Kebijakan ini dilancarkan Tel Aviv di saat rezim ini mengalami kekalahan di Jalur Gaza. Aksi brutal 22 hari Israel ke Gaza meski mengakibatkan tragedi kemanusiaan, namun rezim ini gagal melaksanakan ambisinya dalam perang tersebut. Kekalahan ini kembali membuktikan bahwa legenda tak terkalahkan Israel telah pudar. Sebelumnya Israel juga mengalami kekalahan memalukan dalam perang musim panas 2006 di Lebanon. Menurut para mengamat, Netanyahu yang menang tipis, kini berupaya menutupi kelemahan Israel dengan sikap ekstrimnya.
Kondisi Israel saat ini masih sangat rentan meski Netanyahu berhasil membentuk kabinet koalisi. Rupanya para pejabat Tel Aviv menyadari hal ini sehingga mereka berusaha memperkokoh posisinya dengan melontarkan berbagai isu termasuk klaim palsu terhadap program nuklir Iran. Pernyataan Netanyahu terhadap Iran tidak dapat dipisahkan dari transformasi kawasan. Menurut laporan Koran Daily Telegraph, cetakan London, pejabat Israel khawatir terhadap perubahan mendadak akibat kebijakan Presiden AS, Barack Obama terhadap Iran.
Terlepas dari masalah tersebut, Israel yang memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan tetap melanjutkan kebijakan brutalnya terhadap bangsa Palestina merupakan ancaman serius bagi dunia. Oleh karena itu, pejabat Tel Aviv harus memberikan pertanggung jawaban terhadap masyarakat internasional dan regional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar