Selasa, 24 Maret 2009

Ekspor Gas Mesir Ditentang Rakyat


Berlanjutnya sikap pemerintah Kairo mengekspor gas ke Rezim Zionis Israel direaksi keras oleh rakyat Mesir. Selain ditentang oleh rakyat, langkah Kairo ditentang pula oleh sejumlah tokoh politik Mesir.

Mereka tidak hanya mengecam ekspor gas tersebut, namun menegaskan agar langkah tersebut segera dihentikan. Mantan Duta Besar Mesir Ibrahim Yusra menyebut Mesir malah rugi akibat mengeskpor gas ke Israel dan untuk itu ia menuntut langkah segera pemerintah untuk menghentikannya. Menurutnya, ekspor gas Mesir ke Israel membuat negaranya harus menanggung kerugian 5 miliar dolar pertahun. Ia memperkirakan setiap harinya Mesir merugi 13,5 juta dolar akibat ekspor gas ke Tel Aviv.

Kerugian Mesir dari ekspor gasnya ke Rezim Zionis Israel akibat harga yang tidak sebanding dengan harga ekspor dunia. Selain itu, cadangan gas Mesir sekarang ini tidak mampu mencukupi kebutuhan gas rakyatnya sendiri. Berdasarkan perkiraan Ibrahim Yusra, bila kondisi seperti ini tetap berlanjut, warga Mesir di masa depan akan mengalami masalah. Sebelum ini, sejumlah anggota parlemen juga telah memperingatkan pemerintah soal ekspor gas ke Israel. Anggota Parlemen Mesir Hamadin Sabahi memprotes keras sikap pemerintah menandatangani kontrak penjualan gas ke Israel dan menilainya sebagai tindakan kejahatan ekonomi.

Tahun 2005 Kairo dan Tel Aviv menandatangani kontrak ekspor gas Mesir ke Israel. Sejak waktu itu langkah Kairo ditentang oleh kalangan dalam negeri Mesir. Rakyat dan fraksi-fraksi di parlemen Mesir sepakat menentang langkah pemerintah. Sebagian fraksi parlemen Mesir menyebut kontrak ekspor gas Kairo-Tel Aviv ilegal. Karena mereka berkeyakinan bahwa kontrak ini tidak pernah dilaporkan ke parlemen.

Terlepas dari masalah hukum kontrak ini, bangsa Arab selama ini menilai Israel sebagai rezim penjajah. Oleh karenanya mereka menolak setiap hubungan dengan Israel dan fatwa ulama Islam sendiri menganggapnya haram. Dalam kondisi di mana Rezim Zionis Israel mengagresi Gaza dan melakukan kejahatan perang terhadap warga Gaza, langkah Kairo mengekspor Gas ke Tel Aviv berarti membantu rezim pembantai anak-anak dan wanita Palestina.

Selama beberapa bulan lalu, berkali-kali rakyat dan partai-partai politik Mesir menentang ekspor gas negara ini ke Rezim Zionis Israel. Mereka menuntut pemerintah Kairo menghormati keputusan Pengadilan Tinggi Mesir yang memerintahkan agar dihentikannya ekspor gas ke Israel. Pengadilan Tinggi Mesir tanggal 18 November 2008 mengeluarkan hukum agar pemerintah Mesir segera menghentikan ekspor gas ke Israel. Namun sampai kini Kairo tidak juga melakukan hukum tersebut. Kenyataan ini tentu saja membuat tekanan dalam negeri kepada pemerintah semakin menguat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar