Rabu, 11 Februari 2009

Zionis Israel, AS, Uni-Eropa Makin Takut Terhadap Republik Islam Iran

Zionis Isreal, AS dan Uni-Eropa semakin takut dengan perkembangan teknologi luar angkasa Iran—terutama teknologi roketnya—ketika berhasil meluncurkan satelit pertama asli buatan Republik Islam Iran.

Ilustratsi
Ilustrasi
Teknologi roket pendorong itu amat mirip dengan kemampuan misil balistik. “Kami sangat khawatir dengan perkembangan Iran ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Perancis, Eric Chevallier.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama juga menilai langkah Iran itu tidak akan meningkatkan stabilitas kawasan Timur Tengah. “Upaya mengembangkan sebuah misil, melanjutkan program nuklir, ancaman kepada Israel, dan dukungan pada gerakan teror menjadi kekhawatiran pemerintahan AS,” kata juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs.

Ungkapan Jubir Gedung Putih ini makin memperjelas posisi AS yang membela terang-terangan Rezim Zionis Israel dan tersirat menganggap Hamas dan Hizbullah sebagai teroris, karena sudah bukan rahasia lagi kalau Republik Islam Iran mendukung penuh Hamas dan Hizbullah.

Dengan diluncurkannya satelit Iran yang disebut dengan Omid (Harapan) ini, Senin malam, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier makin ketar-ketir. Pasalnya Republik Islam Iran telah membuktikan kemampuannya dan itu berarti Presiden Republik Islam Iran, Ahmadinejad tidak sesumbar seperti yang diberitakan pers Barat selama ini.
Eric Chevalier
Eric Chevallier, Jubir Deplu Perancis

Satelit buatan Republik Islam Iranini itu didorong roket Safir-2. Zionis Israel memandang nuklir Iran itu sebagai ancaman mengerikan. Menteri Pertahanan Israel mendesak Pemerintah AS untuk tetap mempertimbangkan aksi militer terhadap Iran. “Kita harus bisa meraih pemahaman strategis dengan AS mengenai inti program nuklir Iran dan memastikan agar proses perundingan harus segera dilakukan. Sanksi juga harus ada dan siap diberlakukan,” ujarnya.

Di sinilah terlihat keberpihakan Barat yang jelas-jelas tidak adil terhadap setiap perkembangan Dunia Islam. Zionis Israel beserta konco-konconya, AS dan Uni-Eropa memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa mereka adalah negara-negara persekutuan yang hanya senang jika negara-negara Islam membebek dan menjadi budak-budak mereka seperti Mesir, Yordania dan Arab Saudi dan gusar jika kaum Muslim menjadi lebih pintar dan lebih kuat dari mereka.

Iran Memiliki Misil Yang Bisa Capai Israel dan Eropa?

Salah seorang pejabat di NATO yang menolak disebutkan namanya memperkirakan Iran memiliki misil yang dapat mencapai Israel dan Eropa tenggara. Padahal jauh-jauh hari Republik Islam Iran telah mengatakan bahwa misi roketnya itu semata-mata untuk perdamaian. Mengapa pihak Barat sedemikian berprasangka kepada Republik Islam Iran? Apakah sebuah negara Muslim di luar pihak Barat tidak diperkenankan meningkatkan teknologinya, sementara mereka sendiri dengan leluasa mengembangkan teknologinya bahkan SENJATA-SENJATA KEJI YANG DIUJICOBAKAN terhadap kaum Muslim Palestina di Jalur Gaza?

Pihak Barat menduga jika klaim Iran benar, berarti roket-roket Iran mempunyai daya jangkau 2.000 hingga 3.000 kilometer. Pejabat itu juga mengaku NATO telah mengembangkan sistem antimisil untuk melindungi negara-negara sekutu, seperti Bulgaria, Yunani, Romania, dan Turki.

“Jika ada negara yang berhasil mengorbitkan satelit, berarti negara itu juga dapat mengirimkan senjata nuklir dengan daya jangkauan antarbenua,” kata juru bicara Badan Pertahanan Misil AS, Rick Lehner.

Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Geoffrey Forden, mengatakan, Iran kini bagian dari “anggota klub eksklusif” negara-negara yang berhasil mengorbitkan satelit.

Data Badan Penerbangan dan Luar Angkasa AS, NASA, menunjukkan satelit Iran itu berhasil mengorbit, tetapi masih dalam taraf rendah. Namun, belum jelas apakah Iran menggunakan teknologi roket berkekuatan tinggi. “Jika memang begitu, itu baru menakutkan,” kata Forden.

Pemerintah AS telah memperluas sistem pertahanan antimisil ke Eropa dengan 10 sistem pendukung di wilayah Polandia dan radar di Ceko untuk mengantisipasi ancaman “negara-negara keras” seperti Republik Islam Iran.

Namun, sistem pertahanan itu tidak akan melingkupi Eropa tenggara. NATO berencana menyatukan sistem antimisilnya dengan sistem milik AS itu.

Ketakutan Pemerintah AS justru memperlihatkan sikap yang berlebihan dan tidak rasional terhadap perkembangan teknologi yang telah dicapai Republik Islam Iran.

Republik Islam Iran kembali menegaskan bahwa program satelitnya ini untuk tujuan damai. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari upaya Republik Islam Iran untuk membobol monopoli Barat dalam sains dan teknologi luar angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar