Jumat, 30 Januari 2009

Photo : Rajeb Tayyip Erdogan Bersitegang dengan Shimon Peres

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Active Image

Sumber gambar: Qodsna

Erdugan Protes Peres dan Walkout, Sekjen Liga Arab Malah Duduk dan Nyengir!

Dalam pertemuan ekonomi di Davos, saat Erdugan menuding Shimon Perez dan para petinggi Israel sebagai pembunuh, ada Amr Mousa, Sekjen Liga Arab, yang sama sekali tidak meniru sikap Erdugan, pemimpin non Arab.

Pemimpin suratkabar Al-Quds Al-Arabi, Abdul-Bari Athwan, mengkritik habis Amr Mousa, yang menurutnya tidak layak duduk berdampingan dengan Shimon Perez, presiden negara yang membantai anak-anak dan perempuan. Apalagi, menurutnya, dari 22 negara Arab, hanya ada 4 negara yang memiliki hubungan Israel. Itu berarti, ia tidak boleh duduk di samping Peres dengan mengabaikan mayoritas negara Arab yang tidak memiliki hubungan dengan Israel.

Menurutnya, duduknya kembali Amr Mousa di ruangan pertemuan setelah aksi walkout Erdugon sebagai protes terhadap panitia yang tidak memberi porsi waktu yang proposrsional untuk menjawab kebohongan Peres, menunjukkan sikap kerdil rezim-rezim Arab.

Tentang Erdugan, Athwan dalam wawancara dengan televisi Aljazeera, andaikan Erdugan mencalonkan diri di negara-negara Arab, maka ia pasti akan terpilih secara mutlak. Sebaliknya para pemimpin yang berkuasa di negara-negara Arab saat ini, bila berani mengadakan pemilihan umum, bisa dipastikan tidak akan terpilih karena tidak dikehendaki rakyatnya. Karena itu, mereka tidak menjadi pemimpin karena dipilih rakyat tapi karena dukungan Imperaialisme Amerika, kesewenangan dan pembodohan.

Sikap para pemimpin negara non Arab, seperti Ahmadinejad yang menganggap Israel sebagai negara fiktif dan mesti dimusnahkan dan sikap Erdugan mestinya menjadi sebagai perspektif baru memandang persoalan Palestina sebagai isu umat Islam, bahkan umat manusia yang anti penjajahan, bukan hanya isu bangsa Arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar