Senin, 23 Maret 2009

Di Balik Lawatan Bernard Kouchner ke Riyadh

Monday, 23 March 2009 Menteri Luar Negeri Perancis, Bernard Kouchner mengunjungi Riyadh, Arab Saudi dan berunding dengan Raja Abdullah serta para pejabat tinggi negara ini. Selain menyampaikan pesan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy kepada Raja Abdullah, Kouchner mendesak peningkatan hubungan Paris-Riyadh di bidang politik, perdagangan dan ekonomi.
Para analis politik menilai lawatan Kouchner bisa ditelisik dari berbagai sisi. Lawatan menlu Prancis ke Arab Saudi menunjukkan bahwa pemerintah Paris menerapkan kebijakan aktif terkait transformasi kawasan Timur Tengah. Lawatan Kouchner berkaitan dengan kunjungan terakhir Sarkozy ke kawasan dan penandatangan kesepakatan nuklir serta berdirinya pangkalan militer Perancis di sejumlah negara-negara Timur Tengah. Para pengamat politik menilai Perancis memanfaatkan lemahnya posisi Inggris pada beberapa tahun terakhir di kawasan, terutama pasca kekalahannya dalam perang Irak. Dengan menggandeng Washington, Paris berupaya meningkatkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.
Kondisi Palestina dan Lebanon merupakan masalah penting Timur Tengah yang menjadi incaran Perancis. Paris berupaya menerapkan politiknya dengan melobi negara-negara berpengaruh di kawasan seperti Arab Saudi, Namun Prancis sendiri masih meragukan apakah Arab Saudi sendiri bisa mempengaruhi transformasi kawasan. Untuk itu, kunjungan Kochner ke Arab Saudi akan diupayakan untuk lebih meningkatkan kerjasama ekonomi dan perdagangan di samping hubungan politik. Pemerintah Perancis optimis, peningkatan hubungan perdagangan antara Paris dan Riyadh bisa mengatasi sebagian masalah yang dihadapinya.
Beberapa hari terakhir, pemerintah Perancis menghadapi problem pemogokan dan demonstrasi besar-besaran anti pemerintah dan ancaman kerusuhan sosial di negara ini. Dengan pertimbangan ini, tujuan pemerintah Sarkozy merangkul Arab Saudi guna meningkatkan hubungan politik dengan Riyadh sekaligus menarik investasi dan kemungkinan kucuran bantuan keuangan dari Raja Abdullah. Meskipun dalam setahun terakhir penurunan harga minyak menyebabkan anjloknya pendapatan negara-negara produsen minyak, namun para analis ekonomi di Eropa berkeyakinan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi bisa membantu mengatasi masalah ekonomi global. Undangan terhadap Arab Saudi dalam pertemuan G-20 di Washington menegaskan hal tersebut.
Bagaimanapun, Lawatan Menlu Prancis, Bernard Kouchner ke Riyadh berlangsung di saat terjadinya transformasi Timur Tengah dan krisis Palestina serta pemilu mendatang Lebanon yang berdampingan dengan kekalahan NATO dan Amerika di Afghanistan. Fakta ini memberikan kabar gembira bagi negara-negara seperti Perancis yang relatif tidak memiliki latar belakang imperialisme di Timur Tengah. Dengan dasar ini, Perancis berupaya menjaga posisinya di kawasan dengan melakukan koordinasi dan menggandeng negara-negara Timur Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar