Minggu, 15 Februari 2009

Amerika Pasok Senjata ke Al-Qaeda

Lawatan Utusan Khusus Barack Obama untuk Urusan ‎Afganistan dan Pakistan, Richard Holbrooke ke Kabul, isu hilangnya ‎ribuan pucuk senjata dan perlengkapan militer AS di Afganistan yang ‎dibongkar media AS dan Inggris telah menjadi masalah penting di negara ‎itu. Koran Times cetakan London dalam laporannya menulis, sejak tahun ‎‎2001 hingga kini sekitar 222.000 pucuk senjata AS hilang di Afganistan ‎dan tidak ada data yang tercatat mengenai kehiangan tersebut.
Berdasarkan laporan sejak Desember 2004 hingga Juni 2008, tidak ada ‎catatan mengenai nasib 87.000 pucuk senjata, mortir dan senjata lainnya ‎yang dikirim AS ke Afganistan dan diprediksi bahwa senjata-senjata ‎tersebut dijual di pasar gelap. Terkait hal ini, sebagaimana dilaporkan ‎CNN, menurut laporan resmi pemerintah AS hingga pertengahan tahun ‎‎2008, Departemen Pertahanan AS mengirimkan sekitar 250.000 pucuk ‎senjata ke Afganistan, namun lebih dari sepertiganya raib dan tidak ‎diketahui nasibnya. ‎

Masih berdasarkan laporan CNN, salah seorang pejabat Dewan Audit ‎Administrasi AS menegaskan adanya sejumlah senjata ‎yang dicuri atau dijual ke gerilyawan Taliban di Afganistan. ‎

Koran Times cetakan London juga menulis, dengan menjual ‎senjata tersebut di pasar gelap Afganistan, AS tidak hanya melakukan ‎penyelundupan senjata secara ilegal di negara ini, tetapi juga ‎menggagalkan upaya perlucutan senjata kelompok teroris. Masih menurut ‎Times, Perserikatan Bangsa-bangsa telah mengucurkan anggaran lebih ‎dari 100 juta dolar AS sejak November 2003 untuk program perlucutan ‎senjata di Afganistan. Tujuan PBB tersebut guna mencegah sampainya ‎senjata kepada kelompok-kelompok bersenjata ilegal.‎

Meskipun pejabat tinggi dan politisi AS berupaya menuding angkatan ‎bersenjata dan kepolisian Afganistan sebagai pihak yang menjual senjata ‎dan narkotika kepada para gerilyawan pemberontak terutama Taliban, ‎namun seperti dilaporkan Times, sejumlah sumber terpercaya di ‎Afganistan yakin bahwa pihak keamanan dan militer AS-lah yang terlibat ‎dalam penjualan senjata ilegal kepada kelompok-kelompok bersenjata dan ‎Taliban di kawasan pedesaan. ‎

Sejatinya, hal ini bukanlah isu baru. Di Irak, beberapa tahun lalu terbit ‎laporan mengenai hilangnya senjata milik tentra AS yang kemudian ‎terbukti bahwa senjata-senjata tersebut berada di tangan para teroris. ‎Peristiwa yang mirip Irak terjadi kembali dan kali ini lokasinya di ‎Afganistan. Kisah raibnya ribuan pucuk senjata AS membuktikan bahwa ‎AS lah biang dari masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar