Pernyataan Gates bukanlah hal baru, karena pejabat Gedung Putih selama tiga puluh tahun memaksakan kebijakan arogansinya terhadap Iran dengan memberlakukan sanksi ekonomi dan politik terhadap negara Mullah ini. Namun dalam hal ini siapakah yang mengalami kerugian ? Para pengamat memiliki pandangan yang berbeda satu sama lainnya. Sikap AS terhadap Iran adalah ilegal dan kebijakan yang tidak adil serta hanya demi kepentingan Washington. Meski kebijakan ini gagal, namun pejabat AS terus melanjutkan kebijakannya.
Presiden baru AS, Barack Obama meski meneriakkan slogan perubahan dalam kebijakan AS, namun dua pekan lalu dalam suratnya kepada Kongres meminta sanksi terhadap Iran diperpanjang satu tahun lagi. Sejak tahun 1979, AS memberlakukan berbagai sanksi terhadap Iran. Kini berbagai elit politik dan pengamat ekonomi menilai kebijakan AS terhadap Iran mengalami kegagalan, karena sanksi terhadap Iran bukan hanya gagal mencegah kemajuan negara ini namun sikap Washington lebih menunjukkan kebijakan ganda negara adidaya ini serta pelanggaran nyata terhadap ketentuan perdagangan bebas dunia. Sikap AS ini juga menurunkan kredibilitas berbagai organisasi internasional seperti Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Pejabat AS masih mengklaim bahwa kebijakan penerapan sanksi terhadap Iran merupakan pilihan yang tepat dan akan berhasil. Di sisi lain naiknya Obama dengan slogan perubahannya diharapkan mampu mengubah pandangan para pejabat Gedung Putih. Pernyataan Gates merupakan pengulangan kebijakan pemerintah AS sebelum Obama. Menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, sikap AS ini mempunyai akar 30 tahun kebencian Washington terhadap Tehran. Perubahan yang diharapkan tidak akan terwujud hanya dengan janji yang muluk-muluk, namun Obama harus mengaplikasikan secara nyata dalam kebijakannya saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar