ibrahim as dari Ishaq as?
• Untuk sejenak, mari kita bayangkan orang-orang Palestina secara massal berpindah agama dengan memeluk Judaisme, lantas apakah hal ini akan mengakhiri konflik Israel-Palestina? Atau dapatkah anda membayangkan pemerintah Zionis-Israel mau merevisi definisinya tentang “SIAPAKAH YAHUDI” itu?
• Tahukah anda, bahwa setengah dari jumlah orang Rusia yang berimigrasi ke Palestina pada awal Abad ke-20 menjadi “Yahudi” hanya karena dulu ibu-ibu mereka berpindah agama dengan memeluk Judaisme? Apakah anda masih percaya bahwa orang-orang ini berhak memiliki “Tanah Yang Dijanjikan” atas dasar janji Tuhan di dalam Bibel tersebut?
• Tahukah anda, bahwa “Tanah Yang Dijanjikan” di dalam Bibel mencakup wilayah-wilayah dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Iraq? Apakah ini bermakna bahwa Israel di masa depan akan mencaplok negara-negara seperti Jordan, Syria, Lebanon, Mesir, dan bagian Selatan Turki? Apakah hal ini bisa menjelaskan mengapa Israel hingga kini tidak pernah menetapkan batas-batas negaranya?
• Akhirnya, mari kita berasumsi bahwa Tuhan memang membuat janji tersebut di dalam Bibel, maka pertanyaannya adalah mungkinkah Tuhan, dalam satu titik sejarah, telah membuat sebuah janji yang rasis?
Pendek kata, tidak akan ada peradaban yang akan langgeng jika ia didasarkan atas eksklusivitas, alih-alih inklusivitas. Dan Israel hanyalah sebuah penggalan sejarah yang singkat.

Duta Besar Israel di Swedia Dilempari Sepatu

Sebuah sepatu dilemparkan ke arah Duta Besar Israel untuk Swedia, Benny Dagan, ketika si dubes menyampaikan ceramah di Stockholm University. Tidak seperti sepatu Muntazer al Zaidi yang luput mengenai Bush, sepatu Swedia ini menghantam perut si dubes. Tak cuma itu, dua buah buku dan satu note pad menyusul terbang menyasar Tuan Dagan yang “malang”…

Dua orang pemerotes, satu perempuan dan satu laki-laki, berteriak, “Pembunuh…intifada!!!”

Saatnya, anak-anak muda Eropa tidak lagi terbebani oleh mitos-mitos “holocaust”, dan menyatakan sikapnya untuk kemanusiaan dan keadilan bagi Palestina. (sumber: a-mother-from-gaza.blogspot.com)