Menyusul serangan pasukan keamanan Arab Saudi terhadap para peziarah Makam Rasulullah saw dan kuburan Baqi di Madinah, maraji dan ulama Islam menyatakan kecamannya. Sebagaimana dilansir televisi Al-Alam hari Jumat (27/02), Ayatullah Al-Udzma Abdul Karim Mosavi Ardebili menyebut kejadian di Madinah itu sangat tidak menguntungkan umat Islam dan meminta kepada para mufti Arab Saudi agar menghormati perasaan umat Islam yang lain. Sheikh Abdel-Amir Qabalan, Ketua Majelis Tinggi Islam Syiah Lebanon meminta kepada Raja Abdullah agar mengambil langkah mendukung orang-orang Syiah Arab Saudi dari aksi kekerasan seperti ini. Ayatullah Al-Udzma Mohammad Taqi Modarresi meminta kepada para pejabat Arab Saudi agar segera melakukan investigasi mengenai kejadian tersebut dan menindak para pelakunya.
Sementara itu para santri Hijaz yang tengah menuntut ilmu di kota Qom, Iran mengadakan acara yang dihadiri oleh para rohaniwan dan santri hauzah ilmiah Qom dari berbagai negara. Mereka mengecam serangan pasukan Arab Saudi terhadap para peziarah haram Nabi saw dan kuburan Baqi di Madinah dan meminta kepada para pejabat Arab Saudi mengambil tindakan agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi.
Sementara itu, pemimpin Gerakan Islam Reformis (Islah) oposisi pemerintah Arab Saudi Saad Al-Faqih mengatakan, para pejabat Arab Saudi tengah berusaha secara diam-diam menghubungi para pemimpin Syiah Arab Saudi agar menenangkan suasana yang tengah krisis di daerah Qatif dan sebagai imbalannya mereka akan memberikan insentif.
Saad Al-Faqih Jumat malam (27/02) kepada televisi Al-Alam di London menyatakan, sekalipun pemerintah Arab Saudi di daerah Qatif mengambil langkah untuk memperketat keamanan di sana dengan menempatkan pasukan keamanan, namun upaya sejumlah pejabat Arab Saudi sejak tiga hari lalu secara rahasia menghubungi tokoh-tokoh Syiah daerah ini agar dapat menyatakan kesiapan mereka memberikan insentif bila para pemimpin Syiah dapat menenangkan situasi.
Saad Al-Faqih memperkirakan para pejabat Arab Saudi di Qatif akan mengizinkan orang-orang Syiah untuk melakukan berbagai acara keagamaan di sejumlah tempat yang sebelum ini ditutup oleh lembaga Amar Makruf dan Nahi Mungkar. Saad menambahkan, para pemimpin Syiah kini tengah berdialog dengan Raja Abdullah terkait masalah ini.
Minggu, 01 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar