Senin, 29 Juni 2009

Hamas… Orsinilitas Tarbiyah, Realitas Pergerakan




Abu Mu’tasim


Jika diamati, dalam mentarbiyah kader dan anggotanya, membentuk kepribadiannya, dalam berorganisasi dan pola piker, laki-laki dan perempuan, gerakan Hamas berusaha mendidik generasi Qurani dan Nabawi yang unik. Mereka disiapkan untuk menjadi elemen dasar yang orsinil dalam bangunan proyeksi kemenangan mendatang bagi Islam agung dengan izin Allah.

Setelah perjalanan panjang tarbiyah, dakwah, pembangunan, organisasi, dan jihad, Hamas hari ini memiliki poin tarbiyah bermuatan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dikelola dalam mendidik dan membina kader-kadernya. Hal itu menciptakan gelombang generasi yang kuat yang mampu membangun organisasi yang kuat dan solid berdasarkan kecintaan, persaudaraan, orsinilitas, jauh dari spontanitas dan hal yang tanpa perasaan.

Hamas berusaha membentuk dan memformulasi masyarakat Muslim yang bisa menjaga harga diri (iffah), bersih, dan peka dari praktik manipulasi dan mudah hanyut, membentengi diri sikap koalisi dengan musuh atau menjadi agensi mereka dan tindakan moral rendahan, imun terhadap upaya penumpulan perasaan dan kepekaan terhadap rasa tanggung jawab terhadap masalah nasional kebangsaan, rakyat dan masalanya.

Pelurusan orientasi kepada Allah, mengikhlaskan niat, amal, menyempurnakan tajarrud, loyalitas yang baik, pemahaman, kecintaan berkorban, berjuang, jihad, membebaskan diri dari balasan dunia adalah sederatan factor utama yang ditanamkan secara kuat oleh Hamas dalam model dakwahnya melalui pangkuan tarbiyah. Hamas menyadari sejak awal dibentuk tentang urgensi keikhalasan dalam berorientasi kepada Allah. Ia dijadikan manzilah ula (prioritas utama) dalam tarbiyah. Apalagi ia menjadi rukun dasar dari 10 rukun baiat yang ditentukan oleh Imam Hasan Al-Banna – rahimahullah –soal persepsinya tentang kepribadian muslim aktifis menuju islamisasi masyarakat dan membebaskan mereka dari penghambaan sistem, konsep, dan berhala lain menuju penghambaan Allah Rabbul ‘alamain.

Konsentrasi pembinaah dakwah Hamas adalah pemenuhan (respon) fitrah terhadap panggilan Allah; dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran: 19)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5) ; sebagai wujud pemahaman dari sabda Rasulullah, “Aku tinggalkan kepada kalian, jika kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat; yakni kitab Allah dan Sunnahku,” ;sebagai realisasi dari ucapan Umar Al-Faruq bin Al-Khattab, “Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, jika kita mencari izzah (kemuliaan dan harga diri) selainnya maka Allah akan menghinakan kami,” ; sebagai upaya mencari kehormatan melalui beruswah dengan kehidupan sahabat Rasulullah yang bernaung dibawah cahaya kenabian dan lulus dari madrasah Rasulullah saw. Merekalah generasi pertama yang membangun berdirinya Negara Islam pertama di Madinah Al-Munawwarah.

Ketika fajar terbitnya, Hamas telah mempelajari realitas dan watak-watak fase yang akan dilaluinya. Ia kemudian meletakkan manhaj yang diserap dari kitab Allah dan Sunnah Nabinya serta buku-buku keimaman yang dipenuhi dengan eksperimen ulama salaf. Hamas maju dengan percaya diri berusaha menanamkan Islam dalam sanubari kadernya semampu yang ia bisa dan selagi ada jalan. Maka Hamas memperoleh massa di kalangan kaum muda kualitas dan kuantitasnya sebagai mukmin yang percaya dan yakin akan kebenaran manhaj dan realitas pergerakan.

Warisan keimanan, pemikiran jernih bersinar, ilmu syar’i, keunikan dalam tarbiyah dai berdasarkan Al-Quran, Sunnah, hadits, syariat, ilmu-ilmu modern, ragam kerja kelembagaan, semuanya mampu menarik simpati pemuda kepada Hamas yang bukan hanya menghafal Al-Quran, hadits, shalat malam, puasa di siang hari, bukan hanya itu, namun Hamas memiliki potensi manusia (SDM) beragam, kader yang Ilmu pengetahuan berbeda-beda dalam ilmu, social, politik, budaya dan militer. Sehingga mampu berada di depan dan mampu memberikan sumbangsih keterbukaan politik yang lentur dan didasarkan pada batasan-batasan syariat dan agama.

Sesungguhnya tarbiyah Hamas berawal dari masjid karena ia ingin mereformasi kehidupan Palestina dengan cara yang benar. Hamas membangun pondasinya di samping mihrab dan mengajarkan anak-anaknya memahami fiqih realitas dan fiqih amal di atas sajadah shalat.

Harus kami ingatkan di sini, bahwa tarbiyah Hamas sama sekali tidak memaksa, mengisi otak setelah brand washing. Namun Hamas melakukan pencerahan, mengarahkan, memberikan pendapat dan pemikiran, diskusi, memberikan alasan dan hujjah, meyakinkan, dengan dibarengi eksperimen dan penerapan. Hamas maju tidak dengan menerka-nerka namun dengan rencana dan studi yang matang yang diracik oleh ulama-ulama pendiri gerakan ini berdasarkan kepada esensi agama, ilmu dan pengalaman generasi terdahulu dan sekarang.

Terbiyah Hamas didasarkan kepada penghormatan orang lain meski berbeda pendapat. Ia menghormati HAM sebab tarbiyahnya tidak otoriter, namun menyentuh kalbu dan perasaan. Ia mengusai perasan mereka kemudian mereka mengimani pemikiran Hamas dan menerapkan intruksinya. Hamas adalah gerakan amali yang menerima sejumlah besar massa kemudian disaring namun tetap bisa merawat yang belum tersaring. Hamas memasuki semua lini, sekolah, perguruan tinggi, lembaga social, lembaga asosiasi. Kadernya hidup di desa, kamp pengungsi dan kota-kota. Hamas memanfaatkan bulletin, buku, kaset, CD, Koran, radio, TV, internet. Menggunakan forum diskusi, ceramah, pameran sebab Hamas sadar media adalah senjata darurat dalam menyampaikan gagasan.

Tarbiyah Hamas memberikan kebebasan bergerak, berinovasi, dan berkreasi dengan tetap komitmen dan disiplin terhadap prinsip.

Tarbiyah Hamas menjaga keseimbangan dan konperhensif serta memperdalam spesialis. Hamas tidak mengalahkan politik atas ibadah, tidak mengalah pemerintahan atas perlawanan. Hamas mengkompromikan kerja social, politik, agama dan perlawanan sampai pada urusan olah raga dan seni.

Tarbiyah Hamas didasarkan kepada kejujuran, loyalitas, kesetiaan kepada baiat dengan pemahaman dan keyakinan tidak ada taklid buta atau menghilangkah kepribadian. Namun menyeimbangkan antara jundiyah (kader) dan qiyadah (pimpinan). Hamas tenang tapi kadang bergelora menantang dengan tetap terukur. Pengalaman mengajarkan kepada Hamas untuk menahan emosi, sehingga tidak ngawur dan terburu-buru.

Di tengah ujian berat, tekanan dalam dan luar negeri, Hamas hari ini masuk tetap konsisten dengan slogan “tidak ada solusi kecuali Islam”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar