Wolfgang Schauble, Menteri Dalam Negeri Jerman memprotes sebuah pernyataan bahwa pesatnya penyebaran Islam akan menimbulkan berbagai keresahan dan ketakutan di masyarakat Barat. Adalah pernyataan yang keliru dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut laporan Kantor Berita Al-Quran Iran (Iqna) yang dinukil dari situs ‘al-Arab.Online’, Wolfgang Schauble Kamis, tanggal 29 Januari menyatakan bahwa kaum muslimin Jerman, juga harus memiliki kebebasan penuh dalam menyebarkan syiar-syiar dan beribadah menurut keyakinan mereka dan tidaklah di luar batas persamaan antar agama yang mencakup hak-hak politik, masyarakat, ekonomi dan budaya di masyarakat.
Dalam rangka perayaaan ke-tiga puluh tahun pembentukan ‘Pusat Dialog Islam dan Nasrani’ di kota Frankfut, Jerman. Ia menandaskan, "Konflik sering terjadi antar budaya dan peradaban, adalah pandangan yang keliru yang berasal dari klaim para cendikiawan ekstrim di Barat; tidak pernah terjadi di daratan Eropa."
Wolfgang Schauble, juga menyatakan bahwa kebebasan menyampaikan keterangan, akidah, hak-hak wanita, kebebasan beraktivitas menyangkut persoalan agama dan ibadah, melakukan dialog antar agama dan berbagai pandangan lainnya adalah hak-hak manusia yang telah disebutkan di dalam Undang-undang Dasar Jerman.
Pusat Dialog Islam dan Nasrani, didirikan pada tahun 1979 di kota Frankfurt, Jerman bertujuan mempererat saling pengertian dan persaudaran antara muslim dan nasrani. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Dewan Majelis Uskup Jerman mengambil alih tugas pusat dialog tersebut.
Pusat dialog ini sebagai perantara untuk menjalin ikatan pendeta-pendeta Nasrani dengan para imam masjid dan badan-badan lslam di Jerman, yang mengantarkan suatu hasil pemahaman yang lebih baik dan saling pengertian antar kedua agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar