Radar Bandung (Jawa Pos Group) melaporkan, Dephan menyerahkan 20 unit tank Anoa kepada Mabes TNI untuk kebutuhan pasukan TNI-AD kemarin. Di antara 20 panser itu, 17 tank berjenis panser pengangkut pasukan (armor personal carrier), 2 kendaraan jenis komando, dan 1 unit ambulans. Sebanyak 20 panser itu merupakan bagian awal nota kerja sama Dephan dengan PT Pindad untuk pengadaan panser produksi dalam negeri.
Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Dephan Marsekal Muda Eris Herryanto menargetkan, pada tahun ini sisa 134 panser bisa diselesaikan PT Pindad. Dikatakannya, ''Nilai kontrak untuk 154 panser itu Rp 1,129 triliun. Dananya diambil dari APBN,''.
Apa saja kelebihan Anoa? Dirut PT Pindad Adik A. Soedarsono mengungkapkan, untuk ukuran panser, Anoa terbilang cukup cepat. Kendaraan tempur (ranpur) itu mampu melaju hingga 90 km per jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat.
Kata Adik Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. ''Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 sih dijamin tidak bakal tembus''. Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi generasi terbaru dan alat komunikasi anti jamming.
Sayang, PT Pindad belum sepenuhnya mandiri. Beberapa komponen masih dicomot dari pabrikan Renault di Prancis. Menurut Adik ''Untuk mesin, automatic transmission, dan suspensi masih didatangkan dari Renault''. Selain mesin, baja pada 30 panser pertama diimpor dari luar. ''Tetapi, selanjutnya PT Krakatau Steel siap memenuhi kebutuhan baja Anoa,'' lanjutnya.
Ranpur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi. Mulai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan di medan tempur. Persenjataan yang sudah terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri.
Meskipun baru saja dibuat, Anoa sudah dilirik militer asing. Adik menyebutkan, Nepal adalah negara yang mengincar ranpur itu. Sayangnya belum ada kata sepakat.''Mereka minta yang varian 4 x 4. Sedangkan kita fokus dulu pada yang 6 x 6, ujarnya. Nepal membutuhkan panser bagi pasukan perdamaian Nepal yang akan dikirim ke Kamerun untuk bergabung bersama pasukan perdamaian PBB.
Menurutnya, ''Mereka butuh untuk digunakan pada pertengahan tahun ini,''. Biarpun masih berteknologi sederhana, PT Pindad tetap berharap agar Anoa membuat Indonesia bisa dikenal sebagai negara penghasil panser. Diharapkan, Anoa made in Bandung bisa laris di pasaran militer dunia. Tidak kalah dengan BTR dari Rusia dan Mowag dari Swiss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar