Selasa, 13 Januari 2009

Mesir dalam Kudeta

presiden mesir

Situs Tabnak Iran dalam laporannya mengenai pengganti Hosni Mubarak menyebut di Mesir sedang terjadi persaingan ketat dan serius antara Gamal Mobarak, anak Hosni Mubarak dan Omar Sulaiman, Direktur Dinas Rahasia Mesir. Berdasarkan laporan situs ini, pemerintah Mesir diliputi ketakutan terjadi kudeta dari pihak militer atau rakyat. Berbarengan dengan transformasi ini, adanya manuver-manuver kekuatan dalam pemerintah sendiri membuat Hosni Mubarak semakin curiga terhadap orang-orang disekelilingnya dan takut mereka menggulingkannya.
Kepatuhan Hosni Mubarak dalam Perang Furqan yang terjadi di Gaza terhadap Rezim Zionis Israel sejatinya demi menarik kepercayaan Amerika agar mendukung pencalonan anaknya sebagai penggantinya. Sedemikian patuhnya Hosni Mubarak terhadap Israel, sehingga Washington Post pun geleng-geleng kepala. Dalam perjalanan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni ke Mesir dua hari sebelum serangan brutal militer rezim ini ke Gaza, ia melakukan perundingan maraton dan ketat dengan Omar Sulaiman. Sedemikian rahasianya perundingan itu sampai-sampai Hosni Mubarak tidak diikutsertakan dalam perkembangan terbaru yang dicapai dua pembunuh itu. Kenyataan ini membuat Hosni Mubarak menjadi curiga terhadap Omar Sulaiman dan mulai memikirkan cara baru untuk memuluskan jalan anaknya ke tampuk pemerintahan. Dalam pertemuan Tzipi Livni dan Omar Sulaiman ternyata diikuti juga oleh Muhammad Dahlan, Ketua Keamanan Palestina yang berada di bawah Otorita Palestina pimpinan Mahmoud Abbas. Tokoh segi tiga pembantaian Gaza ini sepakat soal serangan militer Israel ke Jalur Gaza. Hosni Mobarak setelah diberitahu rencana ini langsung menyetujui karena ia juga punya kecenderungan untuk menghancurkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas). Namun pada saat yang sama bibit-bibit kecurigaannya terhadap Omar Sulaiman mulai tumbuh. Dalam kesepaktan ini, Mesir berjanji menutup jalur penyeberangan Rafah. Dengan demikian segala kebutuhan primer seperti makanan, obat-obatan, bahan bakar dan terkadang masuknya relawan Mesir atau dari negara lain dapat dihambat. Sementara dari sisi lain, anak-anak buah Muhammad Dahlan punya tugas memberikan informasi mengenai tempat persembunyian Hamas di Gaza kepada Israel. Dalam kesepakatan itu, Israel berjanji berusaha untuk mempersiapkan Omar Sulaiman sebagai pengganti Hosni Mubarak dan setelah menggulingkan Hamas di Gaza, daerah ini akan diserahkan kepada pasukan Otorita Palestina pimpinan Mahmoud Abbas. Tampaknya ke depan ini Hosni Mubarak akan menghadapi situasi sulit. Namun bila ia membuka jalur penyeberangan Rafah dan itu belum terlambat, kemungkinan besar suksesi yang diinginkannya bakal terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar