Kamis, 26 Februari 2009

Ledakan Kairo; Di Balik Sejumlah Pertanyaan dan Keraguan

Untuk kesekian kalinya masalah ledakan dan teror masuk dalam transformasi Mesir dan kemungkinan terlibatnya gerakan-gerakan Islam menghiasi halaman depan koran-koran Mesir dan Arab setelah melewati satu periode protes terhadap politik pemerintah seumur hidup Hosni Mobarak terkait perang 22 hari Gaza. Ledakan hari Ahad, (22/02) yang terjadi di dekat bundaran Al-Hussein Kairo menjadi sangat penting dengan mencermati waktu kejadian dan transformasi yang tengah terjadi di Timur Tengah.

Mubarak
Ramses Mubarak
Informasi Mengenai Kejadian
Informasi yang masuk dari Kairo menyebutkan bahwa ledakan terjadi di taman bundaran Al-Hussein dekat Masjid Al-Hussein pukul 18.30 hari Ahad 22 Februari 2009. Informasi tambahan menyebutkan, satu korban tewas warga negara Perancis dan 25 lainnya cedera. Kebanyakan mereka yang cedera berasal dari negara-negara Eropa ditambah 3 warga Arab Saudi. Secara teknis ada dua bom yang meledak dan diletakkan di bawah tempat duduk di taman. Bom pertama meledak, sementara bom yang kedua berhasil dijinakkan. Setelah kejadian tersebut, Dinas Intelijen Mesir menangkap tiga orang, satu di antaranya wanita, namun tidak menyebut identitas mereka.

Sekalipun ledakan itu sendiri jelas, namun berbagai laporan yang diturunkan media-media di Mesir penuh dengan asumsi dan pernyataan yang saling kontraduktif. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa ledakan yang terjadi di pasar wisata Khan Al-Khalili yang terletak di dekat Masjid Al-Hussein. Sebagian lain percaya bahwa kejadian itu akibat dua ledakan bom; satu bom dibawa oleh pengendara motor yang dilemparkan ke tempat ledakan dan yang satunya lagi diletakkan di dalam sebuah kamar di sebuah hotel yang berdekatan dengan tempat kejadian. Perlu diketahui bahwa semua laporan ini mengakui mendapat berita dari sumber yang bisa dipercaya.

Kelompok Fundamental Islam; Latar Belakang dan Ciri Khas
Sumber-sumber kajian dan laporan mayoritas pusat-pusat riset menegaskan bahwa Mesir menjadi pusat asli sumber gerakan fundamentalis di Timur Tengah, bahkan dunia. Berdasarkan ini pengalaman organisasi-organisasi ini dapat dikaji sebagai berikut:

1. Gerakan Jemaah Islamiyah. Lembaga ini merupakan organisasi Islam bersenjata utama dalam transformasi Mesir. Organisasi ini patut diperhitungkan karena jumlah anggota, tingkat operasi yang dilakukan, tingkat hubungannya dengan pihak asing dan yang paling penting adalah aksi-aksi militer berbahaya seperti teror Anwar Sadat dan upaya untuk meneror Hosni Mobarak, Persiden Mesir saat ini.

2. Gerakan Jihad Islami. Bila dibandingkan dengan Gerakan Jemaat Islami, organisasi ini lebih kecil, namun memiliki anggota yang lebih militan dan sangat rahasia. Informasi yang ada menyebutkan bahwa gerakan ini dalam melakukan operasi militernya sangat detil dan teliti. Gerakan ini termasuk paling banyak melakukan aksi-aksi militer anti pemerintah Mesir, kepentingan Amerika dan Rezim Zionis Israel.

3. Sejumlah gerakan fundamental kecil. Di Mesir ada sejumlah gerakan-gerakan fundamental kecil yang sejatinya adalah cabang dua Gerakan Jemaat Islami dan Jihad Islami. Gerakan-gerakan ini dahulunya berada dalam organisasi-organisasi besar, namun friksi dan infiltrasi agen-agen rahasia Mesir membuat gerakan-gerakan ini muncul dalam organisasi-organisasi kecil seperti Jemaah Takfir.

Selain gerakan-gerakan fundamentalis Islam bersenjata di Mesir, ada juga Gerakan Ikhwanul Muslimin. Informasi yang ada menyebutkan bahwa Gerakan Ikhawanul Muslimin sat ini melakukan aktivitas politiknya dalam koridor Undang-Undang Dasar Mesir.

Ledakan Bundaran Al-Hussein; Pertanyaan dan Keraguan
Laporan-laporan yang ada menyebutkan bahwa Gerakan Jemaat Islami dan Jihad Islami sebelum ini telah menandatangani nota kesepakatan dengan para pejabat Mesir yang berisikan poin-poin berikut:

1. Kedua gerakan ini harus konsekuen untuk mengikuti proses peran serta politik seperti yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin yang berhasil membuktikan eksistensinya di tengah-tengah opini publik Mesir.

2. Pemerintah Mesir juga konsekuen untuk membebaskan para tahanan dua gerakan ini. Sampai saat ini sudah banyak komandan Jemaah Islami dan Jihad Islami yang dibebaskan pemerintah.

Menyusul ledakan hari Ahad lalu di bundaran Al-Hussein Kairo sejumlah laporan mengungkap bahwa agen-agen Mesir menganggap tidak mungkin pelaku ledakan ini berasal dari dua gerakan Islam fundamental ini. Mereka menduga ledakan itu dilakukan oleh gerakan-gerakan fundamental Islam kecil.

Namun skenario yang diyakini oleh para pejabat intelijen Mesir menyebutkan bahwa ledakan itu dilakukan oleh organisasi-organisasi atau gerakan-gerakan fundamental Islam kecil yang sampai saat ini keberadaannya belum terdeteksi oleh mereka. Informasi yang masuk menyebut dua organisasi baru; Brigade Abdullah Azzam yang berafiliasi ke AlQaeda yang aktif di Mesir dan Suriah dan Jemaah Pejuang Muttaqi Mesir. Sebelum ini kedua organisasi ini mengaku bertanggung jawab atas ledakan di Al-Aqshar, Thaba dan Sharm Al-Shekih.

Dengan semua data-data yang ada ini masih tetap tersimpan pertanyaa asli mengenai siapa pelaku asli ledakan di bundaran Al-Hussein Kairo. Untuk pertanyaan ini ada sejumlah jawaban berbeda. Dari sekian jawaban penting, ada satu kemungkinan lain bahwa pelaku ledakan itu adalah agen-agen Dinas Rahasia Rezim Zionis Israel (Mossad). Mereka yang meyakini campur tangan Mossad dalam ledakan itu menyebut strategi ini sama persis seperti yang diterapkan di Lebanon guna memalingkan opini umum Mesir dan dunia guna mencapai beberapa tujuan:

1. Membangkitkan permusuhan terhadap Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas).

2. Membangkitkan rasa permusuhan dalam benak rakyat Mesir terhadap Hamas di Gaza.

3. Mensosialisasikan ide bahwa Jalur Gaza telah menjadi aktivitas anasir gerakan-gerakan ekstrim Islam. Dengan cara ini diharapkan Mesir akan memperketat blokade Jalur Gaza.

Selain itu ada juga skenario lain bahwa Dinas Rahasia Mesir sendiri yang melakukan peledakan itu. Dampak ledakan itu diharapkan mengeluarkan pemerintahan Hosni Mobarak dari pengucilan setelah Kairo sebelum tampak membeo Rezim Zionis Israel dalam blokade dan pembantaian rakyat Jalur Gaza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar