Jumat, 27 Februari 2009

Cara Pandang Salah Terhadap Peristiwa Berdarah Madinah

Bainal Haramain adalah tempat yang paling dirindukan oleh para peziarah Syiah. Bainal Haramain adalah tempat di antara kuburan Rasulullah saw dan kuburan Baqi yang berisikan 4 kuburan Imam Syiah, salah satunya adalah kuburan Imam Hasan as. Malam itu Senin 22 Februari sehari sebelum tanggal 28 Shafar yang dalam penanggalan Syiah adalah hari wafatnya Rasulullah saw dan syahadah cucu tercintanya Imam Hasan as saat melakukan ziarah di luar pagar kuburan Baqi, sejumlah polisi syariat Arab Saudi yang disebut dengan nama Amer Makruf dan Nahi Mungkar menyerang peziarah wanita di sana.

Para peziarah pria yang tengah berada di halaman Masjid Nabawi tidak menerima perlakuan tersebut dan memprotes sikap mereka yang telah melakukan penghinaan terhadap wanita. Polisi syariat ini malah kemudian menyerang mereka dengan pentungan dan bahkan senjata. Mereka diseret kembali ke halaman Masjid Nabawi dan ternyata para pegawai Masjid Nabawi ikut keluar dan langsung menyerang para peziarah. Suasana bertambah kacau dan akhirnya konflik terjadi.

Kejadian ini patut dicermati setelah sejumlah sumber-sumber pemberitaan dunia Arab, khususnya Arab Saudi berusaha untuk menyeret Republik Islam Iran dalam kasus ini. Media-media Arab Saudi mengiformasikan bahwa konflik yang terjadi antara orang-orang Syiah Arab Saudi dan pemerintah Arab Saudi semakin meluas hingga ke daerah-daerah Syiah di timur negara ini seperti Awwamiyah, Qathif, Ihsa’ dan Dammam. Secara tendensius media-media ini menyebutkan dekatnya hubungan orang-orang Syiah Arab Saudi dengan Iran dan berusaha memperkenalkan Iran berada di balik kejadian ini.

Sementara tokoh-tokoh Syiah Arab Saudi meyakini bahwa sikap pasukan keamanan negara ini terhadap minoritas Syiah selama ini sangat diskriminatif dan tidak manusiawi. Mereka tidak pernah berhenti menzalimi orang-orang Syiah. Penangkapan, ditutupnya masjid, huseiniyah, hauzah ilmiah dan lain-lain merupakan aksi diskriminatif dan brutal yang terkadang lolos dari sensor ketat media negara ini. Para tokoh Syiah Arab Saudi juga meyakini bahwa peristiwa terbaru yang terjadi di Madinah di samping kuburann suci Rasulullah saw dan di malam wafatnya menunjukkan bahwa pembaruan yang dilakukan oleh Raja Abdullah baru-baru ini tidak signifikan. Oleh karenanya, pembaruan ini bukan hanya tidak mengurangi kezaliman dan pengaruh lembaga Amar Makruf dan Nahi Mungkar, tapi malah menambah kebrutalan mereka.

Para analis politik Arab Saudi punya keyakinan kondisi kekinian Arab Saudi di Timur tengah dan menurunnya pengaruh negara ini di kawasan, khususnya setelah perang 22 hari di Gaza karena keluarga Al-Saud menjadi pendukung Rezim Zionis Israel, sementara di sisi lain ada kecemasan tersendiri negara ini atas semakin meningkatnya pengaruh Republik Islam Iran di Timur Tengah membuat mereka meningkatkan tekanan dan kezaliman terhadap orang-orang Syiah Arab Saudi. Karena selama ini keluarga Al-Saud memandang orang-orang Syiah Arab Saudi sebagai pendukung Iran dan bahkan boneka Iran.

Dengan menuduh Iran berada di balik kejadian ini, Arab Saudi berharap sekutu Israel dan Amerika mengurangi tekanan terhadap negaranya dan berbalik meningkatkan tekanan terhadap Republik Islam Iran dan masalah nuklirnya.

Tak diragukan bahwa keluarga Al-Saud dan sekutu Wahhabinya melihat kejadian Madinah dengan kaca mata perang mazhab dan etnis. Oleh karenanya itu mereka mencoba menyebarkan bahwa Iran pasti berada di balik kejadian ini. Terlebih lagi ketika menelusuri kembali pernyataan para mufti dan ulama Wahhabi yang berkali-kali menyatakan bahwa Republik Islam Isran bahkan lebih berbahaya dari Rezim Zionis Israel.

Hubungan orang-orang Syiah Arab Saudi dengan Republik Islam Iran memang kuat dikarenakan satu mazhab. Namun salah bila menyebut mereka sebagai kaki tangan Iran. Karena apa yang mereka lakukan selama ini adalah ingin mendapatkan pengakuan sama dengan warga Arab Saudi lainnya. Mereka tidak ingin hidup terus menerus di bawah diskriminasi. Mereka menuntut haknya untuk bebas beribadah. Untuk itu mereka melakukan perlawanan terhadap keluarga Arab Saudi.

Mungkin tepat bila mencermati ucapan Imam Husein as di Padang Karbala yang mengatakan, “Bila Anda tidak punya agama, setidak-tidaknya berbuat seperti manusia merdeka!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar