Lawatan Utusan Khusus Barack Obama untuk Urusan Afganistan dan Pakistan, Richard Holbrooke ke Kabul, isu hilangnya ribuan pucuk senjata dan perlengkapan militer AS di Afganistan yang dibongkar media AS dan Inggris telah menjadi masalah penting di negara itu. Koran Times cetakan London dalam laporannya menulis, sejak tahun 2001 hingga kini sekitar 222.000 pucuk senjata AS hilang di Afganistan dan tidak ada data yang tercatat mengenai kehiangan tersebut.
Berdasarkan laporan sejak Desember 2004 hingga Juni 2008, tidak ada catatan mengenai nasib 87.000 pucuk senjata, mortir dan senjata lainnya yang dikirim AS ke Afganistan dan diprediksi bahwa senjata-senjata tersebut dijual di pasar gelap. Terkait hal ini, sebagaimana dilaporkan CNN, menurut laporan resmi pemerintah AS hingga pertengahan tahun 2008, Departemen Pertahanan AS mengirimkan sekitar 250.000 pucuk senjata ke Afganistan, namun lebih dari sepertiganya raib dan tidak diketahui nasibnya.
Masih berdasarkan laporan CNN, salah seorang pejabat Dewan Audit Administrasi AS menegaskan adanya sejumlah senjata yang dicuri atau dijual ke gerilyawan Taliban di Afganistan.
Koran Times cetakan London juga menulis, dengan menjual senjata tersebut di pasar gelap Afganistan, AS tidak hanya melakukan penyelundupan senjata secara ilegal di negara ini, tetapi juga menggagalkan upaya perlucutan senjata kelompok teroris. Masih menurut Times, Perserikatan Bangsa-bangsa telah mengucurkan anggaran lebih dari 100 juta dolar AS sejak November 2003 untuk program perlucutan senjata di Afganistan. Tujuan PBB tersebut guna mencegah sampainya senjata kepada kelompok-kelompok bersenjata ilegal.
Meskipun pejabat tinggi dan politisi AS berupaya menuding angkatan bersenjata dan kepolisian Afganistan sebagai pihak yang menjual senjata dan narkotika kepada para gerilyawan pemberontak terutama Taliban, namun seperti dilaporkan Times, sejumlah sumber terpercaya di Afganistan yakin bahwa pihak keamanan dan militer AS-lah yang terlibat dalam penjualan senjata ilegal kepada kelompok-kelompok bersenjata dan Taliban di kawasan pedesaan.
Sejatinya, hal ini bukanlah isu baru. Di Irak, beberapa tahun lalu terbit laporan mengenai hilangnya senjata milik tentra AS yang kemudian terbukti bahwa senjata-senjata tersebut berada di tangan para teroris. Peristiwa yang mirip Irak terjadi kembali dan kali ini lokasinya di Afganistan. Kisah raibnya ribuan pucuk senjata AS membuktikan bahwa AS lah biang dari masalah.
Minggu, 15 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar