Kamis, 29 Januari 2009

HAMAS Tolak Gencatan Senjata yang Menistakan Syuhada

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Khaled Meshal menegaskan penolakan pihaknya terhadap sejumlah syarat yang ditetapkan Rezim Zionis Israel. Khaled Meshal kemarin malam (Rabu, 28/01) di Doha, Qatar menegaskan bahwa Hamas dan kelompok Palestina lainnya menolak tawaran Rezim Zionis Israel.
Logo Hamas
Logo HAMAS

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert menekankan bahwa perbatasan dengan Gaza hanya akan dibuka setelah Hamas membebaskan Gilad Shalit. Sementara Khaled Meshal menandaskan, Gilad Shalit hanya akan diserahkan dalam koridor pertukaran tawanan dan pembebasan sejumlah warga Palestina yang ditahan Zionis.

Ketua Biro Politik Hamas ini mengatakan, perdamaian dan stabilitas di Gaza hanya akan tercipta dengan pencabutan blokade dan pembukaan kembali seluruh jalur penyeberangan. Dalam kesempatan itu, Khaled Meshal juga mengkonfirmasikan pembentukan sebuah elemen nasional baru menggantikan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Ditambahkannya, kelompok Palestina kini tengah berupaya membentuk lembaga nasional baru yang beranggotakan seluruh bangsa Palestina, baik mereka yang berada di dalam atau di luar tanah pendudukan.

Khaled Meshal menegaskan bahwa untuk kondisi saat ini PLO tidak dapat menjadi wakil bangsa Palestina. Ditambahkannya, PLO telah berubah menjadi lembaga yang menciptakan keretakan dan perpecahan di tengah bangsa Pelestina. Dalam pesan yang ditujukan kepada George Mitchell, utusan presiden AS ke kawasan Timur Tengah, Khaled Meshal menandaskan, semua upaya di kawasan akan gagal jika mengesampingkan peran Hamas.

Senada dengan Khaled Meshal, sayap militer Gerakan Fatah, Brigade Syuhada al-Aqsa menyatakan penolakan mereka terhadap gencatan senjata yang menistakan cita-cita bangsa Palestina untuk memperoleh kemerdekaan. Brigade Syuhada al-Aqsa kemarin (Rabu, 28/01) dalam statemennya menyatakan, pihaknya akan menolak gencatan senjata yang menistakan darah ribuan syuhada, para tawanan, dan korban luka di Jalur Gaza.

Dalam statemennya, Brigade Syuhada al-Aqsa menyerukan semua kelompok Palestina yang berada di Kairo khususnya Pemimpin Gerakan Fatah, Mahmoud Abbas untuk menangguhkan perundingan gencatan senjata dengan Israel. Mereka juga mendesak dimulainya dialog internal guna menciptakan rekonsiliasi nasional yang sesungguhnya.

Seraya menegaskan pencabutan blokade dan pembukaan kembali seluruh jalur penyeberangan menuju Gaza, Brigade Syuhada al-Aqsa mengatakan, perdamaian akan diapresiasi jika Rezim Zionis Israel menghentikan pembangunan pemukiman Zionis, tembok pembatas, dan agresi burtal, serta membebaskan seluruh warga Palestina yang mendekam di penjara Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar