Minggu, 15 Februari 2009

Kesempatan dan Tantangan di Awal Dekade Ke-4 Revolusi Islam Iran

Ahmadinejad
Ahmadinejad
Prof. Hamid Maulana

Dua hari sebelum peringatan tiga puluh tahun kemenangan revolusi Islam Iran dan berbarengan dengan pidato Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, bursa New York berada dalam posisi terendah selama tiga dekade terakhir. Departemen Tenaga Kerja Amerika bulan Januari mengumumkan sekitar 598 ribu orang, yakni lebih dari setengah juta orang kehilangan pekerjaan. Tepat di saat-saat rakyat Iran memperingati kemenangan revolusinya, Majelis Senat Amerika dalam sidang istimewa berusaha meratifikasi paket stimulus ekonomi 890 miliar dolar Barack Obama untuk membantu bank-bank dan lembaga-lembaga finansial demi menyelamatkan ekonomi Amerika dari krisis dan kebangkrutan.

Kondisi ekonomi dan politik Amerika, bahkan dunia selama 30 tahun revolusi Islam Iran telah berubah drastis.Kali ini imperatur Amerika yang biasanya “membantu ekonomi internasional” harus menerima kenyataan untuk mempercepat bantuan untuk dirinya sendiri. Yakni, “bantuan eksternal Amerika” telah berubah menjadi “bantuan internal Amerika”. Namun masalah yang dihadapi Amerika tidak terbatas pada krisis ekonomi. Koran International Herald Tribune dan New York Times (26 Januari 2009) dalam headline mereka dengan tulisan besar menyebut Afganistan sebagai “Rawa yang mengancam pemerintah Obama”.

Beberapa hari lalu Henry Kissinger, seorang arsitek Perang Dingin (dan Panas) Amerika yang di masa kepresidenan Richard Nixon dan Gerald Ford menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional dan Menteri Luar Negeri Amerika, dalam artikelnya yang berjudul “Masa yang merenggut api dari para dewa” berbicara mengenai ancaman terhadap sistem Amerika dan dunia (International Herald Tribune, 7-8 Februari 2009) dan William Christol seorang Neo-Konservatif dan haus perang di masa kepresidenan George W. Bush dalam artikel terakhirnya mengajukan sebuah pertanyaan, “Apakah Obama mampu menyelamatkan Liberalisme? (International Herald Tribune, 27 Januari 2009). Ekonom Amerika dan peraih nobel ekonomi di bidang ekonomi Paul Krugman dalam kolom khususnya di New York Times meyakini akan tidak mencukupinya program stimulus ekonomi pemerintah Obama untuk memperbaiki kondisi Amerika (New York Times, 28 Januari 2009).

Mengapa kondisi dunia sedemikian berubahnya? Faktor-faktor politik, ekonomi, budaya, agama dan sosial seperti apa yang mengubahnya? Mengapa ideologi Liberalisme, Sosialisme dan Neo-Konsevatif Barat mengalami jalan buntu? Perpindahan kekuatan berada di mana?

Ucapan Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad di Bundaran Azadi dalam menilai capaian-capaian 3 dekade revolusi Islam dan kondisi saat ini dan masa depan internasional sangat bersejarah. Beberapa hari sebelum pidatonya ini, Iran berhasil meluncurkan satelit Omid ke antariksa menjelang peringatan kemenangan revolusi Islam. Fenomena ini membuat takjub dunia dan memujinya. Iran telah berubah secara signifikan. Kawan dan lawan mengakui naiknya kurva dan indikator yang menguntungkan Iran. Penilaian Ahmadinejad atas kondisi Iran harus dicermati dalam koridor tranformasi ini. Dengan demikian kita dapat memahami pengakuan para pakar dan negarawan Amerika dan Barat.

Dalam pidatonya Presiden Ahmadinejad secara resmi menyatakan:

1. Kini Iran telah menjadi negara adidaya.

2. Keberhasilan teknologi satelit, roket dan nuklir Iran merupakan indikator penting dari keberhasilan dan sumber daya manusia, sains dan profesionalitas revolusi Iran, khususnya generasi muda.

3. Kemajuan teknologi Iran demi melayani perdamaian, bukan untuk perang dan menebar konflik.

4. Kekuatan Iran tersembunyi dalam tujuan-tujuan revolusi, Islam, teologi dan tauhid.

5. Iran menginginkan dialog untuk menyelesaikan masalah internasional dan regional. Iran pasti akan mengecam setiap bentuk arogansi dan tekanan militer maupun ekonomi.

6. Perubahan mendasar dalam perilaku Amerika merupakan syarat bagi solusi internasional dan regional.

7. Bush dan rekan-rekannya harus diadili karena agresi dan kejahatan yang mereka lakukan.

8. Kejahatan dan kerugian yang dilakukan oleh Rezim Zionis Israel di Gaza harus ditindaklanjuti.


9. Para pemimpin konservatif dan pendukung politik Amerika harus meninjau ulang pandangan mereka.

10. Masa arogansi telah berakhir dan kini manusia memasuki masa pemikiran dan budaya. Model politik dan ekonomi lama sudah tidak efektif lagi. PBB dan Dewan Keamanan membutuhkan perubahan.

Sejarah 100 tahun terakhir ditulis secara sepihak. Sikap Barat terhadap dunia Islm dan Iran serta perubahan Eropa dan Amerika berdampak pada kemajuan, perkembangan politik, sosial, budaya dan ekonomi dunia Timur.

Ringkasnya, gaya bicara di Iran hingga sebelum dimulainya revolusi Iran selalu berdasarkan perilaku, pengaruh dan dampak Barat terhadap Timur dan Islam. Revolusi Islam yang kini telah memasuki dekade ke-4 berhasil mengubah alur sepihak ini. Untuk pertama kalinya dalam seratus tahun terakhir, gaya bicara masyarakat internasional, para pengamat dan media-media internasional sudah tidak lagi mempertanyakan pengaruh revolusi Perancis, Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, Anarkisme dan lain-lain terhadap negara-negara Islam dan Iran. Pertanyaan utama selama 30 tahun terakhir adalah apa pengaruh revolusi Islam terhadap sistem internasional, regional dan nasional kini dan akan datang? Perubahan seperti ini dalam pemikiran dan pranata internasional tidak pernah terjadi dalam sejarah.

Ini pengaruh paling besar revolusi Islam Iran terhadap dunia. Pengaruh revolusi Islam Iran dapat disaksikan dalam transformasi politik negara-negara Islam dan non Islam, di Eropa Timur dan runtuhnya Uni Soviet, kecenderungan atas kualitas dan bentuk globalisasi, membebaskan pemikiran bangsa-bangsa tertindas, dalam sistem budaya dan media internasional, dalam pemikiran dan pola pikir, cendekiawan, buruh, seniman, mahasiswa, dalam memobilisasi umat Islam di tingkat nasional dan regional, munculnya pemimpin-pemimpin baru di tingkat nasional dan agama dan pandangan dunia setiap manusia mengenai kesempurnaan dan spiritual manusia. Semua ini merupakan hasil dari revolusi Islam.

Reaksi tokoh-tokoh politik Barat, khususnya Amerika menyaksikan kemajuan sains dan teknologi, peluncuran satelit komunikasi Iran, pengembangan energi nuklir dan semuanya menunjukkan betapa Barat dan antek-anteknya sangat ketakutan atas kemajuan sains, independensi pemikiran, inovasi dan swasembada Iran. Mereka berupaya keras di sela-sela ideologi bangkrut mereka untuk menghidupkan pemikiran, gambaran lama, kolonialisme dan kebergantungan di Iran dan seluruh negara-negara di dunia.

Ancaman militer, boikot ekonomi, menuduh sebuah sistem atau pemerintah sebagai karis keras, wacana dan kebijakan yang berlandaskan politik “Stick and Carrot”, kembali pada perubahan dan normalisasi, penguatan nilai-nilai Liberalisme dan Demokrasi Barat dan semua metode politik dan propaganda yang ingin menghentikan Iran yang revolusioner dan independen agar hanya bisa berjalan di tempat. Mereka juga berusaha menghidupkan politik dan wacana yang dahulunya sudah kolaps sebelum revolusi Islam.

Namun apa yang dilakukan Barat cepat tercium. Karena ilmu pengetahuan, informasi, pemikiran dan kebijakan telah mengalami perubahan dari seratus tahun yang lalu. Kini semua ini tidak lagi dimonopoli oleh Barat. Bila kita menambahkan keutamaan dan pemikiran dalam perimbangan saat ini dan kita mengetahui Barat, Amerika, Eropa dan sistem internasional seperti apa adanya, pasti timbangan kekuatan dan keadilan akan merujuk pada kenyataan yang ada saat ini.

Bangsa dan umat Islam Iran dalam setiap keputusan dan pemilu penting harus sadar akan tantangan dan kesempatan di awal dekade ke-4 revolusi Islam Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar