Selasa, 24 Maret 2009

Usulan Uni Eropa terhadap Rezim Zionis

Tuesday, 24 March 2009 Uni Eropa meminta rezim Zionis menunda instruksi ancamannya terkait pengusiran keluarga Palestina dari Baitul Maqdis Timur. Republik Cheko, ketua periodik Uni Eropa dalam statemennya menyatakan bahwa Uni Eropa sepenuhnya mengkhawatirkan ancaman rezim Zionis terkait pengusiran keluarga Palestina dari Baitul Maqdis Timur yang menyengsarakan kehidupan bangsa Palestina.

Baru-baru ini, rezim Zionis mengancam warga Arab di Baitul Maqdis Barat agar meninggalkan rumah dan tanah airnya. Sebagaimana dilansir berbagai sumber berita dan penelitian Israel, rezim Zionis meningkatkan kebrutalannya sepuluh kali lipat terhadap bangsa Palestina dengan tujuan mengusir mereka dari rumahnya masing-masing. Dengan cara ini Israel bisa memperluas pembangunan distrik zionis di kawasan tersebut.

Rezim Zionis akhir-akhir ini meningkatkan tekanannya terhadap bangsa Palestina dengan tujuan memaksa bangsa Palestina menerima keberadaan Israel. Di sisi lain agar warga Palestina yang bermukim di Baitul Maqdis Timur terpaksa meninggalkan rumahnya. Dengan demikian, selain melakukan pembersihan etnis, rezim Zionis juga berusaha menzioniskan penuh di kawasan tersebut. Fenomena terjadinya kesepakatan antar kubu ekstrim dalam kabinet koalisi Israel kian meningkatkan kekhawatiran penerapan kebijakan pembangunan distrik Zionis dan pembersihan etnis serta eskalasi kekerasan di Palestina pendudukan.

Setelah mengalami kekalahan telak dalam perang 22 hari di Jalur Gaza yang menimbulkan korban syahid lebih dari 1.300 orang dan kerugian berkisar 2 milyar dolar AS dari pihak Palestina, rezim Zionis meningkatkan kebrutalannya terhadap bangsa Palestina guna memaksa mereka meninggalkan tanah kelahirannya.

Meskipun Uni Eropa memprotes aksi rezim Zionis dan menyebutnya sebagai pengganjal proses perdamaian di kawasan. Namun, para analis politik menilai sikap protes tanpa aksi ril Uni Eropa dan kalangan internasional lainnya tidak akan bisa memaksa rezim Zionis menghentikan kejahatannya terhadap bangsa Pelestina dan perluasan pembangunan distrik Zionis. Dengan demikian, sikap protes Uni Eropa terhadap rezim Zionis terkait pengusiran warga Baitul Maqdis Timur hanyalah sebuah trik propaganda dan naluri kemanusiaan belaka yang tidak memiliki dukungan aksi ril untuk mencegah sepak terjang Tel Aviv.

Ketidakpedulian para pembela HAM terhadap kejahatan rezim Zionis Israel di Gaza malah membuat para pemimpin rezim Zionis kian congkak melanjutkan kejahatannya. Pada masa yang mendatang kondisi ini kian meningkat, sejak kubu ekstrim Israel menyepakati pembentukan kabinet koalisi. Maka, reaksi ril publik internasional terutama Uni Eropa dalam menghentikan kejahatan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan hal yang sangat penting, sehingga bisa mencegah terulangnya kejahatan Israel. Karena, ancaman tanpa dukungan aksi ril untuk menghentikan kejahatan rezim Zionis Israel malah membuat Tel Aviv kian congkak melanjutkan kejahatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar