
Akibatnya, musuh-musuh Iran jadi gelap mata sehingga tak mampu berkata dan bersikap wajar. Menteri Luar Negeri Inggris David Milliband adalah salah satu contohnya. Milliband hari Kamis kemarin mengatakan bahwa program nuklir Iran yang sebenarnya bertujuan damai telah menjadi ancaman besar bagi program perlucutan senjata nuklir. Menlu Inggris ini lantas mendesak kelompok enam besar, Dewan Keamanan PBB dan pihak-pihak terkait lainnya untuk bersama-sama menghentikan langkah Iran.
Tak ada justifikasi yang tepat untuk menyebut pernyataan Milliband selain mengatakan bahwa ia telah gelap mata. David Milliband sengaja menutup mata dari laporan badan-badan terkait program nuklir Iran yang mengakui bahwa program nuklir ini murni untuk kepentingan damai. Padahal di saat yang sama, ada ribuan hulu ledak nuklir yang memenuhi gudang-gudang persenjataan sejumlah negara tertentu termasuk Inggris sendiri. Jumlah ribuan itu tentu dapat menghancurkan bumi seisinya beberapa kali. Tak hanya itu, di negara-negara yang sama, ada pula ribuan ton bahan uranium yang telah diperkaya dengan kadar tinggi dan plutonium yang siap diubah fungsi menjadi bom-bom atom.
Bagi semua orang sudah bukan rahasia lagi bahwa dalam isu nuklir, AS dan sekutu-sekutunya menerapkan standar ganda. Salah satu bukti ketidakjujuran itu adalah sikap AS, Inggris dan Prancis yang mendukung rezim zionis Israel untuk memiliki senjata nuklir. Seperti diakui sendiri oleh sumber-sumber di dunia Barat, Israel saat ini menyimpan minimal 200 hululedak nuklir di gudang-gudang persenjataannya, padahal Israel tidak pernah mau tunduk kepada ketentuan internasional apapun soal nuklir. Ini artinya, Israel adalah ancaman yang sebenarnya bagi perdamaian dan kedamaian kawasan bahkan dunia.
Logika yang digunakan oleh kelompok Barat yang gelap mata ini adalah logika siapa yang kuat bisa berbuat apa saja. Masyarakat dunia masih belum lupa akan peristiwa ledakan bom atom yang meleburkan Hiroshima dan Nagasaki, dua kota di Jepang dengan korban ratusan ribu orang tewas, luka dan cacat. Di saat yang sama, AS bersama sekutu-sekutunya termasuk Inggris berlagak bodoh terkait isi perjanjian NPT yang memerintahkan semua pihak untuk melenyapkan senjata nuklir yang mereka miliki. Anehnya, mereka ini jualah yang malah menyibukkan diri menuduh Iran sebagai ancaman perdamaian dan bahaya yang mengganjal pelaksanaan program perlucutan senjata nuklir, hanya gara-gara Tehran menjalankan program nuklir damai. Lucu bukan? Itulah yang terjadi jika gelap mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar