Selasa, 07 April 2009

Ingin Gandeng Islam, AS Terus Bantai Warga Muslim

Selasa, 07 April 2009 Saat berkunjung ke Turki Presiden AS, Barack Obama mengatakan bahwa negaranya tidak memusuhi Islam. Ditambahkannya, keterlibatan kami dengan dunia Islam untuk menyelesaikan berbagai masalah global khususnya terorisme sangat penting. Presiden AS juga menyatakan berusaha mengubah opini umat Islam terkait kebijakan luar negeri Washington. Dalam pidato pertamanya usai dilantik sebagai presiden pada Januari lalu, Obama juga menekankan kerjasama AS dengan dunia Islam. Pada pemerintahan neo-Konservatif yang cenderung mendukung kebijakan haus perang dan lobi Yahudi, kerjasama ini mencapai titik terendah dalam sejarah negara adidaya.

Sejatinya pada delapan tahun lalu para pejabat AS mengerahkan segenap kemampuan mereka untuk memerangi umat Islam. Presiden AS waktu itu, George W. Bush memanfaatkan tragedi 11 September untuk menggelar perang Salib baru. Selain itu, media massa Barat juga gencar melakukan propaganda anti-Islam dan menyamakan agama ini dengan terorisme. Dalam kurun tersebut dua negara Islam yaitu Afghanistan dan Irak jatuh ke dalam cengkeraman AS. Di Irak sendiri selama agresi AS tercatat lebih dari satu juta orang tewas.

Pemerintah AS waktu itu melontarkan isu Timur Tengah Raya dan menjalankan kebijakan anti-Islam. Bahkan mereka berencana mengubah pemerintahan sejumlah sekutu dekatnya di kawasan. Saat itu kebijakan AS yang mendukung penuh Rezim Zionis Israel menyatu dengan ajaran agama dan ideologi. Hal ini kian nyata dengan pernyataan para pemimpin Gereja di AS yang menilai kehancuran Masjidil Aqsa sebagai tanda dari perang akhir zaman. Kinerja terakhir pemerintah Bush melahirkan tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Di kondisi seperti inilah Obama memegang tampuk kekuasaan tertinggi di AS. Ia dilahirkan dari seorang ayah yang beragama Islam dan selama 10 tahun hidup di negara Islam. Oleh karena itu, Obama berbeda dengan pemimpin AS yang lain. Ia lebih pandai dalam menghadapi dunia Islam. Namun tidak diragukan bahwa untuk menghapus kesan jelek umat Islam terhadap kebencian dan permusuhan AS tidak dapat di hapus dengan sekedar menyampaikan pidato dan pernyataan.

Dengan kata lain, selama jet-jet tempur AS terus melanjutkan pembantaian massal terhadap warga Afghanistan dan Pakistan serta selama Washington masih menempatkan ribuan militernya di berbagai negara Islam maka pidato Obama yang menyatakan AS tidak berniat memerangai Islam sia-sia belaka. Apalagi selama ini, Obama juga tidak memperlihatkan keseriuasan dalam setiap pernyataannya. Contoh nyata adalah Iran, setelah menyatakan minatnya untuk memperbaiki hubungan dengan Tehran, Obama masih melontarkan tudingan palsu terhadap Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar