Minggu, 29 Maret 2009

Alsharq Alawsat; Proyek Raksasa Media Keluarga Al-Saud dan Jaringan Media Barat

Dinasti Al-Saud sejak dekade 70-an terus-menerus berpikir untuk mendirikan jaringan besar media dan propaganda mereka. Hasil pertama dari proyek besar ini diaplikasikan pada tahun 1978 dengan mendirikan koran lintas regional bernama Alsharq Alawsat. Koran ini memainkan peranan penting sebagai induk segala media yang berafiliasi pada keluarga Al-Saud. Selama 30 tahun mendirikan koran Alsharq Alawsat Dinasti Al-Saud tidak tinggal diam, tapi pro aktif mendirikan sejumlah koran dan televisi, namun posisi Alsharq Alawsat tetap menjadi pemimpin media dinasti Arab Saudi ini. Bahkan mereka berusaha memperkuatnya dengan menjadikannya sebagai sebuah korporasi media yang membawahi sejumlah perusahaan seperti majalah mingguan penting bernama Al-Majallah.

Surat kabar Alsharq Alawsat didirikan pada tahun 1978 oleh Hisyam dan Muhammad Ali Hafiz. Abdurrahman Rashed penulis terkenal Arab Saudi untuk beberapa lama menjadi pimpinan redaksinya.

Tentu saja Arab Saudi saat mendirikan proyek media raksasa ini tidak punya pengalaman sama sekali dalam mengelola surat kabar. Dapat dikata akhir dekade 70-an, masa dimulainya para pangeran Saudi memasuki pasar media. Pada waktu itu hanya dua negara Arab; Mesir dan Lebanon yang atmosfir medianya dinamis. Sebagaimana diketahui bahwa tertutupnya budaya dan politik Arab Saudi membuat kerajaan ini sangat tidak kondusif untuk melakukan aktivitas media. Semua faktor ini ditambah berbagai masalah teknis seperti pengelolaan, sumber daya manusia dan pemasaran memaksa koran ini harus dikendalikan dari luar Arab Saudi. Akhirnya, tempat yang dipilih adalah Inggris.

Wajar bila langkah pertama Arab Saudi dalam memasuki dunia media dilakukan dengan tetap bertumpu pada pengalaman negara yang mengantar mereka ke tampuk kekuasaan. London dipilih sebagai kantor pusat Alsharq Alawsat. Sejak awal embrio media terbesar Arab Saudi dibentuk dan dipatenkan sebagai perusahaan bersama Arab Saudi-Inggris. Hubungan media Arab Saudi dan Inggris tidak terbatas dalam kerjasama ini. Karena Alsharq Alawsat dalam metode dan teknik pemberitaannya juga mengambil contoh Metropole London sebagai external service BBC. Kebijakan surat kabar Alsharq Alawsat berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh BBC. Artinya mereka meliput masalah internasional, khususnya dunia Arab dan Timur Tengah dengan dibantu oleh tokoh-tokoh politik kalangan sekuler dan cendekiawan Timur Tengah.

Sebenarnya tidak terlalu muluk bila mengatakan bahwa proyek Alsharq Alawsat merupakan tumpuan petualangan para pangeran yang ingin mencari popularitas. Terlebih lagi setelah melonjaknya devisa gila-gilaan Arab Saudi dari minyak yang membuat negara petro dolar ini mulai cenderung memperlebar sayapnya dengan mendirikan perusahaan dan berbagai media.

Salman bin Abdul Aziz, saudara Raja Abdullah dan Gubernur Riyadh berada di urutan teratas otak propaganda Kerajaan Arab Saudi. Ia gigih menyukseskan ide Korporasi Media Arab dan menyerahkan semua hal terkait Alsharq Alawsat ke sebuah perusahaan bernama Saudi Research and Marketing yang beraktivitas di bawah pengawasannya, namun direktur pelaksananya berada di tangan Azzam bin Muhammad Al-Dakhil.

Pangeran Salman tidak puas setelah mendirikan surat kabar Alsharq Alawsat. Tidak berapa lama ia mendirikan koran Al-Hayat. Semua proyek berkaitan dengan koran ini diserahkan kepada jurnalis senior Lebanon Jihad Al-Khazin dengan modal pertama sekitar 200 juta dolar yang dialokasikan untuk menarik semua pakar media Arab agar bergabung dengan Al-Hayat.

Mencermati sepak terjang Arab Saudi di sektor media, banyak analis yang menilai aktivitas mereka dalam menarik tokoh-tokoh untuk bergabung dengan mereka dan pengaruh yang dimiliki punya banyak kesamaan dengan kebijakan propaganda lobi-lobi Yahudi. Para pakar media yang dipakai oleh para pangeran Arab Saudi memanfaatkan pengalaman lobi Yahudi di sektor media demi mengontrol budaya dan pemikiran dunia. Bedanya, selain memiliki modal dan teknologi, kelompok kaya masyarakat Yahudi di Barat juga memiliki ketrampilan dan spesialisasi yang cukup untuk mengelola lembaga-lembaga legendanya. Selama beberapa dekade mereka mampu mengembangkan sumber daya manusia hebat di bidang ini mulai dari perfileman, pertelevisian hingga media cetak. Sementara para pengeran Arab Saudi tidak memiliki kemampuan di bidang ini baik pemikiran maupun pengalaman. Oleh karenanya mereka terpaksa bersandar pada dukungan dan tuntunan (baca: dikte) elit media Inggris.

Bantuan tak kenal lelah Inggris mampu mengangkat koran baru seperti Alsharq Alawsat dan Al-Hayat menjajari koran-koran terkenal internasional dan diterbitkan langsung secara bersamaan di empat negara dan 12 kota dunia. Kenyataan ini sedikit banyaknya menceritakan hubungan kompleks media-media Arab Saudi mulai dari pembentukan, penulisan dan tim redaksi dengan jaringan media Barat. Hubungan tak tertulis ini dengan mudah dapat dicermati pada berita dan cara pandang yang sama antara jaringan berita Arab Saudi dengan media-mdeia seperti BBC dan CNN. Namun tentu saja secara resmi surat kabar Alsharq Alawsat boleh dikata sebagai saudara angkat media-media Amerika seperti Washington Post, USA Today dan lain-lainnya.

Saleh Lapadi: Pengamat Timur Tengah dan wartawan IRIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar