Kamis, 19 Februari 2009

Menanti Armagedon

Armagedon adalah nama perang yang ada didalam kitab suci Injil. Yakni perang antara baik melawan buruk, benar melawan salah. Sesudah masa itu maka, kedamaian akan terwujud dimuka bumi. Sebelum perang yang dijanjikan itu belum terwujud, maka entah berapa peperangan yang akan berkecamuk dimuka bumi ini. Hingga hari ini, tidak ada satu negarapun yang secara fisik dan mental, hidup dalam ketenangan dan ketentraman tanpa terlibat perang. Baik secara langsung ataupun tidak langsung, minimal terancam oleh perang. Keadaan inilah yang memicu terjadinya perlombaan senjata, pegunaan dan juga perdagangannya. Satu sama lain tidak akan terlepas dari tiga hal yakni, produser, penjual dan pengguna. Tapi yang lebih parah dalam kehidupan manusia yang mengaku beradap di zaman ini adalah mereka yang paling banyak membunuh manusia lain atau menjadi komando perang dimuka bumi ini.

Amerika Serikat menjadi negara besar berdiri di atas jutaan gelimpangan mayat dan darah, tumbuh dengan air darah dan sekarangpun masih hidup dengan gelimang mayat-mayat. Tidak ada batasan nilai kemanusiaan yang dipakai untuk kehidupan kecuali slogan yang harus diterima oleh kelompok tertindas. Slogan keadilan, perdamaian dan juga kebersamaan serta hak azazi manusia telah digunakan untuk mengusai dan menumpahkan darah. Dengan slogan-slogan inilah Amerika menjadi negara yang dikenal dunia sebagai negara Superpower. Anekdot dunia yang dipentaskan dihadapan manusia dalam drama tragedi dalam pentas politk global. Semuanya harus melihat dan menerima bahwa tragedi nyata ini sebagai sesuatu yang harus terjadi, bagi yang menolaknya maka dianggap sebagai penjahat dengan istilah tragedi ini disebut sebagai teroris.

Dalam pentas yang sama. Adalah sekelompok manusia yang membuat satu mimpi untuk menguasai dunia dengan membuat negara melalui logika pembunuhan. Kelompok ini menamakan dirinya sebagai Zionis. Dimulai dengan membuat cerita khayal membuat negara. Mereka mencoba memilih antara Rwanda, Argentina atau Palestina. Mereka menjatuhkan pilihannya di Palestina karena tempat itu memiliki nilai lebih untuk dapat menipu orang seagamanya dengan mengatas namakan agama. Padahal semustinya semua mengetahui dengan jelas bahwa negara Zionis yang dinamakannya sebagai Israel ini tidak berlandaskan agama. Tidak zionis dan tidak juga Israel semuanya tidak ada hubungannya dengan agama. Agama hanya dipakai untuk menarik agar demand (kepentingan) politiknya terpenuhi. Orang orang keturunan Israel ini sedang menggunakan agama Yahudi sebagai langkah untuk menipu keluarganya sendiri dan juga dunia. Kalau saja kaumnya dan juga dunia hendak membaca kembali sejarah dan memikirkannya sedikit, tentu akan mendapatkan kesimpulan untuk membukan penipuan ini. Penipuan ini begitu jelas. Penipuan ini dinyatakan sebagai kebenaran karena setiap orang yang berani mengatakan ini sebagai penipuan atau siapa saja yang berusaha untuk membuktikan penipuan ini harus diperangi dan dihukumi sebagai penajahat yang harus dihukum.

Penipuan lain lagi yang dipaksakan adalah keberadaan holocaust, dimana dengan peristiwa ini diceritakan sejumlah orang seagamanya terbunuh dalam tragedi peperangan dibawah Hitler. Dinyatakan dalam khayalan itu, bahwa sekian juta orang Yahudi telah mati ditangan Hitler, sehingga mereka pula berhak untuk membunuh orang dengan cara yang sama. Anehnya lagi bahwa mereka membunuh orang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Hitler. Bagaimana hendak menghubungkan Hitler di Eopa dengan orang Arab di Palestina. Kenapa holocaust dibalas dengan pembunuhan Arab Palestina yang beragama Islam dan Kristen?. Kenapa khayalan yang menjadi motivasi dari pembunuhan berkepanjangan hingga melebihi 7 dekade itu terus berlangsung?. Bagaimana semua kejahatan ini akan berakhir?. Bagaimana manusia akan memaknakan perdamaian ketika dibawahnya mengalir anyir darah dan bau mayat?. Bagaimana manusia akan memaknakan manusia sebagai pelaku ini semua?.

Sebagian manusia kemudian mempertanyakan kenapa harus Amerika dan Zionis yang menjadi pusat kejahatan dunia sekarang?. Karena inilah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan yang dapat dilihat dengan mata, dirasakan dengan indera dan difahami dengan sedikit logika. Hal ini begitu jelas, terang dan nyata. Dunia ini penuh gejolak kekerasan peperangan, dari benua Afrika hingga ujung Asia, Amerika hingga Eropa, semuanya ada hubungannya dengan kejahatan yang dilakukan oleh kedua rejim ini. (Amerika dan Zionis). Hingga hari ini setiap hari, puluhan dan bahkan ratusan orang mati akibat kejahatan politik perang kedua penjahat besar ini. Korban berguguran di Benua Afrika, Timur Tengah hingga Asia Tengah. Jauh dari itu juga terdapt korban juga di Asia Tenggara, juga di Amerika Latin. Mana belahan dunia ini yang selamat dari jarahan kematian yang dibuat oleh mesin pembunuh yang mereka ciptakan, atau tangan maut yang mereka rentangkan?.

Kalau hendak menggunakan rasio,maka kita akan berfikir dengan memula dari apa yang ada; yaitu apa yang dilakukan dengan penyebab perang. Kalau saja peperangan adalah kesamaan kehendak, keinginan dari satu hal atau sesuatu. Ini terlampau naif, karena sekarang bukan lagi zaman pemaksaan kehendak yang sama atas sesuatu sedikit. Sekarang adalah zaman dimana yang satu hendak berkuasa dan yang lain harus menerima kekuasaan itu. Permasalahan zaman ini adalah kolonialisme, penjajahan, penindasan dan kekuasaan. Demi untuk kelancaran program ini maka dibuatlah alat dan mesin perang (baca: untuk membunuh). Peralatan perang ini kemudian dijual dan dipakai, sehingga satu dengan lain saling bunuh, kemudian mereka masuk menjadi penengah dengan arti membunuh sebanyak mungkin sehingga kedua belah pihak yang berperang membagi kekuasaannya. Maka selama dunia masih termotivasi untuk membuat mesin dan alat perang, maka selama itu pula mesin perang peperangan merupakan ancaman bagi dunia, karena tidak ada niat dari penggunanan senjata kecuali untuk membunuh. Zaman mencari binatang buruan telah berakhir, sehingga sejata bukan untukmembunuh binatang buruan tapi untuk membunuh manusia.

Dengan berbagai alibi ini, perang di seluruh dunia (Afrika, Asia, Eropa dan juga Amerika), produksi dan penjualan senjata, serta ketamakan manusia untuk berkuasa, dan kelemahan manusia atas ketertidasan, maka kematian merupakan akibat dari semua sebab ini. Kematian menjadi konsekwensi dari keserakahan dan ketamakan, kekejamanan dan buta hati. Begitu kontradiksi antara semboyan hak kemanusiaan dan pemaksaan, slogan persamaan dengan penjajahan, perdamaian dan peperangan. Begitu jelas perbedaannya sehingga semustinya manusia berhenti mengobarkan perang.

Bagaimana manusia harus menerima kedatangan tentara Amerika ke Iraq, sekalipun dengan semboyan demokrasi dan perdamaian yang dilaungkannya. Apakah dengan alasan senjata pembunuh massal yang mereka sendiri buktikan sudah tidak ada lagi (karena memang pernah ada di Iraq karena Amerika, Inggris dan Jerman pernah menjadi supplayer senjata pembunuh massal (kimia) kepada Iraq dalam memerangi Iran), atau mengejar al Qaidah buatan meeka sendiri..?. Kemudian dengan alasan yang hampir sama pula Amerika harus tetap di Afganistan. Bukankah Amerika tahu dimana keberadaan Bin Laden ?, dan mereka tahu dengan jelas apa dan dimana al Qaidah berada?!. Bukankah ini semua adalah usaha pengembangan penjajahan Asia Tengah dan penjagaan kepentingan di beberapa tempat disana?!.

Rejim Zionis yang mengusai Palestina, akan sampai bila mereka melakukan semua penindasan dan pembunuhan yang terencana ini?. Dibawah sorotan mata dunia genosida di Palestina itu terjadi, pembataian yang dilakukan oleh rejim Zionis ini merupakan kekajaman pada dekade awal abad Melanium ini. Rejim Zionis lupa bahwa dunia telah cerdas sehingga setiap apa yang dilakukannya akan tampak dan tidak akan dapat disembunyikan. Manusia sudah sedemikian cukup matang untuk menilai sehingga dapat mempertimbangkan siapa yang menjadi pelaku kekejaman ini. Palestina menjadi hantaman kekejaman dan kebuasan manusia diabad peradaban modern ini, sehingga dunia melihat betapa manusia yang mengaku dirinya beragama ternyata tidak dapat dibayangkan kekejamannya. Kalau kembali kepada slogan agamaa untuk memotivasi bahwa Israel adalah negara yang diidamkan keturunan Yakub dengan alasan agama, maka akan diletakkan dimana agama dalam kekejaman ini?!. Yakub datang bukan untuk kekerasan, Yakub datang bukan untuk pembunuhan. Kenapa tipu-tipu masih harus dilanjutkan dengan pembunuhan lagi?. Kemudian bagaimana perdamaian akan dapat dinikmati oleh manusia ketika semua penyebab perdamaian telah dicabuli.

Perdamaian akan dirasakan ketika ancaman akan hilang, dan manusia menyadari dirinya sehingga tidak hendak berkuasa dan mengusai, karena sebaliknya manusia yang lain juga berkeinginan yang sama. Inilah persamaan itu, tidak menjadikan manusia didalam dua kondisi: penindas dan ditindas, karena penindas adalah kejahatan dan ditindas juga terpaksa menerima kejahatan. Keduanya bernilai negatif.

Dari semua ini masih tertinggal manusia yang benar-benar menginginkan perdamaian dunia, memberikan hak kepada yang berhak dan meletakkan semuanya pada tempatnya. Menghargai semua hak manusia karena tidak ada satu manusiapun yang mau haknya diambil dan ditindas, apakah lagi hak dan hartanya diambil dan dirampas. Jadi dengan penipuan, penindasan dan pemaksaan kehendak dunia tidak akan ada diam dalam kedamaian. Perdamaian tidak akan ada kalau saja semua ini dilakukan. Kalau saja tidak hendak mendengarkan seruan agama maka masih ada sanubari yang dapat dijadikan standard nilai sehingga dapat melihat manusia. Minimal apa yang dikatakan oleh orang Timur: Jangan mencubit kalau tidak mau dicubit. Begitu simpel, dimana didunia ini orang akan melawan ketika dia ditindas, dan berarti setiap penindasan akan ada perlawanan, maka peperangan akan berkobar. Untuk terjadinya perdamaian maka harus dihentikan segala bentuk penindasan dan pemaksaan. Selama penyebab adanya reaksi dan tindak balas, maka selama itu akan ada pertentangan, pertikaian dan peperangan. Sehingga tidak akan ada perdamaian. Maka kita semua mesti menyepakati untuk menanti Armagedon lain dengan peperangan juga.....dengan mengkhayalkan perdamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar