Kamis, 16 April 2009

Palestina Legenda Penyelesaian dan Tanah Yang Dijanjikan

Fakhir Syartih

Kaum Protestan ortodok Amerika masih menafsirkan secara harfi terhadap teks perjanjian lama dan menilai bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi Yahudi. Pikiran mereka masih dikuasai oleh zionis. Kebanyakan mereka melihat bahwa Negara Israel adalah perwujudan ramalah yang ada dalam perjanjian lama. Mereka melihat Israel sebagai kaum Ibrani klasik, kembalinya mereka ke Palestina, berdirinya Negara di sana adalah perwujudan “legenda” penyelesaikan.

Pastur Jimmi Suwaijirat mengatakan, “tuhan mengatakan: saya memberikan berkah kepada orang yang memberkahi (mendukung) Israel, melaknat orang yang melaknatnya. Dengan keutamaan tuhan, Amerika Serikat masih unggul. Saya yakin Amerikan tidak bisa sehebat itu kecuali karena ia mendukung Israel. Saya berdoa agar dukungan kepada Israel itu berlanjut terus,”

Misinonaris Brsoons Levy menyerukan, “Di dalam hati setiap Yahudi bergemuruh keinginan yang tidak mungkin dipadamkan untuk meyahudikan tanah Palestina yang diberikan oleh kakek mereka jika kerajaan Utsmaniah dihancurkan. Hanya mukjizat saja yang bisa menghalangi kembalinya yahudi ke tanah mereka dari penjuru dunia,” Di tengah tumbuhnya permukiman yahudi di Al-Quds, Hebron, Shafad maka kepedulian dunia terhadap zionisme semakin besar. Karena mereka menilai itu sebagai perwujudan ramalan. 50 tahun setelah digelarnya konferensi zionis pertama, ketua kelompok Marmon “Orson Hyde” mengatakan, “Gagasan kebangkitan Yahudi di Palestina menguat dari hari ke hari. Roda besar mulai berputar. Sudah pasti tuhan sudah memerintahkan agar roda itu berpurat di porosnya.” Mantan PM Israel Benjamen Netanyahu mengatakan, “Untuk menghilangkah duri apapun dalam gagasan ini, ada sebagian kaum Kristen siap membantu roda itu berputar,”

Dulu Mr. Edwin Sherwin Wulenr - mantan konsul AS di Palestina – mengatakan, "Orang-orang Israel butuh pulang ke tanah yang bisa dikatakan bahwa itu milik mereka ke kota yang mencerminkan pembebasan, tempat yang mereka tinggali sekarang yang tersebar adalah asing bagi mereka. Tempat itu hanya akan terwujud di Palestina. Saya, Palestina akan berada di tangan Yahudi. Tanah menunggu dan bangsa sudah siap datang. Zionis selain dari bangsa Yahudi dari Inggris dan Amerika Serikat baik yang agamis atau sekuler secara langsung mempengaruhi para politisi untuk mewujudkan menghimpun yahudi di Palestina"

Dari sini jelas bahwa protestan Amerika menilai perjanjian lama adalah sumber informasi sejarah umum. Ada manipulasi Israel terhadap sejarah dengan pengakuan hak sejarah di Palestina untuk menggiring kaum Kristen memahami letelek kisah-kisah Yahudi saja. Sehingga generasi barat kemudian menilai Palestina sebagai negeri Yahudi.

Tindakan mereka mengungkap tabiat manipulasi yang dilakukan oleh zionis, Kristen dan Yahudi yang melegalkan perang mereka demi cita-cita. Manakhem Begin, mantan PM Israel yang menandatangani perjanjian damai dengan Anwar Sadat, presiden Mesir setelah perang Libanon mengatakan, “Israel akan menikmati apa ada dalam teks Taurat dari 40 tahun perjanjian damai,” bagi zionis berpegang dengan tuarat, membunuh, mengusir warga Palestina, menumpahkan darah adalah warak dan mendekat diri kepada tuhan mereka.

Inilah yang mendorong Benjamen Netanyahu berpidato di depan kaum Kristen zionis, “Ada kerinduan lama dalam budaya yahudi untuk kembali kepada tanah Israel. Mimpi ini yang didambakan sejak 2000 tahun lalu yang diledakkan oleh kaum Kristen zionis. Kristen zionis tidak hanya aliran pemikiran, mereka benar-benar merencanakan untuk kembalinya Yahudi ke Palestina. Kristen telah memberikan dukungan panjang dan berkesinambungan serta keberhasilan bagi Yahudi, termasuk dalam bidang sastra Inggris. Seperti riwayat Goerge Eilot dari zionis yang dikenal dengan sebutan Daniel Dirundha yang meramal bahwa yahudi akan mendirikan entitas baru perpanjangan dari entitas lama. Sebab aka nada negeri di timur yang membawa budaya dan mendapatkan simpati dari Negara-negara besar. “Kristen protestan telah membantu mengubah legenda manis menjadi negera yahudi,” tegas Netanyahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar