
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi membahas soal hubungan Iran dan AS. Beliau menyebut perlakuan pemerintah AS sejak awal kemenangan revolusi Islam sebagai ujian besar bagi rakyat Iran dan pemerintahan Republik Islam. AS telah melakukan banyak kejahatan terhdap bangsa Iran diantaranya dengan memprovokasi kelompok pembangkang, membantu gerakan pemisahan dan kelompok teroris. Hal itu adalah awal tindakan yang dilakukan orang-orang Amerika dalam permusuhannya dengan Republik Islam. Langkah itu sampai sekarang pun masih berlanjut dalam bentuk hubungan anasir AS dengan para pengacau di wilayah perbatasan Iran dengan Pakistan.
AS juga belum membebaskan aset Republik Islam Iran dalam jumlah milyaran US Dolar yang telah dibekukannya. Dalam perang delapan tahun, AS memberi lampu hijau kepada Saddam Husein untuk menginvasi Iran dan mendukung penuh rezim Baath Irak. Di tahun terakhir perang, AS melakukan serangan roket terhadap pesawat komersial Iran yang menewaskan sekitar 300 wanita, pria dan anak-anak. "Mungkinkah bangsa Iran dapat melupakan semua peristiwa itu?" ungkap Rahbar.
Selama tiga puluh tahun AS menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Iran, mendukung kelompok teroris yang telah melakukan banyak kejahatan di Iran, menciptakan huru-hara di kawasan, dan mendukung penuh kejahatan kaum Zionis serta berulang kali mengumbar ancaman serangan militer ke Iran. Tak hanya itu, AS juga berulang kali melecehkan bangsa dan para pejabat Iran. Bahkan ada diantara mereka yang mengusulkan untuk menghabisi bangsa yang besar dan terhormat ini hingga ke akarnya.
Mengenai pergantian pemimpin dan naiknya Presiden dengan pemerintahan yang baru di AS, Rahbar mengatakan, "Mereka mengaku telah mengulurkan tangan kepada Iran. Tapi kita menegaskan, jika di balik sarung tangan beludrunya AS menyembunyikan cakar yang tajam, tentu tindakan mereka itu tidak akan ada artinya."
Beliau menegaskan Bangsa Iran adalah bangsa yang penuh perhitungan, logis dan tidak emosional. Jika AS mengubah retorika dan perilaku, Iran siap meninjau ulang kebijakannya. Beliau juga mengingatkan bahwa bangsa Iran bukanlah bangsa yang bisa ditipu atau ditakut-takuti."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar