Minggu, 22 Maret 2009

Rahbar: Iran Bukan Bangsa Yang Mudah Ditipu

Sunday, 22 March 2009 http://english.khamenei.ir/images/stories/picnew/haram-880101-01.jpgRahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali ‎Khamenei di hari pertama bulan Farvardin tahun 1388 Hijri Syamsi ‎menyampaikan sebuah pidato yang sangat penting di depan ribuan ‎peziarah Imam Ali Ridha (as) di kota Mashad. Dalam pidato itu beliau ‎menjelaskan tentang peluang dan keharusan bagi mewujudkan kemajuan ‎dan keadilan. ‎

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi membahas soal ‎hubungan Iran dan AS. Beliau menyebut perlakuan pemerintah AS sejak ‎awal kemenangan revolusi Islam sebagai ujian besar bagi rakyat Iran dan ‎pemerintahan Republik Islam. AS telah melakukan banyak kejahatan ‎terhdap bangsa Iran diantaranya dengan memprovokasi kelompok ‎pembangkang, membantu gerakan pemisahan dan kelompok teroris. Hal ‎itu adalah awal tindakan yang dilakukan orang-orang Amerika dalam ‎permusuhannya dengan Republik Islam. Langkah itu sampai sekarang pun ‎masih berlanjut dalam bentuk hubungan anasir AS dengan para pengacau ‎di wilayah perbatasan Iran dengan Pakistan.‎

AS juga belum membebaskan aset Republik Islam Iran dalam jumlah ‎milyaran US Dolar yang telah dibekukannya. Dalam perang delapan tahun, ‎AS memberi lampu hijau kepada Saddam Husein untuk menginvasi Iran ‎dan mendukung penuh rezim Baath Irak. Di tahun terakhir perang, AS ‎melakukan serangan roket terhadap pesawat komersial Iran yang ‎menewaskan sekitar 300 wanita, pria dan anak-anak. "Mungkinkah bangsa ‎Iran dapat melupakan semua peristiwa itu?" ungkap Rahbar.‎

Selama tiga puluh tahun AS menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Iran, ‎mendukung kelompok teroris yang telah melakukan banyak kejahatan di ‎Iran, menciptakan huru-hara di kawasan, dan mendukung penuh ‎kejahatan kaum Zionis serta berulang kali mengumbar ancaman serangan ‎militer ke Iran. Tak hanya itu, AS juga berulang kali melecehkan bangsa ‎dan para pejabat Iran. Bahkan ada diantara mereka yang mengusulkan ‎untuk menghabisi bangsa yang besar dan terhormat ini hingga ke akarnya.‎

Mengenai pergantian pemimpin dan naiknya Presiden dengan ‎pemerintahan yang baru di AS, Rahbar mengatakan, "Mereka mengaku ‎telah mengulurkan tangan kepada Iran. Tapi kita menegaskan, jika di balik ‎sarung tangan beludrunya AS menyembunyikan cakar yang tajam, tentu ‎tindakan mereka itu tidak akan ada artinya."‎

Beliau menegaskan Bangsa Iran adalah bangsa yang penuh perhitungan, ‎logis dan tidak emosional. Jika AS mengubah retorika dan perilaku, Iran ‎siap meninjau ulang kebijakannya. Beliau juga mengingatkan bahwa ‎bangsa Iran bukanlah bangsa yang bisa ditipu atau ditakut-takuti."‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar