Kamis, 12 Februari 2009

Memalukan.... Wilders Dideportasi!

Dikawal 10 pasukan keamanan Inggris, Wilders digiring hingga didudukkan di kursinya dalam pesawat British Midland (BMI) nomor penerbangan BD111 menuju Schiphol.

Geert Wilders
Geert Wilders: Nasib si penghina agama dan kebebasan

Wilders murka atas perlakuan yang diterimanya. "Ini keterlaluan," ujar Ketua Fraksi Partai Kebebasan itu, seperti dikutip dari De Telegraaf malam ini atau Jumat (13/2/2009).

Menurut Wilders, sikap pemerintah Inggris tersebut merupakan tamparan bagi kebebasan berpendapat. "Ini tidak hanya tamparan ke muka saya, tetapi juga terhadap kebebasan berpendapat," demikian Wilders.

Sebelumnya pemerintah Inggris telah memberitahukan kepada Wilders melalui surat bahwa dia dicekal dan tidak welcome masuk ke Inggris Raya.

Namun Wilders memilih jalan konfrontasi dengan nekat terbang ke London. Dia semula dijadwalkan akan mempresentasikan film Fitna di House of Lords pada Kamis kemarin.

Wilders, pembuat film Fitna menjustifikasi perilakunya dengan alasan kebebasan. Namun film yang berdurasi 17 menit itu hanya mempertontonkan penistaan terhadap kaum muslimin dan menciptakan kecaman umat manusia. Dalam film itu, dia berupaya memperkenalkan sosok Islam sebagai agama teror dan kekerasan dengan mencuplik ayat Al-Quran di samping potongan peristiwa 11 September, pemboman London dan Madrid pada tahun 2004 dan 2005.

Berdasarkan prinsip liberalisme dan demokrasi, film Wilders telah menghina 1,5 milyar kaum muslim dan memporak-porandakan atmosfir kebebasan berpendapat di dunia dan sejatinya dia telah merusak kebebasan itu sendiri. Penghormatan terhadap keyakinan pihak lain merupakan salah satu klaim demokrasi liberal. Namun, ironisnya Wilders dan negara dan politisi Barat yang jargonnya mengusung demokrasi liberal malah menistakan kesucian ajaran agama Islam karena mengkhawatirkan penyebaran ajaran kebebasan, keadilan dan perdamaian Islam di Eropa.

Keputusan pemerintah Inggris yang melarang kunjungan Geert Wilders ke London, menyulut percik-percik tidak sehat antara London dan Negeri Kincir Angin itu sehingga sebuah pengadilan Belanda melakukan investigasi kembali mengenai film Fitna pekan lalu. Setidaknya pencekalan Wilders merupakan fakta bahwa kesucian agama apa dan manapun di dunia bisa memaksa pemerintah dan politisi Barat lainnya agar menghormati kesucian sekaligus menjaga kebebasan tanpa intimidasi agama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar