Minggu, 15 Februari 2009

Radikalisme Kuasai Logika Israel

Para penulis dan analis politik Jordania berpendapat seruan rasisme adalah yang paling kuat di masyarakat Zionis. Dalam analisa yang dipublikasikan Jumat (13/02), mereka menyatakan bahwa hasil pemilu terakhir Israel menunjukan bahwa radikalisme menguasai Zionis Israel.
Menurut Dr. Amin Mashaqbeh, dalam analisa, yang diterbitkan di koran al Dustur, mengatakan bahwa paralel dengan keberhasilan yang dicapai Livni dan Netanyahu, di Israel, meningkatkan frekuensi racisme Yahudi di masyarakat Israel dan meningkat teriakan-teritakan pengusiran orang-orang Arab dari negeri mereka, Palestina terjajah.

Mashaqbeh memberikan alasan hal itu dengan mengatakan, “Para ekstrimis radikal melakukan provokasi terang-terangah untuk bebas dari tubuh Arab di entitas Zionis Israel. Mereka menginginkan Yahudi murni di Israel. Sikap ini memperkuat dan memperdalam penolakan "prinsip hidup berdampingan. Sejak Palestina diduduki tahun 1948 sekitar 120 ribu orang Arab hari ini atau 18% dari total penduduk di Palestina terjajah, yang dipaksa tunduk pada kebangsaan Israel, hidup berdampingan dengan penjajah, tunduk pada undang-undang dan peraturan, mereka tetap menjaga indentitas dan budaya Arabnya, menolak untuk meninggalkan tanah dan rumah-rumah mereka di kota-kota dan desa.

Hari ini ada pengobar perasaan dan penambah krisis baru Arab – Israel, yaitu masa depan warga Palestina di wilayah yang diduduki tahun 1948.” Mashaqbeh menegaskan, "Cara racisme ini bukan lah hal baru bagi Israel. Siapa yang melakukan pembantaian di Kafr Kassem dan Deir Yassin pada 1948 untuk membuat shock dan mengancam penduduk dipaksa eksodus. Dia pula yang melakukan pembantaian berdarah dingin di Jalur Gaza tahun 2009. Akibat dari rasisme yang tumbuh di pihak Israel ini, harus ada sikap Palestina bersatu. Harus dibentuk front nasional di dalam Palestina untuk mempertahankan hak-hak rakyat Palestina di bawah pendudukan.

Pada saat yang sama menunjukkan sikap tegas Arab terhadap rasisme dan upaya-upaya untuk menghabisi pihak lain dan penggunaan aksi transfer (pengusiran) orang-orang yang tinggal di tanah histories mereka. Juga harus ada upaya mengembalikan resolusi Majelis Umum yang dibatalkan, yang menganggap entitas Zionis Israel sebagai Negara rasis. Serta mengambil langkah-langkah praktis untuk menolak cara rasis ini secara global dan rinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar