Kamis, 16 April 2009

Pemimpin Timur Tengah Baru

Ridwan Jarraf

Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa penguasa dunia saat ini adalah sekelompok elit yang berada di pucuk pimpinan negera-negara besar. Dimana pengaruh mereka merasuk dan menentukan Negara-negara lainnya melampaui batas-batas geografi pada tataran strategi. Sampai pada tingkat politik mereka mendikte syarat-syarat tertentu dan atas nama reformasi. Meski reformasi itu tidak sesuai dengan watak budaya, identitas warisan peradaban negera-negara tersebut. Ini mendorong kita untuk menyampaikan pertanyaan, siapa yang bertanggungjawab sehingga Negara-negara besar itu menerapkan politik-politik pemaksaan dan dan dikte yang bernuansa permusuhan?

Tandlim Al-Qaidah di satu sisi dan gerakan perlawanan Islam Hamas, kelompok perlawanan dan penentang, berbagai krisis moneter di sisi lain adalah dua penyebab utama yang mempengaruhi dalam pembentukan berbagai politik sejarah dunia modern. Amerika menjadi Negara tidak peka dan menggariskan bentuk politik masa depan tanpa menganggap fakta adanya Tandlim Al-Qaidah. Hingga akhirnya melalui pemilihan AS yang diperebutkan oleh calon-calon imprialisme jahat Amerika, ditambah masalah ekonomi dan keuangan serta kaitannya dengan krisis keuangan yang masih membuat dunia barat kalang kabut. Sehingga muncul pertanyaan, siapa yang menguasai dunia sesugguhnya, kata Aristoteles, siapa yang menguasai dunia dengan kekuatan?

Tandlim Al-Qaidah mampu menemukan dirinya memiliki tempat selalu di Dewan Keamanan dan Majlis Umum PBB dan dalam jadwal pemerintahan Amerika dan Inggris.

Sementara gerakan perlawanan Islam Hamas, ia telah memberikan warna lebih jelas dan besar dalam sejarah Timur Tengah modern. Ketika membicarakan Timur Tengah hari ini, tidak mungkin kita lupakan nama gerakan Hamas dan Jalur Gaza. Dunia sekarang dengan Negara-negara besar dan kecilnya, semuanya disibukkan dengan satu hal yakni gerakan perlawanan Islam Hamas. Mereka sibuk bagaimana caranya membujuk Hamas dan membuat gerakan ini puas atau bertekuk lutut.

Gerakan Hamas hari ini telah menjadi perhitungan semua Negara-negara dunia yang ingin memiliki peran dalam penyelesaian konflik Arab Israel baik dengan mendukung Israel atau dengan melakukan konspirasi atas Palestina. Tak ada seorang pun yang melakukan maneuver politik di Timteng tanpa melirik sikap Hamas. Bahkan pihak otoritas Palestina yang menjadi budak Israel, Amerika, Negara barat kini sekarang dikesampingan. Semuanya kini focus kepada PM Ismael Haniya dan pemerintahannya yang mampu menghadang bom dan rudal Israel serta blockade.

Hari ini gerakan Hamas benar-benar berkuasa secara tidak langsung dalam banyak alternative yang ditawarkan dan politik Negara-negara yang disebut “Negara pagar betis” bahkan Negara yang tidak berbatasan dengan Palestina. Hal itu paling jelas ketika Negara-negara yang ingin melakukan rekontruksi Jalur Gaza dan ingin memberikan dana bantuan kepada pemerintah Ramallah yang sudah habis masa pemerintahannya. Ini menyebabkan Abbas dan timnya terjebak dalam posisi yang tidak layak orang iri kepadanya. Bahkan Negara-negara Arab sekarang tidak melirik kepada Abbas.

Hamas berhasil dalam hal itu, bukan berkat kegigihan dan ketegarannya dalam bidang militer, namun berkat kejujurannya kepada rakyat sehingga kini menjadi angka sulit bagi semua orang. Seruan-seruan barat untuk dialog dengan Hamas adalah bukti itu semua. Gerakan ini juga memiliki tempat dan posisi kekuatan sehingga kepala badan intelijen Mesir, Umar Sulaiman tidak lagi berani berkacak pinggang di hadapan Khalid Misyal dan mengancamnya bahwa Hamas akan membayar sikap tegarnya dan menentang. Bahkan Umar Sulaiman harus belajar berbicara dengan penuh penghormatan di depan “pemimpin umat” dan orang-orang mulia lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar